Share

XI

Setelah selesai mengajar kelas X-AK Satu Ayu menuju kelas XI-AK Tiga, perlahan Ayu membuka pintu kayu berwarna coklat berukiran kayu jepara, suasana jauh berbeda dengan kelas sebelumnya. Suasana sangat berisik bahkan suara riuh terdengar sampai luar kelas, mata pelajaran perusahaan dagang baru kelar maka tak aneh kondisi kelas sangat ricuh melebihi pasar dan kondisi ini sangat sering ditemui dimanapun guru mengajar. 

Bel jam pelajaran telah berbunyi sedari tadi, sebelum mengajar kelas XI Ayu kembali ke kantor mengambil berkas panduan mengajar kelas yang harus diberikan kepada kelas XI berupa kertas panjang berwarna pink yang harus diisi oleh ketua kelas atau wakil ketua kelas lalu ditandatangani oleh guru yang bersangkutan.

Ayu menyimpan tas dan merapihkan berkas di meja, masih terdengar suara riuh saat Ayu masih duduk, beberapa menit ia biarkan kegaduhan itu lalu menghentikan kericuhan di kelas, "Hai anak-anak ganteng dan cantik, bisa diam sebentar?"

Anak kelas XI tertegun Ayu yang menyadari itu memulai kelas.

Ternyata seperti ini ya rasanya mengajar,pantas waktu itu guru selalu diam kalau keributan sudah tidak bisa ditangani, dan terkadang memilih keluar untuk menenangkan diri, beda sekali dengan kelas sebelumnya yang tenang. Sudah tak apa, aku juga pernah ada di posisi mereka, sedikit banyak tau keinginan mereka.

"Akhirnya diam juga ya kalian," ujar Ayu lalu memperkenalkan dirinya "Hai nama saya Ibu Ayu, saya guru baru disini, kalau kalian mau kalian bisa panggil saya kakak," Ayu berusaha membuat suasana kelas nyaman.

"Aku panggil Kak Ayu boleh?" Tanya anak laki-laki yang duduk di barisan depan disahuti teriakan teman-temannya.

Ayu mengangguk dan menjawab "Seenak kalian aja ya, saya sih lebih suka dipanggil kakak, umur kita juga gak jauh," tawa Ayu.

"Umur Kak Ayu berapa?" Tanya anak laki-laki tadi penasaran

"Woooo, sok kenal sok deket banget ya Erik," ledek teman-temannya. Erik dikenal sering mengumbar cinta alias playboy, tak aneh jika itu berita benar, perawakan Erik sangat mendukung untuk itu dan parasnya pun tampan.

Ayu menyunggingkan senyum ke arah Erik, "Saya baru 22 tahun jadi panggil kakak aja ya," anak kelas XI mengangguk.

"Perkenalan kita cukup, lanjut ke materi ya," raut wajah anak-anak seketika berubah saat Ayu menyebutkan materi.

"Kita santai aja belajarnya, saya akan mengajar mata pelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa," Ayu mengitari barisan pojok seraya menjelaskan materi.

Ayu menyentuh lengan anak perempuan yang rambutnya digerai, anak perempuan itu mengarahkan pandangan ke mata Ayu menunggu perintah sang guru.

"Menurut kamu perusahaan jasa apa sih? Terus ciri-ciri perusahaan jasa apa?" Tanya Ayu, "Oh ya, sekalian perkenalan ya," tambah Ayu kembali mengitari mereka.

Anak perempuan itu menjawab pertanyaan Ayu, terlebih dahulu  memperkenalkan diri seraya bangun dari duduknya dan membungkuk sopan pada Ayu.

"Nama saya Jihan Fauziah Bu, saya akan mencoba menjawab pertanyaan Ibu, dari buku yang saya baca perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya memberikaan jasa berupa pelayanan kepada konsumen. Contohnya : bioskop, taman hiburan, bengkel mobil, salon kecantikan, dan lain sebagainya," jawab Jihan yang sudah hapal diluar kepala.

"Ciri-ciri perusahaan jasa ada empat yaitu : Kegiatan usahanya berupa pelayanan dengan menerima balas jasa, pembelian barang oleh perusahaan jasa tidak untuk diolah atau dijual kembali, pendapatan diperoleh dari pendapatan jasa, laba usaha diperoleh dari pendapatan jasa dikurangi biaya-biaya usaha," sambung Jihan.

Ayu merasa Jihan cukup pandai di bidang akuntansi, itu bisa terlihat dari cara Jihan menjawab pertanyaan yang diberikan bahkan tanpa membuka buku sekalipun. Ayu salut dengan kecerdasan Jihan.

"Siklus akuntansi ada beberapa tahap, untuk perusahaan jasa, dagang sendiri ada tiga tahap, tahap pertama adalah pencatatan, tahap dua pengikhtisaran, tahap tiga adalah pelaporan,” Ayu menjeaskan siklus akuntansi di perusahaan jasa.

Anak laki-laki di barisan depan mengangkat tangan dan mengajukan pertanyaan, Ayu menghentikan penjelasan memberi kesempatan anak laki-laki itu bertanya.

"Nama saya Erik Muchtar ka Ayu, saya ingin bertanya tadi kan kaka bilang tahap pertama itu pencatatan, maksudnya gimana ka? Apa saja yang harus dicatat?" tanya Erik.

"Pertanyaan yang bagus Erik." Ayu cukup kagum dengan antusias anak kelas XI. "Tahap pencatatan itu berarti kita harus mencatat semua kejadian yang terjadi secara kronologis mulai dari awal tahun hingga akir tahun. Yang harus dicatat adalah bukti transaksi, contohnya : memo, cek, kwitansi, dan tenaga akuntansi harus mencatatnya dalam jurnal lalu diposting ke buku besar dan disusun dalam neraca saldo." Ayu berharap mereka paham dengan penjelasan yang Ayu sampaikan.

"Ok, materi hari ini cukup sampai disini, besok kita sambung lagi ya, selamat istirahat!"

Anak kelas XI pamit sebelum meninggalkan kelas, Ayu masih sibuk merapihkan tas, laptop, dan berkas. Saat sudah selesai Ayu kembali ke kantor menikmati makan siang bersama guru lain.

***

Matahari berada di atas kepala lima senti mungkin, siang ini sangat  panas, matahari sangat menyengat, membakar kulit, warna zebra mengintai jika tidak pandai merawat kulit.

Guru baru selesai mengajar, waktunya istirahat, murid SMK Cahaya berhamburan menuju kantin, ada juga yang masih membawa bekal, kantin yang penuh dan sesak membuat mereka malas keluar lagipula bekal lebih terjamin kehigenissannya dan menambah tabungan.

Guru biasanya hanya memanggil office boy untuk memesan makanan di warung langganan yang sudah mereka percaya dan rasanya terjamin enak, pemilik warung sangat hafal dengan menu pesanan mereka.

“Mas Aslan, sibuk gak? Kalo gak sibuk bisa ke ruangan saya?” Ibu Reni menelpon office boy untuk memesan makan siang.

“Ada yang bisa saya bantu, Ibu Reni,” Mas Aslan  sangat paham dengan perintah guru di jam makan siang, hampir semua guru memesan makan siang dan bisa dipastikan Aslan yang ditugaskan membeli makan siang.

“Oh ya, saya mau minta  tolong beliin nasi goreng 10 bungkus sama gorengan 20 ribu, bisa?” Ibu Reni bertanya dulu apakah Aslan sibuk atau tidak, jika iya sibuk maka dia sendiri yang akan membeli makanan untuk semua guru.

“Bisa, Bu. Saya izin beli makanan dulu ya, Bu, Pak,” Aslan langsung mampir ke warung langganan orang kantor.

“Wah ada Mas Aslan, pesenannya kaya biasa ya Mas? 10 bungkus?” Saking seringnya Aslan beli makan siang maka pemilik warung sangat hapal dengan Adam dan pesanannya.

“Ini Bu pesanannya,” Aslan menyimpan pesanan Ibu Reni di meja yang langsung habis diserbu guru.

***

Ayu menikmati hari pertama mengajar, ia semakin tertarik menjadi Guru. Ayu ingin menjadi tenaga akuntan pendidik. Ayu serius dengan ini tapi Ayu masih berharap ia bisa bekerja di perusahaan suatu hari nanti.

Apakah Ayu bisa meraih mimpi nya bekerja di perusahaan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status