Share

Bab 11. Niat Busuk

Siswa di kumpulkan lagi untuk pembekalan, hari ini mereka akan berkemah di sekolah. Sebagai hari terakhir pengenalan lingkungan sekolah. Kegiatan  hari ini puncak dari kegiatan sebelumnya, sebagai hari pelantikan siswa baru juga. 

“Val!” panggil Jordi menghampiri sahabatnya. 

“Kenapa Jor?” tanya Valencia. Gadis itu menyiapkan tempat untuk membangun tenda. Jordi berjalan mendekatinya. 

“Sini aku bantu,” ucapnya mengambil alih tali yang di pegang, Valencia. 

“Memangnya tendamu sudah berdiri?” tanya Valencia. Dia tidak ingin Jordi mendapat masalah karena, selalu membantunya.

“Sudah, sekarang  aku tinggal menyiapkan buat kegiatan menjelajah sebentar sore,” jawabnya. 

Mereka membuat tenda bersamaan, disisi lain terlihat Bulan menatap sinis ke arah mereka.

“Jor, lihat Bulan menatapku sinis,” ujar Valencia. Jordi berusaha melihat hal itu perlahan sehingga Bulan tidak sadar bahwa Jordi melihat dia. 

“Kamu sih, dia menaruh hati denganku,” jujur Jordi, sambil terus memasang tenda.

“Serius!” pekik Valencia merasa terkejut dengan ucapan sahabatnya itu.

 

“Serius, aku saja tadi sempat bingung harus bagaimana,” jelas Jordi. 

Mereka tampak akrab di mata Bulan, kecemburuan membuat gadis itu ingin melukai Valencia.

Waktu penjelajahan dimulai, merek akan berkeliling mencari jejak di hutan belakang sekolah. Jarak tempuh hutan itu sampai kembali ke sekolah sekitar dua jam. 

“Val, bawa ini ya buat jaga-jaga. Aku takut Hana akan berbuat macam-macam denganmu. Seandainya kita satu tim pasti aku akan menjagamu,” ungkap Jordi.

Mereka mulai melakukan perjalanan.

Kebetulan saat ini mereka satu jalur walau berbeda tim, sedangkan di tim Valencia di dampingi Hana dan Farhan, Jordi satu tim dengan Bulan.

Ketika di pertengahan jalan ,Valencia berhenti sejenak. Dia tidak sanggup berjalan lagi. Jadi, dia memutuskan untuk meluruskan kaki-kakinya. 

Tanpa memberitahu timnya dia bersandar di bawah pohon beringin. “lelahnya masih satu jam lagi baru tiba di sekolah,” ujar Valencia.

Saat dia kembali menyusuri jalan tiba-tiba Bulan sengaja menyenggolnya hingga dia tergelincir, jatuh di tepi jurang. Saat itu dia tersangkut di pepohonan walau model tempat itu landai tetapi jika sampai jatuh ke bawah bisa membuat patah tulang atau cedera. 

Hana yang melihat kejadian itu di kejauhan seakan tersenyum jahat, dia hanya melalu Valencia. Gadis itu berusaha bertahan berpegangan di  pohon yang membuatnya tidak jatuh ke bawah. 

“Tolong!” teriak Valencia. Namun tidak ada satu orang pun yang mendengar suaranya. Berkali-kali gadis itu berusaha yang ada membuat kayu yang menjadi tempatnya bertahan semakin goyang.

Ariandra teringat benda yang di berikan oleh Jordi, dia pencet penda itu. Jordi yang berada jauh darinya melihat ada pesan alarm dari arloji yang di berikan ke Valencia.

“Kenapa dia, mengapa berada di pinggir tebing?” gumam Jordi. 

Segera Jordi meninggalkan anggotanya kembali ke arah jalan yang sudah di laluinya, dia mencari Farhan agar bisa membantunya.

“Kak, maaf bisa kita bicara sebentar,” ajak Jordi, menarik lengan Farhan.

“Ada apa kenapa cemas?” tanya Farhan yang masih belum sadar, bahwa timnya tidak lengkap.

Menghela napas panjang, Jordi mengeluarkan pertanyaannya. “Valencia ke mana kak?” tanyanya.

“Ada bersama tim, kenapa?” tanya Farhan lagi seakan, lucu dengan perkataan Jordi. 

“Kakak yakin dia ada di dalam tim?” tanya Jordi memastikan.

Merasa Jordi panik, Farhan mulai mengecek ulang timnya dari yang berjalan paling depan hingga yang paling tertinggal. Bersama Jordi dia menyusuri arah balik jalan itu. Merasa Valencia tidak ada  Jordi semakin panik, begitu juga dengan Farhan. 

“Hana, kamu tadi aku suruh paling belakang, kamu lihat Valencia tidak,” tanya Farhan panik.

“Paling dia sudah berada, paling depan,” ujar Hana berbohong. Melihat raut wajah Hana, Jordi yakin bahwa Hana yang membuat Val celaka.

“Kak percuma tanya dengan dia, ayo ikuti aku,” ajak Jordi, sambil melacak keberadaan jam tangan miliknya. 

Betapa terkejutnya Jordi, saat lokasi dari jamnya itu berada di jalan yang sisinya terdapat lereng landai tapi licin dan berbahaya.

“Val!” teriak Jordi. 

Merasa itu suara Jordi, dengan sisa tenaga yang dimiliki. Valencia berusaha berteriak, namun suaranya tidak terdengar. Akhirnya dia memutuskan menekan-nekan lagi tombol yang di tangannya. 

Jordi melihat lagi di layar ponselnya. “ Aku yakin Valencia berada disana kak,” ujar Jordi cemas. 

“Serius kamu Jordi, ini bukan main-main atau sekedar bercanda,” balas Farhan, agar perkataan yang Jordi lontarkan dapat di pertanggung jawab kan.

“Kakak, bisa lihat ini. Tadi sebelum berangkat aku memberikan jam tanganku ke dia, jam itu tertautkan GPS nya dengan smartphone saya. Sehingga jika aku lupa meletakkan jam tanganku, aku cukup melacak dari GPS di gawaiku,” jelas Jordi, ada rasa kesal di wajahnya.

“Buruan kak, kita harus mencari bantuan. Jika sesuatu terjadi padanya, aku harus bilang apa dengan orang tuanya ,” keluh Jordi merasa cemas. 

“Bagaimana caranya?” Farhan juga bingung, dia takut itu hanya lelucon Jordi. 

“Kalau begitu aku yang akan mencari pertolongan,” ujar Jordi. 

Mulai merasa yakin dengan kecemasan Jordi, Farhan menghubungi pihak sekolah, lalu dari pihak sekolah memanggil tim SAR untuk melakukan pencarian. 

 Tim SAR sudah tiba di sana tetapi, sudah tidak ada tanda lagi dari GPS jam tangan Jordi.  Gadis itu saat ini juga sudah tidak kuat menahan pegangannya, membuat tangannya  terlepas dari pohon yang menjadi penyelamatnya. 

Valencia terpelosok meluncur ke bawah dan jatuh di semak-semak,  matanya seakan berat untuk terbuka. Dia berusaha mengerakkan lagi jarinya untuk menekan jam itu. 

“Ada Sinyalnya  lagi, tapi posisinya berpindah. Jangan-jangan dia terjatuh ke dasar tempat ini, oh tuhan apa yang harus aku sampaikan kepada orang tuanya,” gerutu Jordi sambil meremas-remas kepalanya. 

Farhan merasa bersalah terlalu lama meragukan perasaan Jordi, seharusnya dari awal dia yakin dengan Jordi. Karena, mereka merupakan teman bahkan, seperti lebih daripada itu. 

“Lapor komandan, korban di temukan didasar. Mohon segera turunkan tandu, korban cedera,” ucap salah satu tim SAR yang menemukan Valencia. 

Mendengar ucapan itu, tanpa segan Jordi berlari menyusuri semua orang menuju tempat teman-temannya berada. Rasa amarah mulai menguasainya. 

Hingga dia bertemu sosok Hana dan Bulan,  kedua gadis itu berdiri seakan tidak terjadi apa-apa. Tangan Jordi mengepal saat dia memanggil kakak Seniornya itu.

“Hana!” teriaknya sekitar satu meter dari hadapan Hana. Mendengar teriakan itu wajah gadis itu pucat pasif.

Farhan yang masih mengejar jauh di belakang Jordi, terkejut tidak percaya dengan yang di lihatnya saat ini.

Plak ... plak ...!

“Aw! Apa-apaan ini?” tanya Hana dengan emosi. 

“Ini belum seberapa, dengar baik-baik. Jika terbukti kamu atau Bulan yang melakukan ini, maka kalian akan dapat perhitunganku,” ancam Jordi. 

Perkataan yang di lontarkan Jordi membuat Bulan terdiam, bulir keringat dingin mulai keluar di wajah Bulan dan Hana. 

“Memangnya apa yang ku perbuat,” tanya Hana masih merasa tidak bersalah. 

“Hai, tutup mulutmu! Kamu tahu jawabannya, seharusnya aku yang bertanya kenapa dia bisa terperosok,” bentak Jordi tepat di depan wajah Hana, sambil menunjuknya. 

Merasa posisinya saat ini terpojok Hana mencari aman, dia menyalahkan Bulan. Dia mengatakan bahwa bulan dengan sengaja  menyenggol Valencia hingga terjatuh, saat itu juga Jordi meneriaki Hana dan Bulan. 

“Setidaknya kalian berdua tersangkanya!” ujar Jordi yang melanjutkan, “Kamu berdua bekerja sama, jika kamu melihat mengapa saat di tanya kamu berbohong?” ungkap Jordi. Hana makin ketakutan, dia juga yang mengungkapkan kebusukannya. 

“Camkan baik-baik, aku akan membuat perhitungan dengan kalian. Jadi tunggu memang, kalau Valencia terluka parah kalian tidak akan selamat,” bentak Jordi lagi. 

Farhan langsung menarik Jordi dan menenangkannya. “Sabar Jor,” ujar Farhan. 

“Dia sahabatku, sejak kecil aku bersamanya, aku menyayanginya. Jika terjadi sesuatu dengannya ... seharusnya aku tetap bersamanya Kak,” sesal Jordi. Wajahnya masih emosi, semua siswa yang menyaksikan hal itu benar-benar tertegun. 

Tidak menyangka sesuatu buruk bisa menimpa Valencia, padahal tidak hanya Jordi dan Farhan yang menyukainya. Hampir semua siswa lelaki ingin dekat bahkan memiliki Valencia. 


Bersambung ...

Jangan lupa follow Instagram @Indraqilsyamil 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status