Share

Kematian yang Tragis

Sebelumnya ...

Anderson pergi ke gerbang istana untuk meminta bantuan pada teman-temannya yang sedang berjaga untuk menemaninya menuju ke hutan malam-malam begini. Semua orang tahu, jika pergi ke hutan dalam keadaan malam sama saja dengan bunuh diri. Hutan menjadi lebih misterius saat malam hari dan semua orang tidak akan masuk ke sana dengan alasan apapun.

“Aku membutuhkan bantuan kalian. Tolong bantu aku menyelamatkan istriku,” kata Anderson meminta tolong pada temannya yang sedang menjaga gerbang istana dan berpikir untuk membantu Anderson.

“Maaf sobat, bukannya aku tidak mau tapi kau tahu sendiri. Raja melarang warganya untuk masuk ke dalam hutan saat malam hari, itu sudah berlaku bertahun-tahun lamanya,” kata penjaga istana yang patuh pada peraturan kerajaan dan tidak ingin membuat masalah lainnya, karena bisa saja hal ini membuat jabatan mereka turun menjadi penjaga tahanan.

“Aku mohon, istriku berada di dalam hutan dan seorang pria membawanya pergi,” kata Anderson yang masih belum tahu jika Enzo adalah manusia serigala yang menyeramkan. Anderson berpikir jika Enzo membawa kembali Guinea ke dalam hutan dikarenakan tidak ingin melepaskan Guinea untuk bersama dengan Anderson.

“Maaf peraturan tetap peraturan. Kita tidak bisa melanggar hukum yang ditetapkan Raja. Kita berbakti untuk Raja dan itu sudah menjadi tugas kita,” kata penjaga istana yang teguh pada pendirian dan prinsipnya.

Anderson merasa frustasi karena dirinya tidak dapat melakukannya sendiri. Cara terkahir yang dapat dilakukannya dengan bantuan orang-orang. Sebenarnya Anderson enggan melakukannya karena ini menganggu waktu tidur seseorang tapi tidak ada waktu lagi untuk berpikir lebih panjang.

Anderson memang tidak dapat mengejar Enzo yang membawa lari Guinea dari dirinya. Anderson membunyikan lonceng yang menandakan ada bahaya yang terjadi pada kampung mereka dan membuat para warga terbangun dan mempersiapkan alat untuk menyelamatkan diri dan berkumpul bersama.

Semua warga berkumpul setidaknya selama sepuluh menit. Anderson yang melihat semua orang telah berkumpul menjadi merasa bersalah membangunkan orang-orang yang tertidur ini. Tapi bukan saatnya memikirkan rasa bersalah karena hidup istrinya dalam ancaman besar.

“Maaf telah membangunkan kalian, tapi ada orang jahat yang berada di dalam hutan yang membawa seorang wanita dengan kekerasan,” kata Anderson yang merasa ini tidak ada untungnya bagi mereka jika mengetahui hal ini.

“Bagaimana mungkin?! Tidak ada seorangpun yang berani masuk ke dalam hutan saat malam hari!” teriak salah seorang warga yang marah karena dibangunkan hanya untuk mendengar hal yang tidak masuk akal bagi mereka.

“Ini masalah serius! Apa kalian merasa telah dibohongi memberikan pengorbanan terus menerus ke dalam hutan yang bahkan tidak ada bahayanya sama sekali?! Kalian semua telah tertipu oleh orang yang berada di dalam hutan dan memanfaatkan situasi kita untuk kepentingannya!” teriak Anderson yang membuat para warga mulai tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Anderson.

Dalam pikiran Anderson, Enzo hanyalah orang yang memanfaatkan situasi untuk mendapatkan untung dari mendapatkan seorang gadis muda yang dimasukkan ke dalam hutan. Saat masuk Enzo akan menculik mereka dan membuat mereka menjadi budak dengan menjualnya pada orang asing yang memberikan tawaran tertinggi untuk bisa mendapatkan banyak keuntungan lainnya.

“Bagaimana kau bisa tahu?! Lalu bagaimana kami tahu kalau kau berkata jujur atau berbohong seperti ini?!” teriak salah seorang warga yang tertarik dengan pembicaraan Anderson ini.

“Dengan membuktikannya pada kalian! Semuanya tolong ikut aku sekarang!” teriak Anderson yang membuat warga yang terbangun saat itu menjadi penasaran dan mengikuti Anderson menuju ke hutan.

Warga tampak menyiapkan garpu rumput, obor, dan juga pedang yang dimiliki oleh orang-orang yang menyimpannya dalam keadaan darurat. Anderson adalah orang yang ramah bagi masyarakat, dan juga orang yang dapat dipercaya, karena itu sangat mudah menyakinkan warga mengenai cerita yang didapatkannya dari Guinea sendiri.

Saat telah sampai pada bagian depan hutan, mereka melihat serigala besar sedang memakan wanita yang sudah berbaring tidak berdaya di atas tanah. Anderson yang melihatnya merasa sangat marah dan meneriakkan hal yang seharusnya menjadi diam.

“Bunuh serigala itu!” teriak Anderson yang membuat para warga mengejar Enzo tapi saat Enzo hendak masuk ke dalam hutan kakinya terkena salah satu tombak yang dilemparkan para warga untuk membunuhnya.

Saat kaki Enzo terkena tombak, panah datang menembus kulit Enzo yang keras karena sekarang Enzo berada dalam wujud serigala kelaparan yang marah. Enzo telah membunuh Guinea dengan taringnya sendiri dan telah memakan jantung Guinea sebagai pembalasan dendam.

Enzo telah terbaring di atas tanah dengan banyak darah yang keluar dari tubuhnya. Enzo tidak berpikir panjang saat hendak membunuh Guinea. Seandainya saja Enzo membereskan Anderson terlebih dahulu, hal ini tidak akan menimpa dirinya, tapi Enzo sejak awal hanya berfokus pada Guinea dan amarah yang sudah ditahannya selama beberapa jam.

“Itu serigala yang sangat besar,” kata salah seorang warga yang melihat Enzo dengan bulu yang indah cocok untuk dijadikan sebagai pakaian dan juga mantel yang hangat saat musim dingin.

Anderson tidak memedulikan itu, yang dipedulikan adalah Guinea yang sudah tidak bernyawa dengan kaki, tangan dan jantungnya yang sudah hilang. Seketika Anderson menyadari luka pada putri bangsawan itu sama dengan apa yang terjadi pada Guinea saat ini.

“Serigala yang telah membunuh putri bangsawan Baron!” teriak Anderson yang sangat marah hingga mengambil pedang dan ingin memenggal kepala Enzo yang mana Enzo sudah tidak peduli dengan hidupnya lagi.

“Hentikan!” teriak seseorang yang membuat semuanya terdiam dan memberikan hormat dengan sopan.

Saat itu Enzo dapat merasakan kembali tubuhnya dan segera berlari masuk ke dalam hutan. Tidak tahu apa yang terjadi pada Enzo tapi tubuhnya dapat pulih dengan sangat cepat, lebih cepat dibandingkan dengan istirahat sejenak.

“Pangeran?” gumam Anderson yang membuat Anderson berlutut memberikan penghormatan pada pangeran kerajaan.

“Apa dia adalah orang yang kau kenal?” tanya pangeran yang melihat Anderson berada di samping mayat istrinya.

“Dia adalah istriku Yang Mulia,” balas Anderson pada pangeran.

“Aku turut berduka atas apa yang menimpa istrimu. Prajurit Anderson! Aku ingin kau datang ke istana besok dan berbicara secara pribadi denganku,” kata pangeran yang berdiri di depan Anderson memberikan dukungan.

Anderson masih tidak menyangka kemalangan akan menimpa Guinea yang baru saja resmi menjadi istrinya, padahal mereka telah berencana untuk pergi. Mungkin saja Guinea tahu akan seperti ini jika masih tinggal di sini, tapi Anderson tidak terlalu peduli dengan itu, tapi sekarang hati Anderson menjadi sangat peduli.

“Baik Yang Mulia!” tegas Anderson yang mana pangeran kembali ke istana dan sekarang tinggal Anderson dan para warga yang turut prihatin melihat kondisi prajurit Anderson yang tidak seperti biasanya.

“Anderson, istrimu sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Kita harus mengurus mayatnya,” kata salah seorang wanita yang ikut malam ini melihat apa yang terjadi.

“Iya terima kasih, tapi aku pernah mendengarkan jika Guinea tidak ingin mayatnya dikuburkan, dia hanya ingin mayatnya diletakkan di bukit tempat kesukaannya dan membiarkannya duduk menikmati pemandangan,” kata Anderson yang tidak menyangka perkataan Guinea akan menjadi kenyataan yang sangat pahit untuknya.

Para warga mengambil sebuah peti jenazah dan memasukkan Guinea ke dalamnya. Anderson ingin mengantar istrinya dengan pakaian yang layak hingga dengan cepat Anderson kembali ke rumah dan mengambil pakaian pernikahan mereka dan memakaikannya pada Guinea untuk menutupi dadanya yang bolong karena telah dimakan oleh Enzo.

Dini hari mereka mengantarkan Guinea ke bukit kesukaannya dan pada pagi hari di sini mereka dapat melihat matahari yang terbit dengan sangat indah, sama indahnya saat matahari terbenam. Anderson berada di samping Guinea mengantarnya dengan menahan air matanya. Tidak ada upacara pemakaman hanya ada orang-orang yang tidak mengenal Guinea dikarenakan wajahnya yang juga agak rusak.

Mereka sampai, Anderson menggendong Guinea yang mendudukkannya pada sebuah pohon yang menjadi tempat duduk kesukaannya saat bercerita. Wajah yang tampak tidak jelas, tapi Anderson tahu sekarang Guinea adalah pengantin wanita cantik yang pernah ditemuinya. Rasanya menyedihkan tapi mereka tidak dapat bersedih untuk waktu yang lama.

“Aku akan mencari Enzo dan membalaskan dendam karena meninggalkanmu untuk dimakan serigala. Aku janji sayangku, lalu apa kau akan membiarkanku hidup lebih panjang? Aku akan menemukan semua gadis yang dijual olehnya,” bisik Anderson yang mana seolah-olah Guinea mendengarkan perkataannya.

Anderson mengecup kening Guinea yang penuh dengan darah untuk terakhir kalinya lalu pergi karena besok akan ada pertemuannya dengan pangeran kerajaan. Para warga memberikan bela sungkawa atas meninggalnya istri Anderson dan merasa jika istri Anderson adalah orang yang baik. Nyatanya, sampai kematiannya Guinea tidak mengatakan yang sebenarnya pada Anderson dan Anderson masih menganggap kalau Enzo adalah penjual manusia yang telah membuat banyak gadis muda menjadi budak.

***

Disisi lain Enzo masuk ke dalam hutan dengan banyak darah yang mengalir pada tubuhnya. Bob melihat apa yang terjadi pada Enzo dan segera membantunya. Enzo secara tiba-tiba kembali ke bentuk manusianya dan mengerang kesakitan karena tubuh manusianya lebih lemah dibandingkan tubuh serigalanya.

“Sebenarnya apa yang terjadi?!” seru Bob yang mana istri Bob Poumi datang untuk membantu Enzo.

“Aku diserang oleh manusia,” kata Enzo yang menahan rasa sakitnya saat Poumi menarik saru persatu panah yang tertancap pada punggung Enzo.

“Apa?! Sebenarnya kau kenapa pergi ke wilayah manusia?! Apa karena istrimu itu?! Kau sudah dibutakan oleh cinta!” teriak Bob yang marah dengan apa yang terjadi pada sahabatnya sendiri. Bob tidak tahu harus memberikan nasihat apa lagi supaya Enzo bisa mendengarkannya.

“Aku membunuh istriku dan memakan jantungnya,” balas Enzo yang masih menahan rasa sakitnya.

“Bukannya kau sangat mencintai istrimu?” tanya Bob dengan nada suara yang lebih rendah dibandingkan tadi.

“Dia menikah dengan orang lain, dan ini membuatku marah. Aku membunuhnya di depan hutan, tapi sayangnya manusia-manusia itu datang dan menyerangku,” kata Enzo menjelaskan secara singkat apa yang terjadi padanya dalam wilayah manusia.

“Hah ... aku sudah katakan sebelumnya padamu tapi kau sama sekali tidak mendengarkanku dan malah percaya dengan manusia itu. Aku sudah katakan padamu, manusia tidak ada yang dapat dipercaya, mereka punya sifat tidak setia dan berkhianat,” kata Bob yang mana manusia serigala adalah makhluk yang setia pada pemimpin dan kawannya dan tidak akan mendapatkan pengkhianatan dalam kawanan mereka.

“Seharusnya aku sadar lebih awal semenjak Guinea sering keluar,” gumam Enzo yang mana Bob dan Poumi mendengarkan perkataan Enzo.

Bob dan Poumi saling menatap dan tidak ingin berbicara banyak karena bisa saja semakin membuat Enzo tertekan dengan hal ini. Bob hanya menyuruh Enzo untuk menginap ditempatnya.

“Terima kasih,” kata Enzo yang senang mendapatkan sahabat sekaligus keluarga yang baik padanya.

“Kapan saja sobat,” balas Bob yang pergi mencarikan makanan untuk dikonsumsi Enzo dalam masa pemulihan.

Enzo yang sekarang sendirian merasa sangat dibodohi dan tidak akan lagi menginginkan hubungan dengan manusia yang memiliki sifat tidak setia. Jika satu manusia melakukan kesalahan, manusia lainnya juga bisa melakukan hal yang sama. Walaupun sangat menyakitkan, Enzo merelakan kepergian Guinea dengan senang hati karena melepaskan beban yang ada pada dirinya.

“Cih sialan!”

***

Pagi hari muncul. Anderson sama sekali tidak tidur semalaman dan selalu menatap ke arah bukit tempat Guinea mendapatkan tempat yang terbaik untuknya. Anderson masih merasa bersalah dengan yang terjadi pada Guinea karena tidak mampu melindunginya.

Setelah mandi dan berpakaian rapi, Anderson menunjukkan wajah serius yang tidak seperti biasanya. Pakaian yang menunjukkan ketegasan karena kali ini Anderson bertemu dengan pangeran, orang yang terkenal dan sangat dihormati di wilayah kerajaan ini.

Pangeran menunggu Anderson di depan pintu masuk istana dan hendak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Anderson mengenai kejadian semalam.

“Hormat pada Yang Mulia Pangeran Cedric!” tegas Anderson yang memperlihatkan sisinya sebagai seorang pria tangguh dari suaranya yang keras.

“Jangan bersikap formal, aku mengundangmu sebagai teman bukan sebagai prajurit kerajaan,” kata pangeran Cedric yang menunjukkan rasa ramah tamah pada Anderson yang terkenal sebagai prajurit yang setia.

“Terima kasih Pangeran,” balas Anderson yang tadinya berlutut kini berdiri berdampingan dengan pangeran Cedric.

“Aku mengundangmu ke sini untuk membicarakan mengenai hutan yang banyak memakan tumbal,” kata pangeran yang berjalan menuju ke taman kerajaan dan mengajak Anderson untuk berjalan bersamanya.

“Maksud pangeran apa?” tanya Anderson dengan sopan.

“Begini, aku mendengarkan kabar kalau kau hampir setiap hari masuk ke dalam hutan dan keluar bersama dengan wanita. Aku jadi berpikir, apakah di dalam hutan semuanya tidak seperti yang kita pikirkan. Bagaimana kalau melakukan penyelidikan mengenai hutan. Aku tidak ingin setiap tahunnya gadis muda menjadi korban dari pemikiran masyarakat. Aku memikirkan ada hal tersembunyi di balik hutan kelabu gelap,” jelas pangeran yang peduli dengan rakyatnya dan tidak ingin terlalu percaya dengan yang namanya pengorbanan manusia. Manusia juga memiliki kesempatan untuk hidup, bukan untuk dijadikan sebagai korban yang mengenaskan.

“Pangeran sangat peduli dengan rakyat. Aku memang hampir setiap hari masuk ke dalam hutan dan bertemu dengan kekasihku yang sekarang menjadi almarhum istriku,” kata Anderson yang merasa sedih saat mengingat wajah Guinea yang tersenyum saat keluar dari hutan.

“Benarkah? Aku ingin mendengarkan penjelasan lebih detail mengenai hutan itu,” kata pangeran yang mengajak Anderson duduk untuk menikmati teh dan cemilan sederhana.

Perlakuan pangeran sangat baik terhadap Anderson yang belum pernah mendapatkan perlakuan seperti ini sebelumnya. “Baik pangeran, akan aku ceritakan apa yang aku lihat.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status