Share

3 - Kecurigaan Hana

Bunyi bel yang dipencet di unit apartemen Jordi seakan tidak mau sabaran.

Alice yang panik segera keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap. Ia kemudian memberikan kode kepada Jordi untuk merapikan ranjang yang sudah kacau balau dan mengganti sprei dengan seprai yang baru, tanpa noda.

Setelah menyelesaikan itu semua, Alice memberikan kode kepada Jordi agar segera membuka pintu, sementara Alice akan bersembunyi di dalam lemari milik Jordi.

Jordi segera keluar dari kamarnya dan menuju ke pintu masuk. Ia melihat ke door view dan mendapati Hana berada di balik pintu.

"Oh My God. Bad time!" umpat Jordi saat melihat wajah Hana yang sudah ditekuk.

Awalnya Jordi ingin langsung membuka pintu, tapi ia melihat sepatu dan tas milik Alice berada di lantai tepat di dekat pintu masuk.

"Alahmak ..." Jordi segera membawa sepatu dan tas milik Alice ke dalam kamarnya, melemparkannya ke dalam lemari yang sedang di tempati oleh Alice.

"Aw ... pelan-pelang woi!" umpat Alice.

"Ada Hana," ucap Jordi pelan.

Alice langsung menutup mulutnya sendiri, kemudian Jordi menutup pintu lemari tapi tidak menguncinya sama sekali agar Alice masih bisa mendapatkan pasokan oksigen dari luar.

Jordi berlari ke arah pintu dan membukakan pintu untuk Hana.

"Hana," sapa Jordi dengan senyumannya yang sangat canggung.

"Lama banget sih, Jor. Loe kemana saja sih?" protes gadis cantik bermata hazel itu saat masuk melewati Jordi.

"Tidur," jawab Jordi berbohong.

"Ya elah, Jor. Ini kan sudah jam sebelas siang. Masa loe masih tidur sih, Sayang." Hana mendekati Jordi dan tangannya sudah bergelayut manja di leher Jordi. Hana sangat merindukan Jordi setelah satu minggu pergi jalan-jalan keluar negeri bersama dengan orang tuanya.

"I-iya. Semalam gue ke club. Jadi bangun kesiangan," jawab Jordi jujur.

"Loe pergi dengan siapa?" Hana mengernyit curiga. Jordi tidak mengatakan apapun bahwa ia akan pergi ke klub malam setelah kelulusan kuliah.

"Sama teman-teman gue lah." Jordi berusaha melepaskan pelukkan Hana di lehernya tapi Hana tetap bermanja ria.

"Sama Alice juga?" tanya Hana curiga.

Jordi mengangguk.

"Kalian mabuk?"

"Enggak sih. Gue cuma minum jus jeruk."

"Alice ikut mabok?"

"Enggak. Dia minum jus jeruk juga."

"Oh ..." Hana memperhatikan leher Jordi yang ada bekas kissmark. Ia semakin mendekati leher Jordi dan mata hazel-nya membulat.

"Loe ... loe abis tidur sama cewek?" tanya Hana panik.

"Hah ..." Jordi menjadi gugup. Kesan cool yang biasanya ditampilkan oleh Jordi sudah tidak ada di depan Hana, yang ada hanya kepanikan semata.

"Ka-kagak!" elak Jordi.

"Ini di leher loe ada bekas kissmark," tunjuk Hana dengan penuh rasa cemburu ke leher Jordi.

"Hah ... masa sih?" Jordi pura-pura bodoh.

"Loe udah macem-macem ya, Jor!" tuduh Hana. Matanya menampilkan ketidaksukaan atas fakta yang baru ia dapatkan.

"Kagak. Ini cuma alergi!" tegas Jordi yang sudah seperti orang bodoh.

"Loe lupa kalau gue ini calon dokter? Buka baju loe! Gue mo lihat," paksa Hana yang berusaha membuka kaos yang dikenakan oleh Jordi.

"Enggak! Apaan sih loe!" tolak Jordi yang tetap tidak mau melakukan keinginan Hana. Bisa bahaya kalau misalkan ketahuan bahwa banyak kissmark yang ditinggalkan Alice di tubuh Jordi. Gawat deh. Bisa perang dunia nanti.

"Apa sekarang cewek itu ada di sini?" Mata hazel Hana sudah mulai memerah, menahan tangis. Ia sangat menyukai Jordi tapi sepertinya Jordi biasa saja. Tidak menampilkan perasaan apapun terhadapnya. Hana juga sering mendengar bahwa Jordi adalah tipe pria yang suka bergonta-ganti wanita, mungkin one night stand sering dilakukan oleh Jordi, tapi tidak kepada Hana. Jordi bahkan tidak pernah mencium bibir Hana sama sekali. Selama satu tahun ... tidak ada sentuhan sama sekali. Kaku, bagaikan bukan pasangan kekasih.

"Cewek mana sih maksud loe?" Nada suara Jordi naik satu oktaf.

"Berarti benar yang orang-orang katakan tentang loe." Hana menitikkan air matanya yang penuh kesedihan.

"Apa?"

"Loe suka one night stand," pekik Hana.

Jordi menarik nafas dalam-dalam.

"Kalau iya memang kenapa?" ketus Jordi. Biarlah Hana salah paham sesuai dengan tuduhan orang-orang, yang terpenting tidak ketahuan bahwa Jordi baru saja berhubungan intim dengan Alice. Terserah Hana mau berkata apa. Jordi tidak peduli. Ia sama sekali tidak mencintai Hana. Jordi berpacaran dengan Hana juga karena terpaksa, Alice terlalu memaksanya untuk mencoba berhubungan dengan Hana.

PLAK!

Hana menampar pipi Jordi hingga merah. Sungguh ... Hana sangat sakit hati dengan pengakuan Jordi. Mereka akan bertunangan sebulan lagi, tapi Jordi malah one night stand dengan perempuan lain.

"Kita akan bertunangan sebulan lagi, Jor! Kenapa loe tega banget melakukan semua ini sama gue? Apa salah gue?" Hana memukul dadanya sendiri sambil menangis. Perih, sakit dan kecewa, itulah yang dirasakan oleh Hana. Pria yang sangat ia sukai semenjak bangku sekolah dasar sama sekali tidak memberikan respon positif terhadapnya.

"Ya kalau loe gak terima, batalin aja!" jawab Jordi dengan sangat cuek.

"Gila! Kenapa loe semudah itu bilang batalin? Apa loe gak menghargai gue?"

"Gue menghargai loe dan orang tua loe, sehingga gue mau aja berpacaran dan bertunangan sama loe. Tapi untuk mencintai loe, gue rasa loe udah tahu apa jawaban gue dari dulu sampai sekarang," tegas Jordi.

"JORDI!" pekik Hana untuk menghentikan ucapan Jordi yang semakin menyayat hatinya.

"Terserah loe mau bagaimana, gue bener-bener gak peduli. Please jangan urusin semua masalah pribadi gue. Kita berpacaran karena paksaan orang tua bukan atas dasar saling cinta. Gue sudah berusaha, tapi memang gak bisa. Jadi jangan salahin gue!" tukas Jordi dengan rasa tidak pedulinya. Ia bahkan tidak mau melihat mata Hana yang sudah basah dengan air mata.

"Apa ini semua karena Alice?" tuduh Hana. Ia memang sangat cemburu terhadap Alice yang sepertinya menguasai waktu milik Jordi. Bahkan saat mereka kencan pun, Alice selalu ikut bersama. Jordi dan Hana yang berkencan, tapi malah Jordi yang selalu berbicara, bercanda dengan Alice. Bagaimana Hana tidak kesal?

Tapi semua itu berubah semenjak Alice berpacaran dengan Nino, satu bulan setelah Hana berpacaran dengan Jordi. Alice tidak ikut lagi bersama dengan Jordi, tidak mengikuti Jordi kemanapun Jordi pergi dan semua itu membuat Hana lega.

Hana pikir dengan Alice memiliki kekasih, maka Jordi tidak akan terpaku dengan Alice lagi, tapi Hana salah. Jordi malah menempel terus saat Alice berkencan dengan Nino. Bahkan Jordi selalu menolak ajakkan Hana untuk pergi berkencan. Sungguh aneh.

Mereka mengatakan bahwa mereka adalah sahabat sejati. Tidak ada perasaan apapun, tapi mengapa Hana melihat Jordi seperti orang yang cemburu dengan kedekatan Nino dan Alice? Munafik!

"Loe jangan asal tuduh. Gue dan Alice itu bersahabat!" tukas Jordi dengan sangat yakin meskipun hatinya tidak yakin.

"Bullshit!" bentak Hana.

"Terserah loe mau percaya apa gak. Gue bener-bener gak peduli dengan omong kosong loe. Lebih baik loe pergi dari sini. Gue mual lihat loe," usir Jordi dengan kasar.

Masalah Jordi dengan Alice belum selesai dan Jordi ingin cepat menyelesaikannya sehingga ia harus mengusir Hana keluar dari apartemennya. Segera!

BRAK!

Tiba-tiba terdengar bunyi barang jatuh dari kamar Jordi dan membuat Hana semakin curiga bahwa Jordi menyembunyikan seseorang di kamarnya.

"Siapa itu?" bentak Hana, "teman one night stand kamu?" Hati Hana semakin panas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status