Share

Merenggangkan Otot

Kami masuk ke dalam ruangan itu pagi hari, dan keluar sore hari. 

Sepertinya semua bangsawan telah terlatih untuk menahan rasa lapar dengan baik, dan rasa bosan tentunya.

Secara terbuka Altair memutar bola matanya sembari menatapku dengan jenuh. Apakah hadir di pertemuan terlalu cepat untuknya? 

Saat aku melihat Duke Rakkalan berjalan di belakangnya, dialah masalah Altair. 

“Altair, mari kita pulang.” Itu hanyalah ajakan untuk pulang ke istana bagian barat yang sepi.

 Di sana kami merasa mempunyai satu gedung istana yang besar, dan bebas melakukan apa pun. 

Namun, aku menghentikan langkahku, hanya untuk memperhatikan hewan mistik milik pangeran Louis

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status