Tiba tiba saja tangan Revon yang berada di pinggangnya mulai melakukan gerakan gerakan mengelus. Naik turun di bagian tengah bawah. Tepat di atas garis roknya depannya.
Frisca merasa darahnya mulai berdesain, dan rasa geli seketika saja langsung menggelitik inti tubuhnya di balik cejana dalamnya.Dengan perasaan tidak nyaman, ia menggeser tubuhnya sedikit. Menjauh dari Revan, namun pemuda itu malah ikut menggeser dan merapatkan tubuhnya,Kamu cantik sekali. puji pemuda itu padanya. Yang membuat Clara tersenyum kiuk.Tahan Clara, tahan, Demi membuat Bima cemburu. gumam gadis itu di dalam hatiMelihat Clara tidak memprotes, Revan malah semakin berani melakukan lebih jauh.Salah satu tangannya yang terbebas memegangi paha Clara, Lalu mengelus permukaan kulit yang putih mulus itu dengan gerakan naik turun. Sebelum akhirnya menyelinap ke antara paha.Jantung Clara berdebar semakin kencang. Dadanya semakin kencang dan membutunSatu jam kemudian mereka tiba di rumah. Dan Bima langsung memasukkan mobil ke garasi tanpa terlebih dahulu menurunkan Clara di depan serambi seperti yang biasa ia lakukan di waktu waktu sebelumnya.Lagi lagi Clara tidak berani berkomentar. Gadis itu hanya diam dan pasrah saja menghadapi murkanya Bima.Satu satunya yang bisa membuat Clara tenang hanyalah omongan Renata yang mengatakan bahwa kemarahan Bima adalah kode yang seharusnya ditunggu tunggu Clara.'Bima nggak mungkin marah sampai mencak mencak kalau nggak punya perasaan apa apa sama lo.'Semoga saja perkataan Renata itu tidak melenceng.Bima mematikan mesin, lalu membuka pintu mobil dengan kasar. Dan keluar dari sana, sebelum akhirnya kembali membanting pintu mobil.'Kasar banget. Bisa bisa mobil itu harus segera masuk bengkel!' gerutu Clara di dalam hati. Bibirnya mengerucut maju dengan penuh rasa kesal.Yah, sejak tadi sikap lelaki itu memang tidak ada lembut le
Clara membawa tangan Bima dan meletakkannya langsung ke atas bongkahan dadanya dengan berani."Ya. Kau benar. Aku bahkan rela menjadi seorang pelacur hanya untuk mendapatkan perhatian darimu!" teriak Clara marah. Air mata mulai mengalir deras di pipinya.Htunya sakit. Gadis itu merasa terhina. Dan sialnya malah semakin mendambakan pria yang menghinanya itu!Mata Bima terbelalak kaget. Tidak menyangka bawah Clara akan melakukan sejauh itu. la langsung saja menarik tangannya, seakan benda kenyal dengan bulatan gelap menggoda pada bagian puncaknya memberikannya sengatan panas bak bara api.Namun, sekali lagi Clara menahannya dengan kuat."Sentuh aku!" pinta gadis itu keras kepala. "Bersihkan semua sentuhan orang lain di tubuhku. Aku hanya ingin merasakan sentuhan darimu! Jadikan saja aku lacurmu!" teriak Clara keras. Untung saja kamarnya memilik kedap suara. Sehingga apa yang terjadi di dalam kamar ini tidak akan terdengar ke luar.
"Aku akan mewujudkan keinginanmu. Bukankah ini yang kau inginkan? Hem?" kata lelaki itu sambil mengangkang di atas tubuh Clara.Kedua lututnya melesak di samping pinggul gadis itu, lalu hawa panas tubuh buah Bima terasa menyelimuti tubuh Clara.Dari rambut rambut kasar di kaki Bima, Clara tahu bahwa kini lelaki itu pun sudah tidak mengenakan apa pun lagi.Dan kondisi Bima emang sudah sama dengan Clara. Hanya menyisakan celana dalam yang menutupi rudal panjang dan kekar lelaki itu yang kini sudah berdiri tegak.Bima membungkuk di atas tubuh putih dan selembut sutera itu. Namun, tetap memberikan jarak agar tubuh mereka tidak menempel satu sama lain.Hanya bulu bulu hitam di dada Bima yang membelai lembut puncak dada Clara yang memang membusung tinggi itu.Membuat puncaknya yang sudah menegang sejak tadi, semakin tegang saja karena menginginkan lebih banyak.Clara tidak dapat berkata kata. la tidak mampu menjawab. lidahnya
Clara menggelinjang. Pinggulnya terangkat ke atas, dan mulai bergerak tidak karuan. Sehingga Bima harus menekan kedua tangannya di atas pinggul dengan lekukan berbentuk gitar spanyol itu, dan membuatnya diam di sana.Bima menyelipkan tangannya ke bawah kedua lutut Clara, lalu membukanya lebar, dan menekuknya ke atas. Sedangkan Clara hanya pasrah.Kain renda segitiga tipis yang menjadi satu satunya penutup tubuh Clara itu sama sekali tidak dapat menyembunyikan harta pusaka yang menjadi inti kenikmatan di tubuh gadis itu di baliknya.Kain itu terlihat basah. dan mengeluarkan aroma yang khas.Harum. Dan Bima menyukainya. Membuat lelaki itu tidak sabar untuk menikmati sajian di baliknya.Dengan tidak sabar, Bima mendekatkan wajahnya ke sana. Lalu memutarkan es di mulutnya di daging tembem yang terasa padat itu."AHHH!!" pekik Clara keras dengan penuh kenikmatan. Tubuhnya kembali mengelinjang. Cairan kenikmatan semakin banyak keluar m
Menyentuh Clara adalah sebuah kebutuhan. Dan bertahan untuk tidak melanjutkan adalah keharusan.Namun, setelah itu semua, Bima hanya lah seorang lelaki biasa yang memiliki hasrat dan nafsu.Apalagi dengan sajian tubuh bugil seorang remaja yang terlihat begitu sintal dan ranum.Untuk terakhir. Sekali saja.Sebuah suara memberi perintah di dalam kepala Bima. Menggodanya untuk melanjutkan apa yang sudah ia mulai.Dan hanya sampai di sana lah pertahanan lelaki itu. la kalah. Keinginannya untuk menyentuh Clara menuntut untuk dituntaskan.Jika Bima tidak menyentuhnya malam ini, dirinya akan tersiksa sepanjang waktu. Membayangkan tubuh molek yang telah pasrah itu dengan penuh penyesalan karena tidak menyentuhnya.Bima mendekatkan kepalanya ke bagian inti tubuh Clara yang sedari tadi sengaja dibiarkan terbuka oleh gadis itu.la terus meminta Bima untuk menyentuhnya. Menggerak gerakkan pinggulnya dan sambil membuka kakin
Tragedi di dalam keluarganya, yang membuat lelaki itu masuk penjara dan namanya dicoret dari daftar keluarga.Setelah sekian lama, Clara adalah satu satunya orang yang berhasil menyentuh kembali relung hati Bima yang telah lama membeku.Gadis ini... gadis nakal ini, yang selalu terang terangan menunjukkan perasaannya pada Bima.Mungkin, nafsu dan hasrat muda dari gadis itu membuatnya terlihat menggebu-gebu. Namun, Bima yang sudah lama tidak menerima serangan perhatian seperti itu, mau tidak mau luluh juga.Bagi Bima, apa yang ia rasakan pada Clara bukan hanya nafsu belaka.la terlanjur tertarik dan jatuh cinta. Dan selama ini bertahan untuk bersikap dingin karena merasa tidak mungkin mendapatkan gadis dari keluarga terhormat itu.Sedangkan dirinya, hanyalah seorang lelaki tanpa keluarga, dengan latar belakang kelam sebagi narapidana, yang tidak dapat bertahan untuk tidak jatuh dalam pesona nona muda yang penuh gairah hidup ini.
Di sisi lain, di club malam di mana Renata dan Revan, serta Dion berada, mereka duduk bersamaan di sofa.Renata membantu Revan membersihkan luka di bibirnya yang berdarah. Pukulan Bima membuat pinggir bibir pemuda itu menjadi sobek. Tidak besar, hanya ada luka kecil, namun mampu memberikan rasa perih yang luar biasa."Sebenarnya siapa sih lelaki itu?" gerutu Revan kesal. "Pengawal Clara atau pacarnya?"Renata menggigit pelan bibir bawahnya. Merasa kasihan juga pada Revan. la tahu betul pemuda itu mencintai Clara sejak lama. Memanfaatkan perasaan Revan seperti ini tentu saja tidak benar."Mmm... Gue juga nggak tau pasti sih." Renata mencari cari alasan untuk menghindari pertanyaan lanjutan dari Revan."Tapi, Bima memang mendapatkan perintah langsung dari Reno, kakaknya Clara, untuk menjaganya dari tindakan nakal.""Trus ngapain kalian malah ngajak ke club? Mana pakai baju seksi pula!" geram pemuda itu sambil meringis kesakitan. Lu
Music di dalam ruangan itu sudah berganti dengan musik keras khas klub malam. Para pengunjung juga mulai memasuki lantai dansa. Sibuk meliukkan tubuh dengan pasangannya.Renata kembali meraih gelasnya, dan meneguk sisa isi nya dalam sekali tegukan hingga habis. la sama sekali tidak menyadari senyuman Dion yang semakin lebar di sampingnya.Tangan Dion yang merangkul Renata terus saja memberikan elusan di lengan atasnya yang terbuka, lalu bergerak naik ke leher jenjang gadis itu dengan gerakan lembut."Kok rasanya panas banget ya?" keluh Renata sambil mengibaskan tangannya untuk mengipas.Renata merasa ada yang aneh di tubuhnya. la merasa panas, dan... sepertinya libidonya pun terasa bergejolak.Sial! Sepertinya Dion memasukkan sesuatu ke dalam minuman gue!Renata bukan gadis polos yang tidak tahu apa apa. Dengan marah ia melirik ke arah Dion yang terus saja mengambil kesempatan untuk menyentuhnya sejak tadi.Sebenarnya, j