Share

Menutup Hati

Penulis: Ai Ueo
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-05 23:05:19

"Ya, kok di sini, Pak?" tanya Najwa saat memandang orang yang menyapanya.

"Lagi anterin Mama belanja, Mbak sendiri lagi ngapain di sini?" Kenapa Dafa merasa ia memang ditakdirkan untuk sering bertemu Najwa, meski kecewa dengan status Najwa, tetapi dia tetap senang bisa melihat Najwa.

"Lagi anterin anak saya main, silahkan dilanjut, Pak. Mungkin ibunya sudah menunggu."

Dafa tersenyum lalu pergi dari sana, dia tau kalau Najwa tidak nyaman dengan kehadirannya. Sekarang dia semakin yakin kalau Najwa sudah memiliki pasangan.

"Siapa tadi?" Tania, ibu dari Bian yang duduk di samping Najwa mulai kepo pada sosok yang baru saja diusir oleh Najwa.

"Klien yang kemarin sewa resort buat acara." 

"Kok kayaknya udah akrab, udah kenal lama emang?" Feni, ibu dari Erlin ikut menanggapi.

"Nggak juga, sih, kemarin cuma sempat ngobrol karena rumah Mamanya satu komplek sama rumahku cuma beda blok aja," jelas Najwa.

"Kayaknya ada sinyal suka, tuh. Ketipu ama umurmu kayaknya. Dikira masih seumuran dia kali yak." Feni terbahak mengingat begitu banyak lelaki yang tertipu dengan penampilan Najwa yang masih terlihat berusia pertengahan dua puluhan.

"Iya, nih, wajah baby face banget, sih. Kasian, kan, anak orang pada ketipu." Tania pun ikut tertawa mengingat hal itu. "Untung Papi nggak tau, ya. Kalau dia di sini pasti udah abis tuh cowok."

"Minggu depan mau pulang katanya." Mereka memang dekat selayaknya keluarga karena seringnya pergi bersama.

"Tumben belum ada sebulan udah mau pulang lagi, pasti gara-gara Tasya, nih," tebak Feni. "Bisa nih kita kumpul, mumpung suamiku juga lagi di rumah."

"Boleh, tuh, udah lama nggak jalan bareng. Kalau suamiku, kan, siap setiap saat." Tania menimpali. "Seneng, tuh, pasti mereka bisa kumpul."

Tidak terasa waktu dua jam telah berlalu, setelah berbelanja mereka memutuskan pulang ke rumah masing-masing.

"Papi jadi pulang, kan, Ma?" Pertanyaan Tasya memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Papi mana bisa ingkar janji, sih, sama kamu. Kalau boong nanti bisa-bisa nggak boleh pulang ke rumah. Emang selain dibeliin baju, apa lagi yang lain?"

"Mana ada, cuma baju aja, Ma. Kan, emang buat pentas di sekolah. Kalau Papi beliin yang lain itu bukan Tasya yang minta."  Najwa sanksi kalau hanya itu yang diminta Tasya, karena Papinya itu pasti akan menuruti semua yang di inginkan Tasya.

Sesampainya di rumah, Tasya segera berlari ke dalam meninggalkan Najwa yang harus memarkirkan mobil.

Saat akan meninggalkan mobil, ponsel Najwa berdering. Segera ia geser layar untuk menerima panggilan video masuk.

"Kok di mobil?" Pertanyaan si penelepon setelah Najwa menjawab salam.

"Abis jalan sama Tasya dan gengnya," jawab Najwa.

"Pantesan tadi Bimo tanyain kapan pulang, kukira dia udah bisa ngeramal. Eh, nggak taunya istrinya abis ngumpul." Tawa di seberang sana menular pada Najwa. "Ngajakin ngumpul katanya, hari sabtu Eza juga pulang, jadi bisa kumpul semua." Bimo adalah suami Tania dan Eza suami dari Feni. Mereka memang selalu berkumpul kalau Papi Tasya pulang.

"Pulangnya hari apa? Acaranya Tasya jum'at pagi, loh ya." Najwa mengingatkan tentang jadwal pentas anaknya.

"Hari kamis udah terbang, mana berani aku telat. Ngingetinnya aja udah kayak ngingetin ibadah, sehari lima kali kadang bisa lebih." Meski bernada kesal, tapi suara tawa tidak luput dari seberang sana.

"Makanya jangan dimanjain. Mas, sih, nggak tiap hari ketemu, kalau pas manja ke aku bisa naik darahku," protes Najwa.

"Nggak, lah, kamu tuh wanita tersabar yang aku kenal di dunia ini. Tasya adalah harta paling berharga, nggak mungkin kamu bisa marahin dia." Najwa mengaminkan dalam hati. Tasya adalah alasan dia satu-satunya untuk bisa bertahan hidup hingga sekarang.

"Aku tutup dulu ya, nanti kalau Tasya nggak bisa hubungin aku, bilang sama dia kalau aku lagi rapat biar kerjaan bisa cepet kelar trus cepet pulang."

Sambungan diputus lalu Najwa segera masuk menemui anaknya, terlihat Tasya sedang asyik menonton televisi dengan eskrim di tangan kanan.

"Asyik banget nontonnya, acaranya apa, sih?" Najwa memilih duduk di samping anaknya.

"Nonton kartun lucu banget, Ma." Tasya tengah fokus menonton acara favoritnya. Saat Najwa akan beranjak, Tasya memanggilnya. "Ma."

"Kenapa, Sayang?" Tasya terdengar ragu saat memanggul Mamanya.

"Boleh Tasya tanya sesuatu? Tapi Mama janji jangan marah."

"Nggak, kok, emang mau tanya apa? Mbak Nia nggak bisa jawab ya?" Najwa mengira anaknya menanyakan tentang pelajaran di sekolah.

"Kata  Fira kalau keluarga itu harus setiap hari bersama, kok kita nggak?"

Najwa terdiam. Pertanyaan yang ia takutkan akhirnya ditanyakan juga oleh anaknya. Dia harus menjawab apa?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
yantimala yulidar
ceritanya bagus2
goodnovel comment avatar
Ieda
Ceritanya bagus dan tak sabar nak tunggu sampai abis ceritanya
goodnovel comment avatar
Awang Mulyadi
cerita yg bagus, sangat mengasyikkan dan bikin penasaran untuk di baca terus,sampai selesai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Jaga diri

    Tasya dan Bian menoleh, ternyata Dafa sudah berdiri di ambang pintu."Om." Bian mendekat, ia lalu mencium tangan Dafa."Baru nyampek, Pa," jawab Tasya seraya mendekati papanya."Mau masuk dulu?" tawar Dafa.Sebenarnya Bian tidak enak hati untuk menolak, tetapi ia harus segera pulang. Besok pagi sekali dia harus kembali ke kota sebelah untuk mengumpulkan rupiah."Lain kali aja, Om. Ditungguin mama," tolak Bian. "Kalau gitu Bian pulang, ya, Om. Salam buat mama Najwa sama Davin."Bian berjalan keluar gerbang, Dafa mengikuti untuk menutup gerbangnya. "Udah makan?" tanya Dafa seraya merangkul pundak anaknya, lalu mereka masuk bersama."Udah," jawab Tasya. "Mama sama Davin mana?" Dilihatnya tidak ada orang selain Dafa."Davin lagi ke rumah temennya. Kalau mama ada di kamar. Mau dipanggilin?"Tasya menggeleng. "Papa kalau udah capek istirahat aja, Tasya mau ke atas," ujar Tasya. Ia kini berjalan meninggalkan Dafa."Sya."Tasya berhenti saat papanya memanggil. Lama Tasya memperhatikan papany

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Kapan nikah?

    "Kapan nih, nikah? Tante udah nggak sabar lihat kalian di pelaminan," tanya Rania. Kini acara susah selesai. Selain keluarga inti Bian, tinggal Tasya dan Rania beserta keluarganya.Mereka tengah berkumpul di ruang tengah. Saat ini Tania sedang berganti baju, tinggallah Rania dan Tasya di sana."Doakan saja, Tante," jawab Tasya. Semua masih rencana, tidak baik untuk diutarakan."Anak Tante sebenarnya juga udah waktunya nikah, tapi sampai sekarang anteng-anteng aja. Nggak tau maunya yang kayak gimana," ujar Rania. Usia anak sulungnya selisih tujuh tahun dari Bian dan Tasya. Harusnya Revan sudah menikah dan Rania susah menimang cucu. Tapi apalah daya, anaknya masih betah sendiri hingga usia tiga puluhan."Mungkin memang belum ketemu jodohnya, Tante," jawab Tasya. Tidak mungkin ia mengatakan karena anak Rania itu memang sombong, jadi susah mendapatkan pasangan. Pasti Rania akan marah padanya."Mbak Tasya, mau minta foto." Radea, anak kedua Rania datang menghampiri."Boleh," jawab Tasya.

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Sudah dewasa

    "Ma, aku mau berangkat dulu, ya," pamit Tasya pada ibunya.Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Tasya kini sudah beranjak dewasa. Ia bahkan sudah menjalin kasih dengan Bian, sahabat yang dipuja Tasya sejak kecil."Iya, salam buat mama Tania, ya."Najwa masih sibuk di dapur untuk membuat makan siang. Dafa masih bekerja, sementara Davin belum pulang dari sekolah."Siap, Mamaku yang paling cantik."Tasya mencium pipi mamanya, setelah itu Bian bersalaman dengan Najwa untuk berpamitan."Bian pergi dulu, ya, Ma. Nanti Tasyanya Bian anterin agak malam. Setelah acara selesai," ujar Bian pada Najwa."Iya, Sayang. Mama nitip Tasya. Nanti kalau rewel kamu jewer aja.""Ih, Mama. Tasya udah gede, ya. Nggak ada rewel-rewel segala," protes Tasya yang membuat Najwa dan Bian tertawa.Tasya dan Bian menaiki mobil. Mereka akan pergi ke rumah Bian untuk menghadiri acara keluarga. Sudah beberapa kali Tasya menghadiri acara keluarga di rumah Bian, begitu pun dengan Bian yang juga sering ikut saat ada

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Keluarga baru

    Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat. Kedekatan antara Ferdi dan Rina akhirnya berakhir ke pelaminan.Saat ini Najwa dan Dafa tengah mempersiapkan perjalanan menuju rumah Ferdi, sementara Tasya sudah di sana sejak beberapa hari yang lalu."Udah masuk semua?" tanya Dafa. Sedari tadi ia sudah memasukkan beberapa tas ke dalam bagasi mobil."Udah kayaknya," jawab Najwa seraya melihat barang-barang yang sudah masuk.Rencananya Najwa dan Dafa akan menginap selama dua hari, sementara Tasya akan menginap selama satu minggu."Aku ganti baju dulu, Davin masih tidur di kamar bawah," ujar Najwa seraya meninggalkan Dafa yang tengah memanasi mobil.Najwa tidak langsung memakai baju untuk acara, tetapi ia memakai baju biasa dulu. Mengingat perjalanan dari rumahnya menuju rumah Ferdi cukup jauh.Mereka berangkat setelah semua sudah siap. Davin masih terlelap saat mereka memulai perjalanan.Sesampainya di rumah Ferdi, suasana sudah sangat meriah. Pesta akan dilaksanakan di rumah Ferdi saja karena

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Doa terbaik

    "Rudi yang bilang, Ma?" tanya Dafa pada ibunya Nila. Mereka sudah sangat akrab dari Dafa kecil, jadilah Dafa memanggilnya mama juga."Iya," jawab Lastri. "Mama mau minta maaf atas nama Nila dan Rudi. Selama ini mereka sudah nyakitin kamu. Mama masih punya banyak uang untuk membayarnya dan itu juga bukan tanggung jawabmu," lanjut Lastri.Sejahat apa pun Nila dan Rudi, Dafa tetap menyayangi Lastri. Baginya, Lastri tetaplah ibu yang baik."Dafa emang pengen ngasih, tapi bukan paksaan dari Rudi juga. Ini murni keinginan Dafa. Mama terima, semoga bisa membantu." Dafa menyerahkan amplop pada Lastri. Sebelum ini, ia sudah berbicara pada istrinya dan mereka sepakat untuk memberi sumbangan."Jangan, Nak. Mama nggak mau bebanin kamu," tolak Lastri seraya mengembalikan amplop itu pada Dafa."Dafa ikhlas, Ma. Nggak banyak, tapi semoga bisa bermanfaat. Terima ya, Ma." Akhirnya Lastri mengalah. Ia menerima uang pemberian dari Dafa seraya mengucap terimakasih.Hingga sore Dafa dan Najwa masih berad

  • 5 Tahun Setelah Bercerai   Rumah sakit

    "Ada apa?" Najwa bertanya saat dilihatnya suaminya hanya diam seraya menatap ponsel yang menyala."Lihat ini." Dafa memberikan ponselnya pada Najwa.Najwa menggelengkan kepalanya. Merasa heran karena masih ada orang yang tidak tahu malu macam Rudi."Kamu nggak perlu menanggapinya. Ini bukan tanggung jawabmu, Mas."Najwa menyerahkan kembali ponsel Dafa, ia lalu meraih Davin untuk memandikan anak itu.Dafa memilih memblokir nomor Rudi. Ia tidak ingin rasa sakit hati mempengaruhi kehidupan rumah tangganya. Rudi sudah sangat dewasa untuk mengatasi masalahnya sendiri."Aku mau beli nasi goreng dulu, ya," pamit Dafa."Iya," jawab Najwa dari kejauhan. Ia sudah bersiap untuk melepas baju Davin.Davin sudah wangi dan tampan. Rambutnya yang lebat dibelah pinggir. Pipi besarnya membuat siapa pun pasti gemas saat melihat Davin.Davin kini sudah kembali bermain, sementara Najwa mengambil piring untuk menikmati nasi goreng yang dibeli Dafa."Mama tadi kirim pesan," ujar Dafa seraya menyuap nasi gore

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status