Share

92. Malam pertama (3)

"Tiara! Kok keluar, sih. Ini shower gimana?"

"Halah, modus, kan, Mas Fikri? Mau minta nambah lagi, kan, di kamar mandi?"

"Otakmu tuh yang ngeres. Beneran ini shower mati!"

"Ya sudah Mas Fikri pakai handuk dulu!"

"Iya, udah, istriku yang cantik. Buru sini!"

Aku pun masuk ke kamar mandi lagi dengan siaga 1 takut diisengin Mas Fikri. Saat kunyalakan shower, ternyata benar shower mati. Tak keluar setetes air pun.

"Yah, mati air berarti ini, Mas. Tampungan pasti juga sudah habis buat nyuci piring acara resepsi tadi malam."

"Terus gimana, Ra? Mana kudu mandi junub lagi. Butuh air banyak ini."

"Di lantai bawah ada kamar mandi yang ada baknya kok, Mas. Kita mandi di sana, yuk. Semoga airnya masih penuh."

"Udah pada bangun belum, ya, Ra? Malu tahu subuh-subuh mandi keramas. Ayo, Ra, temenin."

"Punya urat malu juga, Mas?" ledekku yang dibalas Mas Fikri dengan mendorong kepalaku.

Sambil membawa handuk, kami mengendap endap menuruni tangga takut ngebangunin yang lain. Dan aman, lantai bawah ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status