Share

3. Casanova Si Pematah Hati.

"Jamessss."

"Hmmmm."

"Jangan pergi dulu." Amanda memeluk tubuh James dari belakang, namun James tak menghiraukannya.

"James, kamu denger nggak?" Amanda berusaha menahan pergerakan James yang sibuk memungut pakaiannya.

"Denger, gue belum tuli." Dengan santainya James memakai pakaiannya kembali tanpa menoleh kepada Amanda yang mengajaknya berbicara.

"Kok kamu gitu." Amanda mencebik melihat respon dari James yang terkesan cuek berbeda dengan semalam.

"Kenapa?" James telah selesai berpakaian lalu menghisap rokok seperti kebiasaanya.

"Kamu beda dengan semalam, sekarang kamu cuek, tadi malammm----" pipi Amanda bersemu merah, mengingat malam panas mereka.

James terkekeh sambil menyemburkan asap rokok dari mulutnya. "Ckkk." James berdecak, selalu saja begitu, setiap wanita yang ditidurinya berubah manja dan malu-malu. Ia bisa menebak, bahwa Amanda menginginkan lebih dari sekedar hubungan satu malam.

"Bagaimana kalau kita-----" Amanda yang masih télanjang berjalan dengan malu-malu mendekati James yang duduk di sofa sambil menikmati rokoknya.

"Time's up, gue harus ngantor. "James bangun dari duduknya, menghindari Amanda yang ingin memeluknya.

"James jangan gitu, aku belum puas kalau cuma satu malam." Amanda mencelos dengan penolakan James.

See, tidak ada satu wanitapun yang tidak terperangkap oleh permainan James di atas ranjang.

"Denger ya, lo siapa namanya----- James mengernyit. "Gue adalah casanova, banyak wanita yang telah gue tiduri, so." James menyangga dagu dengan sebelah tangannya. "Jangan harap ada malam kedua, ketiga dan seterusnya. Buang jauh-jauh pikiran elo untuk bisa main lagi sama gue, karena gue udah bosan dengam wanita yang telah gue pakai, apalagi elo itu bini orang, gue nggak mau ribut hanya demi barang bekas."

"James kamu tega ya, setelah malam panas kita, semalam kamu begitu menikmatinya." Mata Amanda berkaca-kaca.

James tertawa sinis, matanya memandang remeh Amanda. "Jangan merasa sok spesial lo, harusnya lo berterimakasih sama gue karena udah muasin elo." James bersedekap dengan angkuhnya.

"Oke oke lupakan argumen ini, aku hanya mau tahu, kapan kita bisa bertemu lagi, mmmmm maksudnya kapan kita bisa mengulang malam panas seperti semalam."

"Lo masih belum paham juga?" James menarik napas. "Gue bilang, gue nggak bakalan ngulang tidur dengan wanita yang sama sedangkan di luaran sana bejibun wanita yang mengantre untuk gue tiduri, paham lo! Udahlah, terserah lo paham apa nggak, gue nggak peduli. Gue cabut dulu, jangan khawatir semuanya udah gue bayar. Lo bisa istirahat sampai jam 1 siang, bye." Dengan santainya James keluar kamar hotel tanpa mempedulikan Amanda yang masih berdiri memandang James dengan rasa kecewa.

"Tidak semudah itu James, siapa suruh, kamu memancingku untuk tidur denganmu. Aku tahu kamu casanova tapi kamu juga harus tahu, aku Amanda Wijaya wanita yang keinginannya selalu terpenuhi dengan jalan apapun." Amanda mengepal sambil berjanji akan mendapatkan kembali kehangatan ranjang yang James berikan kepadanya, sekalipun ia menantang bahaya.

~~~~~~~~~~~~

"Semalam dari mana saja James?" Malika, wanita simpanannya James, memeluk James dengan manja setelah melihat James masuk ke apartemennya.

"Jangan bersikap seperti nyokap gue, May. Nyebelin, tau nggak sih." James melepas tangan Malika yang melingkar di perutnya.

"Cewek mana lagi yang kau kencani, tadi malam?" Malika mendesah lelah.

"Kamu, lama-lama nglunjak, ya May. Seharusnya lihat aku pulang, langsung sediain kopi dan sarapan, bukannya menginterogasiku seolah kamu adalah bundaku. Percuma aku keluarin duit banyak tiap bulannya buat melihara kamu." James terlihat marah.

"James maaf, bisa nggak kamu peduli sedikit aja tentang perasaanku." Malika memandang James dengan penuh harap.

"Ha ha ha ha, perasaan? Aku nggak salah denger, May. Sebelum kamu ngomong kayak gitu, kamu harus ingat, kamu yang mulai mempermainkan perasaanku. Jadi, terima saja konsekuensinya jangan menuntutku lebih. Kamu harusnya bersyukur, aku masih mau memeliharamu."

"Kalau begitu lepaskan aku, kamu menahanku disisimu agar bisa balas dendam, bukan? Dendam karena sakit hati, kalau kamu sakit hati karena aku, itu berarti masih ada cinta dihatimu. Bisakah kita mulai dari awal?" Malika memohon, menggenggam tangan James.

"In your dream." James melepaskan cekalan Malika di tangannya.

Malika tertunduk lemas, ia telah kalah telak dari James, andai ia bisa memutar waktu, mungkin sekarang hidupnya sedang berbahagia. Kini tinggal penyesalan yang tidak berguna.

"By the way, kalau kamu mau pergi, silahkan pintunya terbuka lebar untukmu, go a head." James menunjuk pintu keluar. "Kalau kau masih mau di sisiku, terima saja apapun perlakuanku padamu." Tanpa menunggu jawaban dari Malika, James langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.

James keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk putih di pinggangnya. Malika meneguk saliva di mulutnya melihat bentuk badan James yang proporsional, sudah hampir satu bulan, James tak menyentuh dirinya. Ia sangat rindu kehangatan James, banyak wanita yang bertekuk lutut kepada James karena selain kehebatan permainan ranjangnya, James juga sangat pandai memanjakan perasaan lawan mainnya, layaknya seorang ratu dan James adalah budaknya. James akan mengiyakan semua permintaan partnernya tanpa menuntut mereka untuk mengikuti keinginannya. Itulah sebabnya, wanita yang sudah pernah di sentuhnya akan sulit untuk melupakannya.

"James." Malika memeluk tubuh James yang masih setengah basah.

"Aku harus ke kantor, siapkan pakaianku." James tidak menggubris sinyal yang diberikan Malika padanya.

"Baiklah." Malika mengurunglan niatnya untuk menggoda James.

Sambil menunggu Malika, James menyempatkan membaca beberapa berita bursa saham di ponselnya. Selain mempunyai sifat buruk berpetualang dengan banyak wanita, James adalah seorang pengusaha muda yang handal dan mampu menjaga stabilisasi perusahaan warisan ayahnya.

"James." Malika memeluk James dari belakang. "Maafkan aku, aku janji nggak akan cerewet dan ganggu urusan kamu di luar sana. Aku rindu James, bisakahhh------" Malika meraba dàda bidang James. "Aku pengen James."

"Tadinya aku mau ngasih jatah kamu, tapi kecerewetanmu udah buat moodku berantakan. Sorry, aku nggak bisa, lagian semalam aku udah main sampai puas."

"James akuuu-------" Malika menahan sesak di dàdanya mendapat penolakan dari James, terlebih ia melihat banyaknya kiss mark di dàda dan punggung James.

"Ya Don, gimana?" Sekretaris baru, udah datang. Cantik nggak, bohay juga? Sip dah, good job. Oke aku segera meluncur, mau buktiin sendiri kata-kata elo. Ha ha ha tahu aja lo, tentu gue harus tes dia secara langsung." James tersenyum mesum ingin segera bertemu dengan sekretarisnya yang baru.

"James, kamu merekrut sekretaris yang baru?"

"Kenapa?" Senyuman James hilang mendengar pertanyaan dari Malika.

"Oh nggak pa pa, selamat bekerja, aku akan menunggumu." Malika menatap nanar punggung James yang meninggalkannya, sudah sering ia mendengar James memuji wanita lain di depannya. Tidak ada kehangatan yang ia terima seperti dulu. Semua karena kebodohannya yang membuat James membencinya. Sakit hati? Tentu saja, tapi itu sudah resiko ketika ia menghianati kepercayaan James kepadanya.

"Sekretaris baru, hhhh entah kapan kamu ada waktu untukku James." Malika bergumam sedih.

~~~~~~~~~~

Pagi ini di Baskoro grup.

"Pagi bos." Doni asistennya James menyambut di depan pintu ruangan direktur utama

"Sudah siang Don."

"Eh iya, sudah jam 10. Bos sudah sarapan?"

"Belum."

"Bos mau makan apa?"

"Seperti biasa dannnnnn bawakan juga pencuci mulutnya. "James mengedipkan sebelah matanya.

"E he he he siap bos, Dela sudah siap menghadap bos." Doni tersenyum, sudah hafal dengan keinginan bosnya.

Sesaat setelah Doni pamit, terdengar ketukan pintu dari luar.

"Masuk."

"Selamat siang pak, nama saya Dela."

"Siang." Mata James melebar, melihat sosok wanita cantik nan séksi berdiri di hadapannya. Kemeja dan rok yang dipakainya sangat ketat, menonjolkan lekuk tubuhnya.

"Pak--------"

"Kunci pintu dan tunjukkan kelebihanmu. "James tersenyum nakal.

"Secepat ini?" Dela membalas senyum James tak kalah nakal.

"Kamu keberatan?"

"Dengan senang hati pak."

TBC.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status