Share

2 - After That Hot Night

Alice terbangun saat matahari sudah bersinar terang benderang. Entah jam berapa sekarang ini, tapi rasanya tubuh Alice sangat sakit. Ia melihat ke sekeliling dan ternyata ia berada di apartemen milik Jordi. Alice sudah sangat hafal dengan interior kamar Jordi yang sering ia kunjungi.

Betapa terkejutnya Alice melihat Jordi tidur di sampingnya. Jordi bertelanjang dada dan lebih terkejut lagi saat mendapati dirinya sendiri hanya berlapiskan selimut. Ia melihat ke arah dalam selimut dan Alice mendapati bahwa ia tidak mengenakan pakaian apapun.

"ARGH! WHAT HAPPENNED, JORDI?" jerit Alice histeris dan sekaligus membangunkan Jordi yang sudah mengeluarkan tenaga berlebihan tadi malam.

Jordi yang masih mengumpulkan roh dan tenaganya segera terbangun karena teriakan Alice. Ia mendapati dirinya tanpa sehelai benangpun dan hanya di tutupi oleh oleh selimut tebal. Sementara Alice, hal yang sama terjadi pada Alice.

Jordi segera berposisi duduk dan berpikir ulang dengan apa yang terjadi semalam.

"Maaf, Alice." Hanya kata itu yang bisa diucapkan oleh Jordi kepada Alice. Sungguh ... ia masih belum bisa mengingat apa yang terjadi tadi malam, tapi sepertinya mereka bercinta, terbukti dengan seluruh pakaian mereka yang sudah bertebaran di lantai kamar.

"Kenapa kita bisa begini, Jor?" Alice mulai menyesali diri dengan apa yang telah terjadi.

"Maaf." Jordi tidak bisa mengatakan apapun.

Tubuh Alice bergetar hebat tapi ia tidak mau menangis. Ia sungguh menyesali apa yang terjadi dengan dirinya dan Jordi. Bagaimana hubungan mereka nanti akan menjadi canggung setelah ini? Apakah mereka masih bisa berteman?

"Gue akan bertanggung jawab, Alice." Jordi merangkul bahu Alice dan mengecup pucuk kepala sahabatnya itu.

"Be-bertanggung jawab untuk?" Otak Alice masih hank. Kejadian ini membuat Alice sangat terguncang sehingga ia tidak bisa berpikir.

"Ya ... gue pasti nikahin loe. Apalagi kalau loe hamil. Gue akan bertanggungjawab dengan loe dan anak kita." Jordi menatap manik Alice dengan sangat serius. Ia sudah menetapkan hatinya untuk menjaga Alice walaupun nantinya harus berpisah dari Hana, kekasihnya yang baru satu tahun ia pacari. Sekarang Hana berada di luar negeri untuk liburan bersama keluarga besarnya.

Alice berpikir sebentar. Diam. Ia mencoba menjernihkan pikirannya dan kekacauan yang terjadi.

"Alice," panggil Jordi untuk membuyarkan pemikiran Alice.

"Sudahlah. Anggap semua ini tidak pernah terjadi," ucap Alice berusaha tegar. Ia sama sekali tidak berani melihat wajah Jordi. Ini bukan seratus persen kesalahan Jordi, Alice juga bertanggung jawab akan kejadian ini dan tidak sepantasnya Alice menyalahkan semua masalah ini kepada Jordi. Jordi dan keluarganya sudah terlalu baik untuk Alice.

"Hah ... apa maksud loe dengan tidak pernah terjadi?" Jordi semakin bingung dengan Alice.

"Sudah. Lupakanlah. Lagipula gue juga gak akan hamil, Jor," lirih Alice.

"Hah ... maksudnya tidak akan hamil itu bagaimana, Alice?" Jordi bingung. Sahabatnya ini sangat tegar dan seolah tidak mempermasalahkan bahwa Jordi sudah mengambil hal yang paling berharga sebagai seorang gadis dari Alice.

"Nanti saat gue pulang ke rumah, gue akan membeli pil kontrasepsi di apotik. Jadi loe gak perlu pusing lagi dengan masalah kehamilan," balas Alice dengan suara parau menahan penyesalannya. Ia harus tegar.

"Ta-tapi gue ..." Rasanya tidak rela saat mendengarkan Alice mengatakan hal seperti itu terhadap dirinya. Jordi ingin bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan terhadap Alice. Secara sadar ataupun tidak, Jordi sudah merusak kehidupan Alice.

"Sudahlah, tidak perlu kita perpanjang lagi. Masa depan kita masih panjang. Masih banyak hal yang ingin gue raih dan gue gak mau memberatkan loe dengan masalah pertanggungjawaban." Alice mencoba mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai. Rasa malu meliputi Alice karena Jordi melihatnya terus-menerus. Mungkin tanpa mengedipkan mata sama sekali.

"Alice, jangan seperti itu. Gue merasa gue jadi cowok yang kurang ajar banget sama loe. Gue sudah mengambil hak suami loe kelak," sesal Jordi.

"Sudahlah. Perawan atau tidak, itu sudah bukan jadi masalah untuk masa kini. Kalaupun Nino tidak mau menikah nanti dengan gue karena gue sudah tidak perawan, ya sudah. Gue cari bule saja," putus Alice tanpa pikir panjang. Nino adalah kekasih Alice yang baru saja Alice pacari selama sebelas bulan.

"Ya jangan seperti itu dong. Gue kan udah bilang kalau gue mau bertanggung jawab." Jordi menjadi kesal sendiri dengan semua ucapan Alice yang seakan meniadakan kehadiran Jordi sebagai orang yang bertanggung jawab.

"Ini semua adalah suatu kesalahan yang harus kita tutupi sampai akhir hayat, Jor. Jangan pernah loe bahas lagi semua ini. Kita berteman seperti biasa, tidak ada kesalahan apapun yang terjadi di dalam hubungan kita," putus Alice.

"Alice ... gue." Rasanya Jordi ingin marah kepada Alice. Bagaimanapun, Jordi bukan orang berengsek yang tidur dengan sembarangan wanita. Alice adalah wanita pertama yang berhubungan intim dengan Jordi.

"Sudahlah, Jor. Gue mau pulang dulu." Alice menarik selimutnya dan mulai memunguti semua pakaiannya yang tercecer sembarangan di lantai. Malu rasanya Alice terhadap dirinya sendiri dengan Jordi. Ingin menangis tapi ia tetap harus bertahan. Persahabatan selama ini harus tetap menjadi persahabatan.

Alice tidak bisa meminta Jordi untuk menikahinya. Alasannya adalah orang tua Jordi sudah membantu Alice sangat banyak, terutama masalah beasiswa. Mereka membantu Alice karena Alice sudah menyelamatkan Jordi saat kecelakaan bahkan mendonorkan darahnya untuk Jordi. Jadi orang tua Jordi merasa berhutang budi kepada Alice.

Tapi, di balik rasa terima kasih itu, orang tua Jordi memperingatkan Alice untuk bersikap semestinya kepada Jordi. Hanya sebagai sahabat, tidak lebih, karena Jordi adalah pewaris dari Soebrata Group yang pastinya akan dinikahkan secara bisnis juga dengan orang selevel Jordi. Mereka sudah memberitahukan Alice dari awal.

Alice sangat mengerti dengan permintaan dari orang tua, ia juga sudah berjanji kepada kedua orang tua Jordi bahwa Alice tidak akan memiliki perasaan apapun untuk Jordi. Hanya sahabat baik saja.

Hubungan percintaan Jordi dan Hana adalah hubungan percintaan yang sangat direstui oleh orang tua Jordi. Mereka berada di level yang sama. Bahkan orang tua Jordi meminta bantuan Alice untuk mendekatkan Jordi dengan Hana. Apa yang dilakukan oleh Alice? Tentu saja ia melakukannya. Ia merayu Jordi untuk berpacaran dengan Hana. Hasilnya? Mereka berpacaran dan sudah satu tahun berpacaran.

Alice sukses menjodohkan Jordi dengan Hana bahkan bulan depan mereka akan bertunangan. Orang tua Jordi sangat senang dengan hasil kerja keras Alice.

"Alice," panggil Jordi lagi saat Alice sudah masuk ke dalam kamar mandi untuk menggunakan pakaiannya.

Alice melihat tubuhnya yang penuh dengan hasil cumbuan Jordi. Ia meringgis kesakitan di bagian intimnya. Tadi ia mencoba berjalan meskipun sakit. Rasanya Alice ingin menangis. "Apa yang harus gue lakukan sekarang?" lirih Alice di dalam hatinya.

Jordi segera menggunakan pakaiannya. Ia melihat noda merah di atas seprai putihnya dan seketika rasa bersalah menyeruak di dada Jordi. Sesak rasanya.

Tok! Tok! Tok!

Jordi mengetuk pintu kamar mandi sambil menggunakan pakaiannya dengan lengkap. Sungguh kacau pakaian yang bertebaran di atas lantai. Tadi malam pasti Jordi dan Alice sangat gila.

"Kenapa, Jor?" tanya Alice menahan tangisnya sambil menggunakan pakaiannya. Tubuhnya terasa sangat sakit, seperti terbelah menjadi dua.

"Kita bicara lagi! Gue gak bisa melakukan semua ini dan berpura-pura bahwa semua ini gak terjadi!" tegas Jordi.

"Sudah, Jor. Jangan diperpanjang!" lirih Alice. Suaranya sudah mulai bergetar. Ia sudah tidak sanggup bicara dengan Jordi lagi.

Tiba-tiba dari pintu.

TING TONG! TING TONG! TING TONG!

Bel pintu unit apartemen Jordi berbunyi seakan tidak sabaran.

Jantung Jordi dan Alice terasa mau copot saja. Siapa orang datang ke apartemen Jordi? Sungguh orang itu datang pada waktu yang salah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status