Share

Bab 20. Panas!

"Makan malam orang kaya, mah, beda ya," celetuk Ara begitu ia melihat bagaimana mewahnya jamuan yang disediakan oleh Ferdinand.

"Bedanya di mana?" tanya Felix penasaran, lagi pula menurutnya ini hanya makan malam sederhana saja.

"Dulu, mah, kalau di kampung biasanya cuma liwetan," sahut Ara. Kalau dulu sewaktu ia masih tinggal di kampung bersama Ayahnya, kalau ada liwetan biasanya juga tak semewah ini, padahal itu sudah hajatan paling besar bagi mereka.

"Kan sama aja, makan-makan namanya."

"Iya, sih."

"Kalian di sini?" tanya Ferdinand tiba-tiba muncul.

"Enggak, di luar." Felix menjawab sebal, sudah jelas-jelas mereka berada di hadapannya, Ferdinand masih saja bertanya.

"Basa-basi," bisik Ara kesal pada Felix dan membalas tersenyum ke arah Ferdinand.

"Ara cantik, sini sayang," kata Ferdinand dan membawa Ara ke pelukan hangatnya.

Ara yang merasa semua perlakuan Ferdinand begitu tiba-tiba hanya mampu terbengong saja dalam dekapan pria paruh baya itu. Sudah lama rasanya ia tak mer
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status