Share

RIFAT

"Kenapa sih, Din? Dari tadi kayak gak tenang gitu?" Mas Hanif menghentikan langkahku saat kami berdua sedang menaiki tangga menuju ruang meeting di lantai atas.

Aku yang memang dari tadi merasa tidak tenang dan curiga dengan ulah adik iparku, Dira, berhenti dan menatapnya ragu. Ngomong nggak ya? batinku.

"Ada apa?" tanya mas Hanif lagi.

"Enggak, Mas. Aku kok lagi agak heran aja ya sama si Dira. Dari kemarin dia kayaknya ngikutin aja kemana kita pergi."

"Dira? Ngikutin kita?"

"Iyaa, nggak tau juga sih, Mas. Mungkin perasaanku aja kali ya?" Aku mengedikkan bahu. "Dah ah yuuk, buruan, meeting bentar lagi," kataku kemudian, mengajak mas Hanif segera melanjutkan langkah.

"Memangnya ada masalah apa lagi sih kalian?" Sambil berjalan, mas Hanif rupanya belum puas dengan penjelasanku.

"Nggak ada, Mas. Ya biasalah, di rumah dia ngadu ke ibunya, ke mas Bram. Trus mereka ngomelin aku. Gitu aja sih kayak biasanya."

"Trus ngapain dia ngikutin kita?"

"Ih mas Hanif nih. Kan aku juga ngga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status