"Kurang ajar!" Reyhan menonjok tembok rumah sakit.
Hatinya hancur saat Om Hars, memberitahukan bahwa selama ini Akira hidup dengan makhluk halus dan menduga bahwa istri Reyhan itu telah di jamah Genderuwo. Sesak dada Reyhan harus menerima kenyataan yang sangat pahit.
"Sabar Reyhan, Om memahami apa yang kamu rasakan. Tapi, kamu harus membantu dia untuk kembali sadar," ujar Om Hars, menghibur Reyhan.
"Lelaki mana yang tahan, membayangkan istrinya sudah di jamah orang lain Om!" seru Reyhan, bersungut-sungut.
"Iya, Om paham Rey, tenangkan dirimu dulu. Itu sebabnya Om bungkam sejak kemarin, karena tahu reaksi kamu akan seperti ini." Om Hars memijat tengkuk Reyhan, ia sedikit memijatnya supaya otak Reyhan rileks.
"Jika bukan kamu, siapa lagi yang mau menerima Akira? Jika tidak bukan untuk Akira, lakukanlah untuk Andara," jelas Om Hars.
Reyhan terdiam tak berani membantah, apalagi sudah menyangkut anaknya. Om Hars tidak tahu, bahwa selama ini ia te
Hujan mengguyur Kota Galuh sejak beberapa hari, hampir tidak pernah berhenti dari siang sampai sore. Derasnya air yang mengguyur tidak menyurutkan niat kedua orang yang ingin bertemu.Adibah tengah menunggu Reyhan di sebuah cafe, di kawasan wisata Karang Resik. Setelah bertahun-tahun lamanya, ia baru berani menghubungi pria yang pernah hadir dalam hidupnya. Hati Adibah sangat gelisah mengingat pertemuannya dengan Saga.Wanita cantik itu tidak pernah menyangka, bahwa Saga yang ia anggap sebagai pahlawan sekaligus sahabat dalam hidupnya. Ternyata hanya memanfaatkan persahabatan mereka. Keinginan Saga yang terdengar gila, belum mampu ia penuhi. Di sisi lain ancaman Saga juga tidak main-main tentang anaknya.Reyhan datang dengan keadaan basah kuyup, tanpa basa basi ia langsung duduk dihadapan Adibah."Ada apa? Setelah sekian tahun kamu baru menghubungiku lagi?" tanya Reyhan dengan nada kesal."Rey, kamu basah kuyup. Aku pesankan kopi ya?" ta
Jantung Om Hars berpacu lebih cepat, badannya gemetar hebat. Ia tidak asing dengan sosok yang memberinya peringatan, sosok itu adalah bengis. Hantu wanita yang sangat ditakutinya, sejak ia meninggalkan rumah tusuk sate tersebut.Supir yang melihat keadaan Om Hars memutuskan untuk berhenti di sebuah warung kecil, sampai keadaan majikannya membaik. Pikiran Om Hars melayang kembali pada puluhan tahun silam, ketika pertama kali ia membangun rumah itu.Dulu rumah itu hanya sebuah gubuk terbuat dari bambu, karena kasihan pada Ceu Lastri pembantunya yang sudah bekerja puluhan bersama keluarganya. Om Hars membeli tempat tersebut dengan harga yang pantas, harapannya suatu saat nanti ia bisa menjadikan tempat itu untuk dijadikan rumah kost-an.Ketika pembangunan di mulai, hal-hal aneh mulai terjadi. Dari mulai listrik yang terus mati, genset mogok dan barang-barang milik tukang yang hilang tanpa sebab. Tapi saat itu Om Hars belum mempercayai mitos tentang rumah tusuk sat
"Saga! Lihat tuh ulah kamu, Akira sama Rey berantem!" gerutu Adibah, kesal."Itu yang aku mau," sahut Saga tersenyum licik."Ih bener-bener ya kamu itu!" Adibah mendelik sebal."Iya, aku ngegemesin kan?" Saga mengangkat alisnya naik turun."Kita udah sepakat mau lurusin semuanya.""Tapi kamu lihat keadaannya, Dibah," bantah Saga, tak mau salah.Adibah hanya mampu diam, hatinya merasa bersalah atas apa yang terjadi pada keluarga Rey. Sepanjang perjalanan pikiran Adibah tak hentinya memikirkan Rey juga masa lalunya.***Seminggu berlalu dalam keadaan sendiri Rey termenung di ruang tamu, kegundahan hatinya membuat ia tidak habis pikir. Keyakinannya bahwa rumah ini membawa pengaruh buruk pada kehidupannya semakin menguat. Segera ia membuka ponsel dan memasang iklan penjualan rumah.Mencoba mengaitkan semua peristiwa untuk menarik benang merah dalam permasalahan hidupnya. Rasa lelah menghadapi Akira mulai merasuki hatinya, tapi mengingat
"Selamat pagi, sayang," ucap Saga, berdiri tegap di depan Akira. Di tangannya ia membawa bucket bunga mawar."Saga, ngapain kamu di sini," sahut Akira, ia terkejut dengan kedatangan Saga."Aku di sini, mau lihat bidadari surga," seloroh Saga.Akira memutar bola matanya, lalu melipat tangan ke depan, menatap Saga dengan tajam. "Tapi, sayangnya ini istri orang.""Ya kenapa, kamu kan mau cerai.""Dari mana kamu tahu?" Akira mengangkat sebelah alisnya."Apa sih yang Saga nggak tahu tentang kamu, baby." Saga membetulkan kacamatanya."Hmmmm.""Ini, buat kamu." Saga memberikan bucket bunga."Terima kasih," ucap Akira, menerimanya dengan senang hati, lalu mencium aroma mawar.Mereka berdua duduk di teras depan, membicarakan masa depan masing-masing. Akira masih tak percaya, Saga
Ketika rasa cinta telah sirna yang hadir hanyalah sebuah keegoisan. Kenangan indah yang dilalui selama pernikahan menjadi tiada arti. Terkadang orang bertindak tanpa berpikir, efek apa yang akan mereka dan orang sekitarnya hadapi.Begitupun dengan Akira yang memutuskan bercerai dari suaminya tanpa melihat perasaan anaknya. Ia tidak menyadari bahwa Andara sangat terluka atas keputusannya, anak yang sedang tumbuh di masa remaja dan sangat membutuhkan kasih sayang ayah juga bundanya. Kini harus kehilangan salah satu dari mereka.Rey dan Akira sudah sepakat untuk tidak mempermasalahkan hak asuh demi ketenangan Anaknya. Sidang perceraian mereka sudah berjalan yang kedua, hakim masih memberikan masa mediasi. Akan tetapi, Akira sudah bulat dengan keputusannya.Keluar dari ruang sidang, Rey mengejar Akira untuk membujuknya lagi. Karena masih besar harapan untuk mereka bisa bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh
Adibah mondar mandir di lorong rumah sakit, pikirannya tidak karuan memikirkan Rey yang sedang kritis di ruang ICU. Tangannya hendak memencet nomor handphone Akira, tapi hatinya kembali urung mengingat wanita itu bersikeras ingin berpisah dengan Rey.'Apakah wanita itu masih peduli dengan keadaan Rey sekarang?' tanya batin Adibah.Setelah berpikir panjang ia pun menghubungi Saga, karena menurutnya saat ini Akira hanya akan mendengarkan perkataan Saga saja. Lagipula ia juga butuh teman untuk menjaga Rey di rumah sakit.Orang tua Rey panik mendengar kabar yang mengejutkan, secepatnya mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Rey dirawat.Dari kejauhan terlihat dua orang tengah terburu-buru berjalan, seorang wanita yang tak lain adalah Akira menampakkan wajahnya yang sangat panik. Sedangkan Saga yang berada dibelakangnya dengan santai mengikuti langkah Akira, tanpa henti lelaki itu terus m
Adibah terpekur di atas hamparan sejadah yang membentang. Sepanjang malam ia tidak bisa memejamkan mata sedikitpun. Hatinya sangat hancur dengan kepergian Reyhan, orang yang paling berjasa dalam hidupnya.Bukan hanya mengenang jasanya saja selama hidup. Namun, kepergian Reyhan juga menghapus harapannya bertemu Firman. Meski Bu'e dan Pak'e tidak mengizinkan, Adibah yakin Reyhan akan membantunya mempertemukan Dhea dan Firman."Yaa Allah, ampunilah dosa Rey. Lapangkan kuburnya, semasa hidupnya dia orang yang sangat baik, terangkanlah kuburnya dengan cahaya yang indah. Terimalah dia di sisimu, Yaa Allah," ucap Adibah lirih.Berkali-kali telepon berdering, tanda panggilan masuk dari Saga, sejak semalam ia abaikan. Entah kenapa tiba-tiba saja lelaki itu mendadak perhatian padanya. Adibah hanya melirik ponsel sesekali, lalu kembali sibuk mengenang sosok Reyhan."Umi, semalam tidak tidur
Akira terlihat santai dan asyik dengan ponselnya, sesekali ia tersenyum membaca pesan yang masuk dari aplikasi whatsapp. Saga yang diam-diam memperhatikan tersulut rasa cemburu. Hanya saja, ia di sibukkan dengan ocehan Andara juga Dhea yang mengajaknya berbincang."Aku pergi dulu ya," kata Akira berpamitan sambil membereskan tas."Ke mana?" tanya Saga."Ada perlu," jawab Akira datar."Kuantar ya?" Saga menawarkan diri."Nggak usah, udah pesan taksi online. Bye semua." Akira melenggang tanpa mengucap salam.Adibah geram dengan sikap Akira, tapi ia berusaha menahan karena ada anak-anak. Wajah Andara berubah murung ketika bundanya pergi. Adibah menangkap ekspresi kecewa anak itu. Kemudian memberikan kode pada Dhea agar membawa Andara bermain di kamarnya.Tanpa menunggu lama, Dhea membawa Andara ke kamarnya. Saga terlihat sangat