Home / Lahat / Achilles Heel / 4. Langsung di Acc Bos

Share

4. Langsung di Acc Bos

Author: pineple
last update Huling Na-update: 2021-06-06 21:02:15

"Anak baru itu kayaknya nggak bakal datang," sahut Oliv yang lagi menaruh kue bolu coklat ke dalam kotak dengan sangat hati-hati.

"Nggak boleh berpikiran buruk gitu, Liv. Mungkin di perumahannya masih hujan." Raka mengelap meja pelanggan yang sudah kinclong tapi di ulang berkali-kali karena malas melakukan pekerjaan yang lain.

"Haduh, Ibu pusing dengar kalian ngomong. Kalau dia datang langsung aja kasih tau apa yang harus dikerjakan," tukas Ibu Wina sang bos toko yang sedang kebingungan karena hujan deras tokonya jadi sepi.

suara motor berhenti di parkiran lantas mereka bertiga langsung menoleh serentak saat itu perempuan dengan kemeja kotak-kotak, rambut panjang yang urak-urakan karena di terpa angin. Mata Oliv membulat saat tau yang datang adalah anak baru kemudian dengan semangatnya  berkata, "eh ibu! ibu!"

"IYA! IYA! Ibu juga liat Oliiv..," kesal Ibu Wina

Achi pun masuk dengan kikuk sambil membawa map berwarna coklat. "Permisi Ibu Wina, saya yang.." Kalimatnya terpotong karena Ibu Wina membalas, "sudahlah tidak perlu panjang lebar. Saya pikir kamu tidak jadi datang. kalau gitu..." 

Ibu Wina mengedarkan pandangannya ke arah lain, sampai mata Oliv tak sengaja bertabrak pandang dengan Ibu Wina. "Oliv! kemari!"

Oliv dengan manggut-manggut berjalan ke tempat Ibu Wina, "ada apa bu Wina?"

"Nah Achi, sekarang kamu akan di temani rekanmu ke dapur," ucapnya dengan nada ramah tapi Achi mengkerutkan alisnya dokumennya saja belum di cek bahkan diminta pun tidak tapi sudah di ajak ke dapur saja.

"Oliv kasih tau Achi ruang ganti dan hal-hal yang perlu dikerjakan!" titah Ibu Wina

"Baik. Bu," kata Oliv kemudian.

"Oh iya! map itu CV kamu kan?" tanya Ibu Wina yang segera dianggukan Achi, "sini biar saya cek. syarat yang kamu lihat di website hanya formalitas saja, saya butuh yang niat bekerja dan punya skill memasak."

Achi mengangguk paham tidak tahu harus menuturkan kalimat apa tapi karyawan yang bernama Oliv itu segera menggandeng tangan Achi tanpa basa-basi menariknya ke ruangan khusus karyawan. Achi sempat melihat ke Raka yang melempar senyum dan Oliv justru membuang muka karena takut.

Kini Achi dan Oliv berada di ruang petak putih dengan dua kamar mandi terpisah laki-laki dan perempuan. Lalu ada kaca besar lengkap westafel. Disamping itu ada meja kayu dengan 4 buah kursi yang juga terbuat dari kayu. Diatas meja ada seragam putih seperti yang dikenakan Oliv juga Raka, yang terlipat rapi di sisi pinggir meja.

"Achi, ini ruang ganti baju. Disitu ada kamar mandi dan meja ini buat istirahat. Kalau kamu kesulitan panggil aku ya," katanya lagi-lagi tersenyum lebar diakhiri kekehan di akhir. Achi sampai tak bisa berkata-kata karena kulit Oliv yang putih dan bersinar, matanya besar, bulu matanya panjang juga lentik, alisnya tebal, hidung mancung, dan wajah mulus, rambutnya gelombang di bawah. Wah! definisi cantik.

Segera setelah Oliv keluar, Achi pergi ke kamar mandi berganti pakaian. Rambutnya sengaja dikucir satu ke atas, mukanya bersih tanpa bedak. Hanya sedikit polesan lip tint di bibirnya. 

"Eh! kayaknya si anak baru itu cupu deh," ucap Oliv datang melihat kerjaan Raka membersihkan sisa tepung yang berserakan di meja dapur.

Raka menarik napas kasar dan secara tegas mengatakan. "Punya mulut itu di jaga, bukan asal cerocos aja ngeluarin pendapat ini itu. Belum tentu apa yang kamu lihat benar." 

"Ih! kamu kok gitu. Gak sependapat sama aku. Nggak asik." 

Raka melempar kain lap dari tengannya ke meja kemudian mengelap keringat menggnakan punggung telapak tangan, "ih! kamyu kok gitchu. Gak sependapat syama akyuh." Raka mengejek omongan Oliv karena sudah lelah bekerja dari siang sampai sore hari.

"HIH! Apaansi Raka. Jijik," ketus Oliv kemudian pergi ke pemanggang kue.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Achilles Heel   25. Get Over

    Pukul sembilan pagi Achi dikejutkan dengan kedatangan Reno membelakangi pintu kosnya setelah berhasil menggedor lima kali. Buruk ini buruk sekali Reno terlalu nekat! Achi sebenarnya ingin mengusir Reno karena jadwal mencucinya pagi ini, tapi dengan keras kepalanya Reno di support penyakit lupa nya Achi, mereka pun pergi. Masih dengan sisa jengkelnya meninggalkan pakaian yang belum sempat dibilas Achi menggepalkan tangannya berniat memukul helm yang sedang Reno pakai. Lihat wajah kesal Achi terpampang di helm mengkilat Reno.. Sudahlah lima menit lagi Reno bilang akan sampai ke tempat tujuan.“Kamu jengkel sama saya?” begitu pertanyaan Reno setelah mereka selesai memakirkan motor.Bodoh sekali, sebenarnya siapa yang mempermainkan siapa? maksudnya siapa yang butuh siapa yang dimarahi?“Sedikit.” Singkat jelas dan padat tapi Reno tidak sedikitpun membentaknya meskipun terlihat dari wajah, Reno naik darah tapi s

  • Achilles Heel   22. Sisi yang tertutup

    Tengah malam Ariye sengaja menelpon Pak Jimy selaku direktur Rumah Sakitnya. Sambil mengahadap ke sisi jendela besar yang menampakkan lampu-lampu perkotaan. “Halo? gimana Dokter Ari?” tanya suara dari seberang sana. “Pak direktur saya harap Anda tidak mencampuri urusan itu.” “Maksudnya?” “Saya tidak apa di cap buruk tapi ini demi pasien saya. Saya tidak mau dia terluka gara-gara Anda menyuapnya,” kata Ariye tanpa perlu basa-basi. Speecleesh Pak Jimmy setelah sepuluh detik kemudian. “HAHAHA… Saya sangat terkejut Dokter, atas pengakuan Anda. Ternyata Anda ini cukup pintar ya dalam melumpuhkan strategi. Tapi, ini tentang reputasi tolong pandang diri Dokter Ariye sebagai Dokter yang di cap sebagai prestasinya yang gemilang. Saya tidak mau itu terjadi.” “Hal-hal yang Anda takutkan itu tidak akan terjadi. Saya yakin itu tolong sepakati ini.” Jimmy sempat diam lagi selama dua menit lalu kembali menjawab dengan menghela napas terlebih dahulu.

  • Achilles Heel   21. People Pleaser

    Ariye diserbu beberapa teman dokternya. Laki-laki yang mukanya ditutupi plester itu sempat tertawa pelan, sangat memuakkan melihat orag-orang yang pura-pura peduli tapi sebenarnya hanya sebatas penasaran. Perlu dijelaskan bahwa yang namanya peduli itu hanyalah kebohongan yang sering dibenarkan. Dia memilih pergi dengan alasan jam kerjanya sudah selesai. Berita itu cepat terseba sampai ketelinga direktur Rumah Sakit karena siapa sih yang tidak mau membuat predikat dokter muda berprestasi, reputasi diatas rata-rata itu bisa dipandang buruk gara-gara satu jam yang lalu. Sementara Reno terdiam disudut kursi bangsal Mia sambil termenung. Pikirannya masih melayang mengenai pembicaraan sepuluh menit yang lalu tentang permintaan tutup mulut dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Cih ingin sekali ia menghajar direktur saat itu juga. Sampai suara ketukan pintu menyadarkan lamuan, Reno melihat sisi tenang Dokter Ariye yang berjalan kearahnya. Reno sempat terkejut meliha

  • Achilles Heel   20. Psywar

    Laki-laki itu terduduk setengah hari tanpa melakukan pergerakan sedikitpun. Minggu keempat belum juga ada kabar baik. Separah itu kah kecelakaan yang dialami Mia?. Diamnya Reno adalah amarah yang ditahan, tawanya Reno adalah kepalsuan, tegasnya Reno adalah pembenaran. Tiba-tiba saja ia memberontak keluar, menabrak apapun yang menganggu jalannya. Mata merah, ujung rambutnya basah dan tangannya dikepal erat. Dia menendang pintu ruang kerja Dokter. Satu sampai lima kali ia gagal kemudian mendobrak dengan bahu nya sekuat tenaga alhasil pintu itu terbuka lebar. Menjadi seorang yang memberontak seperti orang yang tidak punya akal adalah kebencian dalam hidupnya. Ariye kaget, belum sempat ia menarik napas tiba-tiba kerah bajunya sudah dicekam. Ini tentang harga diri dan nyawa jelaslah tindakan gila Reno adalah suatu pembenaran. "Anda harus bertanggung jawab! Saya tidak peduli apapun itu. Saya mau dia hidup secepatnya!" Ariye berusaha tenang meski tau apapun itu muka

  • Achilles Heel   19. Silent and Nature

    Achi terbangun pukul lima pagi, ia menguap lebar, melakukan perenggangan otot-ototnya sampai berteriak kecil karena badannya terasa remuk. Mood nya pagi ini tak seburuk kemarin mungkin karena panggilan video semalam berhasil meruntuhkan benteng introvertnya. Satu lagi yang Achi ketahui, mereka saling bercerita dengan jujur ceplas-ceplos, tidak ada yang perlu mereka tutupi. Achi sempat bertanya kenapa harus video call atau menelpon ditengah malam dan mereka memberitahu alasannya. Oliv merasa susah tidur, Raka suka bermain game, dan Reno dipaksa Raka. Seperti biasa biasa pergi kuliah. “Pak Dosen kemana ya tumben nggak datang?” perempuan yang duduk paling pojok mulai bosan. Namanya Sharun dia mahasiswi yang aktif bertanya dalam kelas. Pertanyaan yang diajukan berbobot, dia cantik, putih, matanya besar dengan bulu mata lentik, kulitnya putih cerah. Setiap kali melihatnya Achi pasti insecure. “EH! Diem-diem semuanya, gue dapet kabar Dosen,” kata Vino dengan pe

  • Achilles Heel   18. Presentasi Kelas

    Di ruang kelas yang sudah ramai, entah kenapa suasana kelas berubah mencengkram dari biasanya begitu juga tatapan mereka yang tampak berapi-api. Ah.. mungkin karena tugas presentasi mereka berlomba-lomba mendapatkan poin plus dari dosen. “Ci, lu dah siap?” tanya Lodeh teman sekelompoknya memberi tatapan horor. Achi mengangguk sebagai jawaban iya tapi di dalam jantungnya berdegup sangat kencang bahkan keringat dingin mulai keluar lagi seperti tadi pagi. Achi berharap prensentasinya dengan teman-teman kelompoknya berjalan lancar. Diwaktu yang sama dengan lingkungan yang berbeda berhadapan dengan teman-teman yang Achi pikir mereka orang-orang pintar dan hebat, seperti presentasinya kini Lodeh sedang mencatat beberapa pertanyaan. Achi bingung di tambah matanya tak sengaja beradu pandang dengan dosen. Ah buruk katanya tapi ia harus yakin benar salahnya urusan belakang, jangan terlalu takut dan lakukan saja. Lodeh selesai mencatat, tampak sekali dari raut w

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status