Share

pelipur lara

Tika berjalan cepat keluar dari cafe, sesekali ia menghembuskan nafas kasar, menahan air mata serta sesak didada. Niat hati ingin melegakan pikiran malah menambah beban pesakitan.

Sungguh kesedihan yang Tika rasakan selalu saja tak berkesudahan, seakan alam mengutuknya untuk menjadi tokoh paling menyedihkan didunia ini.

Leo yang baru saja hendak berjalan memasuki cafe begitu terkaget melihat Tika yang keluar dengan raut wajah yang tidak baik-baik saja.

Segera ia berlari menghampiri dengan khawatir, "Tik, lo kenapa?" tanya Leo cemas.

Tika mendongak, ditatapnya Leo dengan mata sendu. Kemudian ia menggeleng sebagai jawaban.

"Apa ini ulah Marten?" tanya Leo dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status