Share

Bab 4

"Kok gak diangkat, Mas?" tanya Hana sambil mencoba menggodaku.

"Biarin saja lah, nggak usah diangkat! Pasti bentar lagi dimatikan, setelah itu dia akan kirim pesan," jawabku kemudian.

Tak lama kemudian, telfon dari Sari terputus. Dan ponselku berbunyi nada pesan masuk.

"Benar kan, yang Mas bilang. Entar aja aku bukanya. Sekarang kita lanjut makan lagi, ya!" Kemudian aku langsung mematikan ponselku takut diganggu Sari lagi.

"Kamu cantik banget Hana pakai baju itu," rayuku di sela-sela makan. Hana hanya melihatku sambil melempar senyum.

"Mas, tadi kok datangnya lama banget, apa tadi kerjaannya masih banyak? aku nunggunya dah lama banget tahu," katanya dengan manja.

"Enggak kok, aku tadi masih mampir ke apotek beliin Sari vitamin dan pil KB buat kamu. Kemaren saat ketemu terakhir kalinya, sebelum kamu keluar kota aku lihat pil KB kamu tinggal sedikit. Jadi, ini aku belikan sekalian saja. Biar kamu juga ada stok," kataku. Aku lupa kalau ada banyak orang hingga suaraku kurang terkontrol.

"Mas ini, jangan kencang-kencang dong ngomongnya, kan kalau kedengaran orang kan bisa malu mas," ucap dengan wajah merah tersipu.

Setelah makan malam aku langsung ajak Hana jalan-jalan. Tak lupa aku mengajaknya masuk ke dalam sebuah toko dan membelikannya beberapa lembar pakaian haram kesukaannya.

Sekarang waktu sudah semakin larut malam, aku bergegas mengajaknya pulang. Di tengah perjalanan badanku terasa meriang. Mungkin karena capek bekerja serta bantuin Sari mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Akhirnya aku meminta tolong Hana untuk bergantian memboncengku. Karena aku takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Saat di bonceng aku tak segan-segan untuk memeluknya dari belakang.

Setelah sampai, aku melihat parkiran motor sangat sepi hanya ada dua motor milik Hana dan satunya lagi anak kos lain.

"Mas, gimana kalau malam ini kamu nginap saja di sini? Aku nggak tega kalau lihat kamu pulang dengan kondisi begini. Apalagi aku juga sudah kangen, sudah lima hari loh kita tidak bertemu. Masak kamu nggak kangen sama aku? Apalagi Sari masih palang merah pasti tidak bisa melay*ni kamu, tidur sini ya, Mas!"

"Gimana, ya Hana, aku itu nggak enak kalau keseringan ke sini. Apalagi kalau menginap begini. Sungkan sama tetangga kos yang lain."

Selama ini aku setiap main di kos Hana tidak pernah sampai menginap paling pol siang sampai sore, itu pun kalau kondisi kosnya sedang sepi. Kalau ramai aku tidak berani berlama-lamaan di kos Hana. Jika Hana ingin bermalam denganku, aku selalu mengajaknya ke hotel. Namun, untuk malam ini aku lupa belum booking hotel. Karena disibukkan oleh pekerjaan.

"Nggak apa-apa lah Mas, jangan sungkan, kan cuman sesekali saja. Di lantai atas ini cuman ada aku saja kok, yang lain pada pulang kampung. Lagian kan besok kamu libur kerja," ucap Hana sambil terus saja bergelendotan manja kepadaku.

"Nanti aku pijitin deh, janji! Terus besok aku akan masakin makanan kesukaan kamu," ucapnya sambil terus saja merayuku.

"Dasar ya, kamu memang nakal Hana. Kamu itu lebih nakal dari yang aku bayangkan."

"Ah, aku nakalnya cuma sama kamu aja kok, Mas. Aku nggak pernah sama yang lain. Dari dulu aku sangat mengidolakan kamu, Mas. Makanya saat pertama kali bertemu aku tak ingin melepaskan kamu," katanya sambil memelukku.

"Janji ya, cuman sama aku."

"Iya, janji."

Akhirnya aku pun setuju dengan tawaran Hana. Tak butuh lama kita pun langsung dimabuk asmara. Dia selalu berhasil menghipnotis aku, sampai tak sadar berapa kali aku sudah melakukan hal kotor ini.

Saking senangnya aku bermalam dengan Hana, hingga kami pun sampai bangun kesiangan. Bahkan badanku yang tadinya meriang, langsung sehat begitu saja. Hana sangat piawai bermain denganku.

"Aduh, Hana kamu kok nggak bangunin aku sih?" tegurku.

"Aduh Mas, aku sendiri bangun kesiangan. Aku nggak tega juga kali, bangunin kamu! Badan kamu kan lagi meriang."

"Mas, mandi sana dulu gih, udah bau kecut

Hana memang pintar menjamuku, bahkan istri sahku saja tidak ada apa-apanya. Aku menyesal kenapa nggak dari dulu dipertemukan dengan Hana.

"Mas, bangun dong, sudah siang nih, aku sudah buatin kamu sarapan," katanya dengan lembut sambil mendekatiku yang sedang bermalas-malasan. Tak lupa satu kecupan lembut Hana mendarat di pipiku.

"Rasanya, sekarang aku jadi malas pulang."

"Ya sudah nanti nginep lagi di sini," pintanya lagi.

"Nggak ah, nanti kalau Sari curiga gimana? Bisa berabe nanti."

"Iya, dah cepetan sana, mandi!"

Setelah keinget nama Sari aku langsung berdiri dan pergi mandi, meski malas.

Setelah selesai mandi, kita langsung sarapan bareng, dan setelah itu aku segera pulang. Di tengah-tengah perjalanan, aku baru ingat kalau aku belum memberikan pil KB yang semalam aku beli. Akhirnya aku pun putar balik kembali ke kos Hana.

Aku terpaku saat akan menyebrang jalan yang tak jauh dari kos Hana. Aku melihat ada sebuah mobil berwarna putih terparkir di depan gerbang kos Hana. Beberapa saat kemudian, keluarlah Hana bersama seorang pria dari dalam. Kemudian mobil itu melaju entah pergi kemana. Terlihat Hana sangat akrab kepada pria itu, rasanya hatiku langsung seperti tercabik-cabik.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fahmi
Setelah selesai mandi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status