Clara dan kedua orang tuanya memulai hari itu dengan menonton di bioskop. Pada dasarnya itu hanya mau Clara nya aja sebenarnya. Sedangkan Eva dan Dirga, kedua orang tua gadis itu hanya mengikuti keinginan hati putri kesayangan mereka.
Eva dan Dirha sangat sadar, kalau saat ini putri mereka sedang butuh perhatian.Dapat dilihat dari status status yang diunggahnya di media sosial.Postingannya belakangan semakin intens dan kebanyakan mengeluh.Papa dan mamanya menyangka saat ini Clara mungkin sedang stress atau jenuh dengan kegiatan sekolah.Mereka tidak tau saja, kalau masalah sebenarnya gadis itu adalah terkait urusan hati.Cinta memang tidak memandang usia dan status sosial. Bagi beberapa orang, mungkin cinta yang dirasakan Clara pada Bima hanyalah cinta monyet. Namun bagi yang merasakannya seperti Clara, mereka akan sadar bahwa perasaannya itu tulus.Masalah nafsu?Hei, ayo lah. Itu adalah insting dan kebutuhaClara kembali melanjutkan makannya setelah mendelikkan bahunya cuek."Nggak tahu, Mah. Revan dan Clara kan beda kelas, Mah.""Bukannya kalian dekat? Sama sama aktif di OSIS, kan?""Kok Mamah tahu?" Lagi lagi Clara heran dengan sebanyak apa orang tuanya tahu semua aktifitasnya."Bima mengabari setiap kegiatan kamu ke Mama dan Papa. Katanya Revan pernah datang ke rumah, dan ngajak kamu makan malam. Mau omongin masalah rapat OSIS ya katanya?"'Aiihhh... Kok Kak Bima bocor banget sih?' gerutu Clara di dalam hati.Tapi, paling tidak dia nggak bocor masalah nakal nakalnya Clara terhadap lelaki itu. Kalau sampai Masalah itu bocor dan ketahuan oleh Papa dan Mamanya, bisa gawat.'Bisa bisa, kak Bima dipecat. Dan gue nggak bisa ketemu dia lagi.' batin gadis itu lagi."Mmm... Bocor banget tuh orang." gerutu Clara pelan. Namun, masih bisa terdengar di telinga Eva dan Dirga. Mereka hanya tertawa dan menggelengkan kepala deng
Tiba di rumah, Clara bergegas turun dari mobil dan berlari naik ke kamarnya.Melihat itu sontak saja pasangan suami istri Bagaskara, Eva dan Dirga, kebingungan dengan tingkah Putri kesayangan mereka itu."Sayang, kamu nggak mau lihat oleh-olehnya dulu?" Teriak Eva pada Clara yang sudah berada di tengah-tengah anak tangga."Nanti aja Mah, taruh aja dulu di situ!"balas Gadis itu sambil terus berlari kecil menaiki anak tangga.Semakin bingung saja mereka akan sikap Clara. Sejak tadi gadis itu memang tampak aneh.Masuk ke dalam kamarnya Clara segera melemparkan tas selempang yang ia kenakan kata tempat tidur. Lalu berlari ke kamar mandi untuk membasuh tubuh.Tubuhnya penuh dengan aroma masakan Cina yang khas. Yang umumnya memang lebih banyak menggunakan bawang putih.Setelah selesai mandi, Clara mengenakan baju dengan gaya kasual.Celana jeans ketat, baju kebesaran berbahan rajut ala Korean styledengan pot
Just for today. Let me be free!Pasting Clara di story salah satu akun media sosial yang paling sering ia buka.Lalu mulai menikmati peselancarannya di media sosial.Clara baru menyimpan ponselnya saat saat Renata mengetuk pintunya dari luar.Tidak sulit mencari mobil Clara. Tidak banyak yang menggunakan mobil jenis ini"Masuk cepat. Kita akan pergi ke suatu tempat.""Kemana?" tanya Renata. Sambil mengambil posisi di samping Clara.Well, ya. Lagi pula hanya itu tempatnya bisa duduk.Clara tidak menjawab. la langsung menghidupkan mesin mobil, lalu menancap gas keluar dari parkiran."Kemana sih kita sebenarnya?" tanya Renata penasaran.Yang ditanya tidak menjawab sama sekali. Clara malah melirik sekilas sahabatnya itu. Lalu tersenyum lebar."Ke rumah Arini." jawabnya santai."What? Ngapain?" pekik Renata bingung. Ada ada saja melakukan sahabatnya itu. Bikin sakit kepala.
Namun kondisi Clara, juga apa yang baru saja Clara alami saat ini membuat Renata terbawa perasaan.Seperti yang dikatakannya pada Clara tadi, ia sangat tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak mencintainya balik.Andai saja Clara tau, bahwa orang yang membuat Renata merasa seperti itu adalah kakaknya sendiri. Reno..."Ren... Lo belom jawab pertanyaan gue. Lo lagi dekat sama seseorang? Siapa?" tanya Clara dengan nada lebih menuntut."Bukan siapa siapa. Lupain aja." Renata berusaha mengelak."Nggak bisa. Gue mau tau. Gue ceritain semuanya sama Lo, kenapa juga Lo main rahasia-rahasiaan sama gue? Ada apa sih? Siapa yang lagi dekat sama Lo?" desak Clara keras kepala."Udah ah. Nggak penting juga masalah gue. Sekarang kita fokus ke masalah Lo aja dulu. Setelah apa yang lo lihat tadi, apa Lo yakin mau lanjutin perjuangan Lo untuk ngedapatin Bima?"Diingatkan lagi tentang itu, wajah Clara Kemabli merengut murung.
TEEEEEETTTTTT...Suara bel tanda pulang sekolah berbunyi. Semua siswa siswi Bina Bangsa Senior High School, tempat di mana Clara menuntut ilmu, berhamburan keluar kelas.Mau di sekolah kampung atau kota, mau sekolah biasa atau unggulan. momen seperti ini tidak ada bedanya.Semua menunggu jam istirahat dan pulang.Namun, bagi sekolah Bina Bangga Senior High School. hari ini mereka diminta untuk berkumpul di lapangan. Ada pengumuman yang akan disampaikan oleh pembina OSIS dan dewan guru.Clara keluar kelas paling belakang. Malas berebutan jalan dan lari larian. Belum lagi risiko ketabrak tubuh kawan.Apalagi jika harus ketabrak tubuh teman cowok yang berkeringat.Yiiluuuuhhh!!"Clara!" Renata beriari kecil di belakangnya dan mengalungkan sebelah tangan ke leher Clara."Awh!" pekik Clara hampir terjungkal karena gerakan sahabatnya itu."Masih lesu aja. Happy dong happy!""Tolong. gue masi
Hari keberangkatan acara kemah cinta alam itu tiba.Clara mendapatkan izin dari kedua orangtuanya tanpa susah payah. Karena pihak sekolah memang memberikan surat resmi tentang pemberitahuan kegiatan itu.Pihak sekolah sudah menjamin keamanan kegiatan mereka. Karena kegiatan itu hanya akan diadakan di sebuah perkebunan di daerah puncak.Mama dan papanya Clara bahkan mengizinkan Bima mengambil cutl.Hal itu membuat Clara sedikit kecewa. Kepalanya juga mulai memikirkan hal hal yang dibencinya.Bagaimana kalau Bima kembali ke tempat Arini?Gadis itu menggelengkan kepalanya untuk mengenyahkan pikiran tersebut. Lalu melirik Bima yang sedang menyetir di balik kemudi.Setelah kejadian melihat Bima berciuman dengan Arini hari itu. Clara memang memilih untuk duduk saja di jog belakang. Menjaga jarak. Demi kesehatan hatinya juga.Sakit sekali rasanya, berada sedekat ini, namun mereka terasa begitu jauh.Mereka tib
"Clara, kenalkan ini Bima. Mulai hari ini Bima akan menjadi bodyguard kamu." Kata Reno, kakak kandung Clara, saat gadis itu baru saja tiba di rumah setelah pulang sekolah pada suatu siang.Clara yang sejak sehari sebelumnya sudah merencanakan ide usil dan nakal untuk membuat sang bodyguard kewalahan dan mengundurkan diri, tiba-tiba saja mematung dan terdiam. Rencananya buyar."Gila! Ini sih bukan body guard. Gue disodorin malaikat pelindung!" pekik Clara di dalam hati. Semua rencananya berubah. Bukannya berniat mengusir. sekarang ia malah ingin mempertahankan.Kedua bola mata indah di balik jajaran bulu mata panjang dan lentik itu terbelalak mengagumi wajah tampan di hadapannya.Alis tebal, mata tajam, hidung mancung dan lurus. bibir penuh dan seksi, rahang tegas, dan tubuh atletis!He is perfect! Ini sih titisan dewa!Lelaki itu sama sekali tidak tersenyum. Tidak pula menatap Clara dengan hormat seperti yang biasanya dilakukan s
Sempurna! Adalah istilah yang paling cocok untuk menggambarkan kehidupan Clara. Namun, sayangnya itu tidak berlaku di dalam kasus percintaanya dengan Bima.Ia sudah jatuh cinta pada lelaki itu sejak pandangan pertama. Namun Bima seolah tidak menganggapnya ada. Lelaki itu benar-benar hanya menganggap Clara sebagai seorang gadis manja dan nakal yang harus diawasi.Namun, bukan Clara namanya jika ia menyerah begitu saja. Bagaimana pun, ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Termasuk Bima Bayuwirya.Ya. Clara telah tersihir dalam pesona Bima. Lelaki itu telah berhasil mencuri hatinya dan menyembunyikannya entah di mana. Namun, Clara bertekad untuk melakukan hal yang sama pada lelaki itu. Seperti dirinya yang telah bertekuk lutut di hadapan Bima, lelaki itu juga harus merasakan hal yang sama!"Lo yakin usaha gue kali ini bakal berhasil, kan?" tanya Clara pada Renata, sahabatnya sejak SMP yang hari ini sengaja diajaknya ikut ke rumah.Clar