Share

06. Escape (1)

Mobil hitam itu melaju meninggalkan pekarangan luas mansion. Alicia menatapnya dari jendela kamar. Dia menghembuskan napas panjang sambil memejamkan mata sejenak.

Haruskah aku melakukan ini? Batinnya, mulai merasa ragu.

Dia ingat dengan jelas ancaman Lucius jika Alicia melanggar 'peraturan' yang pria itu tetapkan. Tapi, Alicia benar-benar ingin bertemu dengan kedua orangtuanya.

Semua ini bermula saat waktu sarapan tadi. Ya, kesehatan Alicia membaik setelah hampir satu minggu dia hanya terbaring di ranjang. Pagi ini, Alicia sarapan di patio bersama Lucius. Mereka makan dalam diam. Lucius tidak sedikitpun tampak hendak memulai pembicaraan dengannya, karena seluruh perhatian pria itu seolah hanya untuk topik di kepalanya saja. Lucius pun tidak lagi datang ke kamar Alicia. Seperti hari ini, pria itu berangkat pagi-pagi dan selalu pulang larut malam.

Alicia bertanya nama kota ini ke salah satu pelayan muda yang tadi tengah merapikan kamarnya. Dan ketika Alicia tahu bahwa dia berada di kota yang sama di mana dia dan orangtuanya dulu tinggal, Alicia langsung menyusun rencana di kepalanya untuk kabur.

Dan saat ini, adalah waktunya.

Setelah memastikan Lucius pergi, Alicia keluar dari kamarnya. Dia tersenyum kepada beberapa pelayan yang dilewatinya.

Semenjak Alicia setuju untuk patuh pada lelaki itu, Lucius benar-benar memperlakukannya selayaknya 'manusia' seperti yang pria itu katakan. Alicia tidak lagi khawatir pada makanan karena dia tidak pernah kekurangan seperti sebelumnya. Alicia juga dibebaskan untuk keluar dari kamarnya dan berjalan-jalan di mansion yang megahnya sangat keterlaluan itu.

"Nona Alicia! Nona Alicia!"

Alicia merasakan jantungnya nyaris jatuh ke rongga perutnya. Dia sedang berada di taman, hendak melancarkan rencananya ketika seorang pelayan wanita memanggil namanya dan berlari berjalan tergesa ke arahnya.

Alicia berbalik dan menatap Fio, pelayan muda yang tadi menjawab pertanyaannya. Tatapan Alicia jelas menunjukkan suasana hati buruk yang ia rasakan.

Fio tersenyum kikuk, menatap Alicia ragu-ragu, lalu mulai berkata, "Nona Alicia, kau tidak boleh pergi ke taman bagian sana. Tuan Lucius tidak akan senang jika seseorang mengunjungi tamannya tanpa sepengetahuan dia. Mari, aku akan mengantar Nona Alicia kembali ke kamar."

Taman rahasia milik Lucius? Yang mana?

Alicia menoleh ke belakang dan mengernyit bingung. Dekorasi taman yang indah ini tampak sama saja, tidak ada tanda atau apapun yang menjelaskan sesuatu yang 'private'.

"Ayo, Nona Alicia."

Alicia menoleh ke depan lagi dan menatap Fio dingin. "Siapa bilang aku mau kembali ke kamar?" tanyanya dengan nada dingin yang sama.

Fio, si pelayan muda itu tampak semakin gugup. Dia mendongak menatap langit, "Sebentar lagi pasti akan hujan. Ayo! Sebaiknya kita bergegas masuk ke dalam." tanpa menunggu respon Alicia, Fio menarik tangannya dan hampir menyeretnya dengan langkah tergesa, kembali menuju pintu belakang.

Alicia menghempaskan lengannya kuat, melepas genggaman Fio.

Fio terkesiap lalu refleks berbalik. "Maafkan aku!" serunya langsung sambil setengah membungkuk, menyadari sikap lancangnya.

Alicia tidak bersuara, kemudian ketika Fio mendongak, dia terkesiap lagi.

"Aku hanya ingin lepas darinya," ucap Alicia dengan nada lirih pelan. Air mata merebak keluar dan mengalir di pipinya.

Fio masih menatapnya terkejut dan meminta maaf berulang kali.

"Tolong aku."

Dia mengangkat wajahnya setelah menunduk dalam. "Maaf, Nona?"

"To-tolong... aku." Alicia terisak pelan, membuat sang pelayan semakin bingung.

"A-aku..."

"Maukah kau menolongku?"

Fio langsung mengangguk. "Apapun, asal Nona Alicia tidak menangis lagi." Fio menjawab. Bayangan hukuman atau omelan-omelan dari seniornya berputar-putar di kepala. Fio merasa benar-benar bodoh, telah membuat Nona Alicia sedih karena kecerobohannya.

Fio, si pelayan termuda yang sangat polos.

Hari itu, tanpa pikir panjang, dia mengantar Alicia keluar dari mansion tersebut melalui gerbang belakang yang dikhususkan untuk para pekerja.

Sambil melihat Alicia berlari semakin jauh, kening Fio berkerut dalam.

"Nona Alicia pasti sudah sangat merindukan Tuan Lucius sampai berlari-lari seperti itu untuk menemuinya. Akhir-akhir ini Tuan Lucius memang kurang perhatian. Kasian Nona Alicia." Fio bergumam pelan pada dirinya sendiri.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status