Setelah Brifing pagi, Rena kembali kemejanya dan bersiap untuk melakukan pelayanan.seperti hari-hari sebelumnya, Rena berjuang untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan membahagiakan kedua orang tua juga adik-adiknya.Hanya keluarganya yang ada dipikiran Rena, tidak pernah muluk keinginan gadis itu, melihat senyum dan wajah bahagia keluarganya sudah sangat membuat Rena bahagia.Rena tidak pernah membayangkan menikah sebelum semua cita-cita itu terkabul.Maka dari itu, dia akan mengajukan syarat agar masih tetap bisa bekerja setelah menikah kontrak. Setelah kontrak itu selesai selama 5 Tahun, setidaknya ia masih mempunyai pekerjaan karena uang lima Milyar kompensasi yang Andra berikan, bagaikan air yang akan habis begitu saja.Pagi itu Rena masih bisa termenung di mejanyac karena keadaan cukup sepi, nasabah baru datang beberapa orang itu pun hanya melakukan setoran ke Teller.Tangannya mulai mengaduk isi tas, mengecek alat komunikasi berbentuk pipih yang sedari tadi bergeta
Setelah menurunkan Rena di pinggir jalan, Ricko bergegas kembali ke kantor untuk melaporkan hasil pertemuannya tadi dengan om Bimo dan Rena kepada Andra.Sepanjang jalan bibirnya seperti lupa bagaimana caranya berhenti tersenyum.Ricko yakin Rena bisa meluluhkan hati Andra karena sesungguhnya Rena adalah wanita tipe Andra.Tidak matrelialistis dan merupakan seorang perempuan mandiri yang tangguh"Lo akan jatuh sejatuh jatuhnya dalam pesona Rena, Ndra! Gue enggak sabar ngeliat lo bahagia dan udah waktunya lo bahagia!" Ricko membatin.Selang berapa lama Ricko tiba di kantor, langkahnya menderap tidak sabaran menuju ruangan Andra."Done ya Bro!! Rena udah menandatangani Kontraknya, dia juga enggak banyak permintaan atau pertanyaan, hanya satu permintaannya yaitu masih diperbolehkan bekerja selama menikah, katanya dia enggak mau menjadi pengangguran setelah bercerai nanti karena harus menghidupi keluarganya ….” Ricko menjeda kalimatnya untuk menarik nafas, dia terlalu bersemangat.
*Café Milan Jam menunjukan pukul tujuh, Ricko dan Andra sudah beberapa menit menunggu dan Andra mulai merasa kesal karena Rena masih belum terlihat batang hidungnya. Duduknya mulai gelisah karena tidak terbiasa menunggu. "Kemana perempuan itu?!" Andra bergumam raut masam. "Sebentaaaar ... kantornya jauh dari sini, jam pulang kerja itu macet, Ndra …," celetuk Ricko menenangkan sang sahabat. Ricko berpikir kalau Andra pasti tidak sabar ingin segera bertemu dengan calon istri dengan ciri-ciri seperti yang sudah dia sebutkan tadi siang kepada om Salim. Walaupun Andra sudah beberapa kali bertemu Rena, pria itu tidak akan memperhatikan secara detail seorang gadis karena tembok di hatinya terlalu menjulang dibangun untuk makhluk bernama wanita. Setelah menyebutkan ciri-ciri fisik Rena tadi entah kenapa Ricko menangkap sinyal ketertarikan dari Andra. Selang beberapa menit kemudian dari dinding kaca besar di Cafe tersebut, Ricko dan Andra melihat Rena turun dari ojeg online dengan terbu
Malam itu Rena kembali diantar pulang oleh Andra dan Ricko, sesampainya di depan gang kosan, Andra memarkirkan mobil untuk menurunkan Rena."Terimakasih Pak Andra ... Terimakasih Pak Ricko,” ucap Rena sembari membuka pintu mobil lantas turun sebelum mendengar sahutan kedua pria tampan yang duduk di kabin depan."Ndra ... anter donk sampai depan kosannya! Masa lo enggak pengen tau kosan cewek lo? biar ibu kosnya juga tau kalo Rena punya pacar! Misi kita ‘kan dalam tahap mempublikasikan hubungan lo sama Rena." Ricko mengingatkan Andra yang kurang peka.Andra menghela napas panjang, walau enggan tak ayal pria itu turun dari mobil, mungkin ucapan Ricko masuk akal bagi Andra.Sebelum menikah tentunya ada tahap pacaran dan tahap ini yang sedang pria itu lalui bersama Rena guna meyakinkan semua orang kalau pernikahannya memang besar atas dasar cinta bukan kontrak."Rena tunggu! Suara bariton sexy Andra menghentikan langkah Rena yang sudah masuk ke dalam gang."Ada apa Pak?" tanya Rena
Tok...Tok...CeklekSanti-sekretaris Andra masuk sembari berjalan melenggak lenggokan tubuhnya menghampiri Andra berharap bos tampannya itu akan tergoda oleh kemolekan tubuhnya yang seksi. "Ini dokumen yang Bapak minta dan Ini yang harus Bapak tanda tangani. Saya juga sudah melakukan pesan Bapak tadi pagi,” ujar Santi memberikan laporan."Oke terimakasih.” Tidak sekalipun Andra menatap Santi, mata dan jarinya sibuk mematuti layar MacBook, sedang menyiapkan presentasi untuk kliennya siang ini.Santi undur diri dari ruangan Andra membawa kecewa, bermacam cara dan usaha dia lakukan untuk menarik perhatian Andra tapi semua sia-sia.Santi memiliki angan-angan jalan hidupnya seperti tokoh utama wanita dalam drama Korea di mana dia dicintai oleh sang bos karena setiap hari mereka bersama.Namun sayangnya selama lima tahun menjadi sekertaris Andra, tidak ada tanda-tanda pria itu menaruh hati padanya.Santi menghela napas di depan pintu ruangan Andra yang telah tertutup, mungkin sud
"Bu Rena ada yang cari!” Pak Rahmat berseru dari ambang pintu kaca. Rena dan Mia sontak menoleh ke sana dan sudah bisa dipastikan siapa yang mencari Rena. Siapa lagi kalau bukan calon suami pura- puranya."Terimakasih, Pak!” Rena menyahut.“Aku pulang duluan ya Miaku sayang." Rena mengecup pipi Mia lalu bergegas keluar kantor.Teman-teman kantor Rena dibuat penasaran dengan siapa yang mencari Rena karena tahu kalau Rena tidak memiliki keluarga di Jakarta.Terlebih tadi siang Rena baru saja mendapat buket bunga. Berbondong-bondong teman sekantor Mia mengintip melalui pintu kaca, semuanya melihat Rena masuk ke dalam mobil sedan Eropa mewah keluaran terbaru berwarna hitam."Tuuuh ‘kan, pasti om-om …," celetuk Erin tanpa perasaan.Sontak Erin mendapat tatapan kesal dari semua teman sekantornya kecuali Dini dan tepat ketika mobil itu menghilang dari pandangan, mereka semua barulah membubarkan diri.***"Enggak sama Pak Syam, Mas?" Rena memulai pembicaraan karena sudah lima bela
Andra mengangkat tangan meminta pelayan membawa bill lantas memberikan kartunya tanpa melihat berapa yang harus dia bayar.Pelayan pergi lalu kembali membawa mesin EDC.Setelah membayar tagihan makan malam di kencan pertama ini, Andra bangkit dari kursi lantas mengulurkan tangan ke arah Rena.Rena meraih tangan Andra seperti mengerti maksud pria itu.Keduanya keluar dari Restoran saling bergandengan tangan dan mendapat tatapan tidak percaya dari Whenny beserta temannya.Mereka tidak terima pria sekelas Andra memiliki kekasih wanita biasa. Sementara itu, Rena yang tangannya digenggam Andra jadi salah tingkah pasalnya dia merasakan ada sengatan kecil di telapak tangan yang jemarinya sedang bertautan dengan jari Andra.Sedangkan Andra merasakan telapak tangan yang digenggamnya sangat lembut dan hangat.Petugas Valet sudah berdiri di samping mobil yang terparkir eksclusive di depan lobby.Pria kurus yang memakai baju kuning dengan list biru itu pun memberikan kunci mobil kepada
Hari Jum'at antrian Teller dan Customer Service sangat panjang, selalu seperti itu karena sabtu dan minggu Bank akan tutup.Antrian masih membludak hingga lewat jam tutup cabang, Rena mulai gelisah karena khawatir akan kehabisan tiket untuk pulang ke Bandung. Berkali-kali dia melirik arloji di tangan kirinya dan jam telah menunjukan pukul lima sore ketika antrian selesai.Pak Rahmat sang satpam kantor segera menutup pintu besi paling luar.Rena dengan tergesa membereskan nota dan menyelesaikan semua pekerjaannya.Setelah semua beres, dia berlari mengambil tas di locker."Buru-buru amat Ren? mau mudik ya?" celetuk Mia bertanya."Iya Mi..aku takut enggak dapet travel,” sahut Rena cemas."Ya udah yu, kita pulang.” Mia melingkarkan tangannya di lengan Rena.Keduanya berpamitan pada pak Rudi dan bu Firdha selaku supervisor sebelum akhirnya mereka keluar dari gedung kantor. Jari tangan Rena sibuk memesan ojeg di aplikasi pada handphone untuk mengantarkannya ke pool travel.Mia