Drap!
Drap! Drap! Drap!
Wosh!
Anak panah aku lepaskan dan langsung menjatuhkan rusa yang memiliki tanduk yang tinggi.
“Kau menjatuhkannya!” teriakan Tanka itu begitu melengking di telingaku, aku mengusap telinga kananku.
“Jangan berteriak tepat di telingaku, Tanka.”
“APA!?”
Dia sengaja melakukannya, aku melihat senyum lebar di wajahnya.
Aku turun dari kuda, dN melihat rusa besar yang ada di depanku. Di Bumi dulu aku sering melihat hiasan dinding yang berasal dari kepala rusa. Apa aku harus membuat hal seperti itu?
Ini sudah lima hari berlalu dari aku meninggalkan ibukota. Sebuah surat datang dari Marquis Kingstone. Salam untukmu, rekanku dan anakku. Aku Marquis Kingstone menyambut niat baikmu mengenai penjualan ramuan obat tidur itu. Di kekaisaran ini insomnia yang akut memang sering kali terjadi, dan banyak yang menggunakan obat serta pendeta untuk membantu mereka tertidur dengan nyenyak. Aku telah mencari beberapa orang yang memiliki insomnia parah bagaikan kutukan, jika bisa tolong kirimkan contoh untuk dilakukan tes di sini. Aku sudah membaca surat kabar dari Earl Woodsy, Anda terlihat sangat keren sekali. Naga dan peri itu
Aku menguap, saat keramaian di depanku terjadi. Yang namanya pasar memang selalu seperti ini.Aku berjalan bersama Tanka yang bersembunyi di balik bajuku. Para kesatriaku dan kereta kuda itu ada di penginapan.Kota ini cukup besar, pelabuhan yang ada di sini termasuk besar. Kalau aku tidak salah ingat, pelabuhan di sini adalah nomor dua terbesar sekekaisaran.Saat di istana kemarin aku telah bertanya pada Verion dan Altair tentang alam yang kucari.“Ada koki hebat yang katanya bisa memasak apa pun. Apa kalian tahu di mana koki itu berada?”Aku bertanya dengan serius, mereka bisa melihat keseriusan dari mataku yang menyipit dengan rahang yang mengeras.
Suara teriakan dari semua pengunjung terdengar. Sepertinya aku harus memberikan ganti rugi karena keributan ini.“Maaf atas ini.”Aku tersenyum pada Arvena yang menatapku sambil memegangi mulutnya. Dia melihat bahwa aku sedang menahan tangan seorang penjaga yang memegang pisau.Ketakutan dari wajahnya itu sangat terlihat.Aku mungkin terlalu dalam bertindak. Tapi tahu tidak kita selalu membutuhkan momentum untuk mendapatkan apa yang kita mau.“Kau bajingan dari mana beraninya menggangguku yang merupakan orang kaya di sini!?”Pria jelek itu berteriak padaku, dia membuat dua penjaga yang terjatuh tadi harus berdiri dengan c
Kegelapan yang tidak terlalu gelap. Mataku yang merupakan mata lebih sensitif bisa melihat dengan jelas di dalam kegelapan.Aku melihat tubuh gendut itu sedang tertidur dengan nyenyak di kasurnya dengan dua wanita.Pakaian meja semua terlihat berantakan. Mataku tanya ternodai dengan itu.Aku menggerakan tubuh gendut itu dengan menggunakan kakiku. Sepatuku yang Bersol tebal membuat tekanan yang kuat di tubuhnya.Dia bergerak, menggeliat seperti ulat sagu yang menyebalkan.“Ada gempa?” Suaranya pelan dan parau.Berapa banyak obat dan alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya malam ini?Karena ak
Sejak tadi aku berjalan-jalan yang seperti pencuri.Tanka mengikutiku dan dia mengeluh karena itu.Setelah aku bertemu dengan para kesatriaku di penginapan cukup jauh di sini, aku menyibukkan diriku di pelabuhan.“Apa yang kau cari, Akion?”Pertanyaan Tanka selalu itu saja, dia pasti sangat kesal melihatku seperti tidak ada kerjaan.Setengahnya benar, karena memang benar aku tidak mempunyai pekerjaan selain menunggu apa yang kupesan pada Flem jadi.Dia telah membuat dua puluh lima kali percobaan untuk opor ayam, dan aku masih mengatakan rasanya tidak samaSedangkan untuk membuat kec
Yazza menggerakkan wine di gelasnya, memutar mengelilingi gelas wine yang lebar seperti mangkuk.Dia begitu tenang berhadapan denganku dengan mata bertemu mata. Dia sama seperti Verion, tapi versi ini lebih kuat dibandingkan Verion yang keberadaannya lebih lemah.Yazza memiliki kepercayaan yang tinggi, Yazza juga memiliki intuisi yang tajam. Dia bahkan tahu bahwa itu adalah aku.Aku tidak melihat pedang di tubuhnya, mungkin dia penyihir. Atau hanya seorang pemikir ulung yang percaya dengan penilaiannya bahwa aku tidak akan melukainya.“Anda sudah selesai mengamati aku, Akion?”Dia berkata sopan padaku tanpa mengatakan gelar atau menambahkan gelar lainnya, dan aku tahu dia lebih tua dariku
Ternyata aku bangun lebih siang dibandingkan biasanya. Siang maksudku adalah siang seperti kau terlambat pergi sekolah. Pukul delapan pagi, dan semuanya sudah sangat sibuk. Beberapa kali aku dapat mendengar suara kesibukan dari aktivitas di dapur. Aku melihat Tanka sudah tidak ada lagi di kamar, dia pasti telah pergi untuk menenangkan dirinya. Aku tidak mengkhawatirkannya diculik, karena dia sangat kuat dan aku yakin dia akan menyembunyikan wujudnya. Di saya seperti ini aku lebih suka kalau Tanka mencuri di kebun orang. Aku melihat ke luar jendela untuk memastikan dia apakah ada di dekat sini, dan aku tidak menemukannya. Aku menghirup udara pagi, dan kuputuskan untuk mandi. Jika aku ada di mansion utama Sanktessy, maka Bastian pasti akan sangat cerewet. “Tuan Akion, Anda sangat hebat.” Akh bisa mendengar suaranya. Aku tahu, pasti seluruh Sanktessy menjadi sangat ribut karena beritahu. Surat Harzem yang kuterima juga membahas tentang itu, membuatku risih dan malu secara bersam
Aku melemparkan batu Mana merah berukuran kecil padanya, dan dia menggunakannya dengan cepat. August yang telah tenang akhirnya mundur dan benar-benar menghilang dari hadapanku. “Petir ini membuatku terkejut saja.” Dia mengomel seperti biasanya. “Kau takut dengan petir?”Dia tidak menjawab dan hanya terdiam begitu saja. Aku anggap itu benar. “Memang dari mana saja kau, Tanka?” Tanka melihatku dan tertawa kecil. Dia adalah sosok yang bebas yang seringkali melakukan banyak hal sesukanya.“Aku menjelajah.” Dia tertawa. “Kau menjadi pencuri lagi?” aku menghelakan napas karena aku sepertinya benar. “Aku mengambil sesuatu dari tempat yang kuat bersama Sunny.” Dia melihatku dengan takut.“Sunny,” panggilku melalui telepati.“Ada apa, Ayah?” jawabnya dengan segera. “Kau dan Tanka dari mana?”Tanka hanya bisa diam takut mendapatkan hukuman dsriku yang katanya seperti anak kecil.“Kami ke rumah pendeta yang ada di ujung gunung, Ayah.” Jawaban itu membuatku bingung. “Apa kalian mencuri