“Tuan, biarkan kami saja yang menghadapi mereka saat ini,” ucap Alexa sambil menghunuskan pedangnya.
“Itu benar tuan, meskipun setidaknya kami ingin menunjukan hasil dari penaklukan dungeon Luxurie,” timpal fighter Heptagram.
“Jika memang itu mau kalian. Tapi berhati-hatilah, level mereka sudah tujuh puluhan lebih. Aku harap kalian tidak gegabah meski kemampuan kalian sudah meningkat dengan pesat,” tutur Satria.
“Jangan khawatir tuan,” kata Alexa seraya tersenyum.
Rexa bersama lancer, fighter dan guardian dari Golden Wing mulai maju melangkahkan kakinya. Di belakang mereka kini hanya ada tiga orang petualang terkuat Golden Ging lainnya yang merupakan petarung jarak jauh, yakni satu archer, satu wizard, satu assassin dan satu priest. Mereka adalah petualang terkuat Golden Wing.
Melihat musuhnya mulai bergerak, Alexa bersama dua swordman dan lancer serta fighter dari Heptagram juga segera maju ke depan. Di barisan belakang hanya ada sorcerer, archer dan priest dari Heptagram saja. Satria, Noir, Nekora dan Trixi sendiri hanya terdiam berdiri di tempatnya seakan tidak berniat untuk ikut bertarung, hal tersebut tentunya membuat Rexa menatap tajam Satria dari kejauhan.
“Apa yang kau lakukan di belakang sana hah? Aku menantangmu duel satu lawan satu di sini!” teriak Rexa kepada Satria yang masih terdiam berdiri.
“Aku saat ini masih ingin melihat seberapa kuat dirimu. Jika kau cukup kuat untuk pantas berhadapan denganku, maka aku bersedia melawanmu satu lawan satu,” balas Satria.
“Assassin,” ucap Satria mengubah job classnya untuk mengantisipasi hal yang mungkin tidak terduga nantinya, dia khawatir ada assassin dari guild Golden Wing yang mau memanfaatkan situasi dan menyerangnya secara tiba-tiba.
“Cih, kau meremehkanku rupanya!” teriak Rexa sambil melompat menuju ke arah Satria dan mencabut kedua pedangnya sekaligus.
‘Trang’
Suara dentingan senjata beradu terdengar begitu nyaring saat Alexa yang juga melompat ke udara berhasil menebaskan pedangnya ke arah Rexa, percikan api seketika memercik dari arah benturan ketiga pedang. Rexa secara terpaksa menahan tebasan dari Alexa dengan kedua pedangnya yang dia silangkan di udara.
‘Tap’
“Lawanmu adalah aku,” kata Alexa seraya menatap tajam Rexa dengan pedang terhunus.
“Siapa kau sampai berani menghalangi jalanku hah?” gerutu Rexa.
“Aku Alexa, ketua asosiasi petualang Kerajaan Lunar!” tegas Alexa tanpa ragu.
“Kau pikir orang sepertimu cukup untuk mengalahkanku hah!” bentak Rexa sambil mengibaskan pedang di tangan kanannya hingga debu-debu di permukaan tanah berhamburan ke udara.
“Aku sendiri saja sudah cukup untuk membungkam orang bermulut besar sepertimu,” balas Alexa tanpa ragu.
“Menarik sekali. Baru kali ini aku bertemu sworder wanita yang berani menantangku,” tutur Rexa sambil mengalihkan pandangannya lagi kepada Satria.
“Aku harap kau tidak akan menyesal jika wanita ini celaka nantinya!” teriak Rexa dengan lantang. Mendengar hal itu Satria malah tersenyum saja tanpa mengatakan apapun, tentu saja Rexa tampak semakin geram dibuatnya.
Tanpa ragu lagi Rexa segera menerjang ke arah Alexa seraya menebaskan kedua pedangnya mengarah ke titik yang berbeda. Alexa dengan lincah segera bertindak dengan menangkis setiap serangan yang dilakukan oleh Rexa, suara dentingan demi dentingan senjata yang beradu terdengar begitu jelas seiring pertarungan dua sworder yang tengah terjadi.
Namun belum selesai riuh angin mereda, mendadak saja tanah kembali bergetar perlahan bersamaan dengan gemuruh angin yang berhembus dari arah satu swordman Heptagram lainnya yang belum bergerak. Pedang di tangannya tampak sudah diselimuti oleh aura merah membara, dia juga sudah siap dengan skill swordman level 60 miliknya.“Flame..” tutur swordman Heptagram yang masih terdiam di tempatnya tadi sambil mengambil ancang-ancang untuk menebaskan pedangnya.“Cih,” gerutu fighter Golden Wing yang masih melayang di udara. Tubuhnya kini menjadi sasaran swordman Heptagram yang sama-sama ada di udara, mereka beradu serangan sembari melayang jatuh ke tanah.“Burning mountain!” teriak archer dari Golden Wing sambil menarik busur panahnya, saat itu juga aura gradasi berwarna merah membara mulai menyelimuti panahnya yang diarahkan kepada swordman Heptagram.“Thunder rain!” kata wizard dari Golden Wing seraya mengangkat tongkat sihirnya ke udara, lima lapis lingkaran sihir mulai muncul dari sekeliling
“Sekarang!” teriak archer Heptagram. Saat itu juga swordman Heptagram yang tidak jauh dari mereka segera berbalik dan menebaskan pedangnya, ternyata sejak tadi dia masih belum menggunakan skillnya sama sekali.“Slayer!” teriak swordman Heptagram sembari menebaskan pedangnya mengarah kepada ketiga rekannya yang tadi ada di belakang. Saat itu juga tekanan udara tajam diselimuti api membara langsung melesat mengarah kepada archer, priest dan sorcerer Heptagram. Di saat yang bersamaan mereka bertiga segera menunduk ke bawah.‘Bhaammrrrr’“Heukh!” pekik assassin Golden Wing yang tidak keburu menghindar karena sudah bergerak menyerang priest dari Heptagram. Kedua pisau yang dia gunakan untuk menyerang priest segera dialihkan guna menahan tebasan jarak jauh yang datang kepadanya. Suara dentuman keras terdengar seiring dengan hancurnya armor milik assassin Golden Wing, kedua pisau di tangannya juga sampai terpental karena tidak kuasa menahan serangan skill swordman. Tubuhnya terpental jauh ke
“Cih. Aku pikir swordman itu berniat menggunakan serangannya untuk menyerangku,” gerutu guardian yang kesal karena skill pertahanan yang dia gunakan terasa percuma.“Tuan pengembara memang mengerikan. Aku tidak menyangka jika hanya dengan menahan skillku saja, assassin musuh akan terpancing dengan mudahnya,” batin swordman Heptagram seraya menatap Satria di kejauhan.“Semua pergerakan yang dilakukan oleh Heptagram berhasil membuat lawan bertindak gegabah dan menurunkan kewaspadaannya, sejak awal mereka kelihatannya jauh lebih percaya diri karena level mereka jelas-jelas sudah 70an ke atas. Tapi itu ternyata jadi bumerang bagi mereka sendiri,” batin Noir.“Sejak awal kelihatannya mereka memang sengaja mengincarnya,” pikir Rexa seraya menatap rekannya yang sudah terikat oleh akar-akar pohon di depan Satria.“Ada apa? Apakah kau mulai ragu bisa mengalahkanku hanya karena satu rekanmu sudah tumbang?” ejek Alexa kepada Rexa.“Cih. Jangan bercanda! Kau masih belum melihat kemampuan guild ka
“Apa kau yakin?” tanya lancer Heptagram.“Ya. Ingatlah setiap perkataan tuan pengembara saat melatih kita beberapa hari terakhir ini. Jika kita menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari kita maka akan lebih baik kita tidak mengulur waktu menunggu kesempatan yang datang, tapi kita harus bergerak membuat kesempatan demi kemenangan kita sendiri,” jelas archer Heptagram.“Semakin lama mereka mengulur waktu maka akan semakin jelas kelemahan mereka dan semakin jelas juga musuh lebih unggul dari mereka, satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah membuat kesempatan dengan memanfaatkan musuh yang belum banyak tahu tentang kelemahan mereka. Mereka harus menggunakan semua kemampuan yang mereka miliki untuk mengejutkan musuh,” gumam Satria.“Sebab sudah jelas perbedaan level, pengalaman dan kekuatan tidak akan bisa ditutupi. Sekarang atau mengulur waktu hingga nanti tetap saja kemungkinan mereka kalah akan lebih besar. Tapi berbeda jika mereka mengambil keputusan cepat, kemungkinan mereka
Tiba-tiba saja tanah kembali bergetar seiring dengan kepulan debu yang ada terhempas oleh gemuruh angin yang menderu. Semua orang terkejut bukan main sebab saat ini ketujuh anggota Heptagram masih berdiri di tempatnya tanpa bergerak dan terluka sedikitpun, mereka berdiri tepat di tengah-tengah cekungan tanah yang tadi berhamburan karena efek benturan sihir tingkat tujuh. Terlihat jelas archer Heptagram sudah mengarahkan busur panahnya kepada para petualang terkuat Golden Wing.“Frozen mountain!” ucap archer Heptagram segera melesatkan panahnya yang telah diselimuti oleh es.“Burning mountain!” balas archer Golden Wing yang juga langsung menggunakan skill archer level 60 miliknya untuk menahan serangan yang datang.‘Wwrrrr’‘Bhoomrrr’Suara gemuruh angin melesat dari dua sisi serangan yang berbeda, tak lama kemudian terdengar suara dentuman keras saat dua skill archer level 60 tersebut bertemu di udara. Permukaan tanah kembali berhamburan menghempaskan kerikil dan batuan kecil yang ber
‘Bhamrrr’Suara dentuman keras terdengar saat dua skill swordman level 60 tersebut bertemu, permukaan tanah ddi bawahnya langsung bergetar hingga membuat kerikil dan debu-debu di atasnya berhamburan ke udara. Mendadak saja wujud Rexa sudah ada di belakang Alexa sembari menebaskan pedangnya yang sudah diselimuti petir mengincar lehernya.‘Srink’‘Sret’Suara nyaring bersamaan dengan percikan api tampak terpancar saat tebasan Rexa berhasil mengenai bahu kanan Alexa, bahkan darah mulai mengucur karena bilah pedang Rexa yang diselimuti petir berhasil menembus armor yang dia pakai. Jika saja Alexa tidak segera menghentakan kakinya untuk menjauh mungkin luka yang dia derita akan lebih parah dari saat ini.“Dia, kecepatannya mendadak meningkat drastis,” gumam Alexa sembari memegang luka di bahu kanannya.“Wanita ini, padahal aku sudah bertindak secepat mungkin. Tapi respon pergerakannya benar-benar cepat,” pikir Rexa sambil menghunuskan kedua pedangnya lagi.“Apa yang terjadi?” ujar Noir saa
“Sword storm!” ucap Alexa menggunakan skill swordman level 30. Kini di sekeliling tubuhnya mendadak muncul bilah-bilah pedang yang berputar layaknya pusaran angin melindungi setiap titik dari tubuhnya.‘Tap’Rexa yang tadinya hendak mendekati Alexa kini sudah menapak jauh, dengan cepat Alexa mengerahkan pusaran pedang tersebut mengarah kepada Rexa. Tapi dengan mudahnya Rexa menggunakan skill yang setara hingga terdengar suara dentingan senjata yang begitu nyaring beberapa kali.“Dia mencoba melindungi dirinya dengan serangan yang luas ya, kelihatannya dia sudah sadar terhadap kecepatanku ini,” gumam Rexa sambil menggenggam erat pedang di tangan kanannya.“Dimensional..” ucap Rexa berniat menggunakan skill swordman level 70 miliknya. saat itu juga permukaan tanah Dungeon Luxurie lantai 30 langsung bergetar hebat layaknya gempa bumi, riuh angin juga bergemuruh dari arah Rexa berada bersamaan dengan pedangnya yang memancarkan aura hitam gelap layaknya api hitam yang membara.Alexa yang s
Mendadak saja dari balik kepulan debu yang mengepul tepat di belakang Rexa, sosok Alexa yang berbeda melesat dengan pedang yang telah diselimuti kilatan petir. Tanpa ampun lagi dengan telak Alexa menusukan pedangnya tepat ke punggung Rexa yang telah mati langkah. Sesaat Rexa sebenarnya bisa melihat kilatan petir menyambar dari belakangnya, namun ketika dia hendak menggunakan skill khususnya untuk melompat dengan menghentakan kakinya, tubuhnya sudah melayang jatuh karena Alexa yang ada di depannya segera menyapu kedua kakinya.‘Srink’‘Bres’Dengan telak pedang Alexa berhasil menembus armor di punggung Rexa hingga pedangnya tembus ke depan, meski begitu pedang Alexa hanya berhasil menusuk punggung sisi kanan Rexa seakan-akan dia memang sengaja tidak berniat mengincar titik vital di tubuh lawannya itu. Rexa sontak memekik kesakitan dengan darah mengalir dari tepi mulutnya.“Argh!” pekik Rexa yang kini tubuh bagian kanannya tertembus pedang Alexa tanpa ampun.Sementara itu di tempat lain