Share

Bab 25. Perhatian

Mas Bowo sudah mulai cuti untuk konsen ke NR Kitchen.

"Mas, apa tidak mempengaruhi pekerjaan?" tanyaku kawatir.

Aku masih seperti mimpi sudah mempunyai usaha kuliner ini. Mas Bowo kerjanya begitu kilat, cepat tetapi terstruktur. Semua direncanakan, dipikirkan sekecil-kecilnya. Kalau tidak ada dia, pasti perkembangan usahaku tidak secepat ini.

"Jatah cutiku masih buanyaaak, Mbak. Aku jarang ambil cuti. Mau ngapain? Makanya ada kerjaan seperti ini membuatku semangat!" ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari lap top.

Mas Bowo cerita juga, dia anak bungsu di keluarganya. Asli Jogja, jarak yang tidak jauh dari Surabaya. Kalau pulang paling lama dua hari di rumah, selebihnya sering di rumah Umi sekalian kembali kerja.

"Malas Mbak, di rumah terlalu lama sering ditagih sama ibuk, sodara, tetangga!"

"Ditagih?! Mas Bowo punya hutang?" tanyaku tidak mengerti. Bukankah Mas Bowo termasuk orang yang sudah mapan? Ternyata punya hutang juga.

"Hutang nikah, Nis!" celetuk Umi ikut bergabung dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status