“Apa yang bisa kau lakukan dengan menjadi pengantinku?” tanya Joe dingin.
Pria lain yang berdiri di belakang Clayton terkejut, ia adalah asisten pribadinya. Apa tuannya berniat menjadikan wanita ini pengantinnya?
“Itu... aku akan melakukan apa pun yang kau minta padaku. Aku mohon.” Zoey menggigit bibirnya, ragu saat hendak mengatakan tujuannya melakukan itu. “Aku, hanya meminta sedikit bantuanmu untuk membalas--”
“Baiklah, kita akan menikah.” sela pria bermata abu-abu, membuat Zoey langsung membalas tatapan tajam pria itu.
Zoey mengangguk ragu karena tatapan Joe yang mengintimidas tapi keputusannya untuk menikahi pria ini sangat yakin. Dia membutuhkan seseorang untuk membantunya membalas dendam.
Joe menaikkan sebelas alisnya seperti tertarik dengan kalimat terakhirnya.
Asisten Joe, bernama Alex terkejut dengan permintaan Zoey yang menurutnya sedikit lancang. Dia berkata cepat, “Nona, Anda—“
Joe mengangkat tangannya setinggi bahu untuk menghentikan Alex. Dia berucap pada Zoey, “Baiklah, kau pegang ucapanmu.”
“Tuan,” tegur Alex karena tuannya menyetujui tanpa pikir panjang.
Mendengar jawaban pria itu, binar di mata Zoey terlihat. Dia tidak menyangka kalau ia akan setuju dengan permintaannya. “
"Terima kasih, Tuan. Saya akan selalu memegang perkataan saya dan tidak membuat Anda kecewa.”
Joe mengabaikan perkataan Zoey dan menoleh pada asistennya. “Segera daftarkan pernikahannya.”
“Apa?” baik Zoey dan Alex, keduanya terkejut.
“Hari ini juga!” perintahnya yang tidak ingin dibantah.
Zoey tercengang dengan hal itu, dia terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya hanya terbuka tanpa ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.
“Baik, Tuan,” jawab Alex yang tidak bisa berkompromi lagi dengan tuannya.
Joe berbalik dan melangkah meninggalkan ruang perawatan Zoey.
Alex mendekati tempat tidur dengan berkata, “Nona, nanti sore akan ada seseorang yang menjemput Anda. Saya akan mengurus pendaftaran pernikahan kalian.”
Setelah mengatakan itu, Alex bergegas pergi menyusul tuannya sudah keluar dari ruang perawatan.
Zoey membisu dengan keputusan cepat pria itu, dia bahkan tidak mengetahui siapa namanya.
‘Gila!’
Zoey memaki dirinya sendiri dengan keputusan gegabah itu tapi dirinya tidak memiliki pilihan karena harus membalas perbuatan James dan juga adik angkatnya. Bagaimana mungkin mereka bisa berbuat sejahat itu menipu dirinya dan juga orang tuanya.
Terutama Zilan. Orang tuanya sudah sangat baik pada gadis itu dengan memberikan kehidupan yang layak padanya, tetapi apa balasannya. Dia menusuknya dari belakang dengan sangat kejam.
***
Sore hari, seperti yang dikatakan oleh Alex sebelumnya. Tiga orang datang ke ruang perawatan Zoey—satu orang perempuan yang mengaku dari kantor catatan sipil dan dua orang lainnya adalah orang suruhan Joe.
“Silakan tanda tangan di sini, Nona.” Wanita paruh baya yang mengenalkan dirinya sebagai Vanya menunjukkan berkas pengajuan pernikahan. “Setelah ini, Anda sah menjadi istri Tuan Joe.”
Zoey tercengang dengan hal itu tapi dia tetap menandatangani berkas yang diberikan oleh Nyonya Vanya.
Usai penandatanganan berkas tersebut, Nyonya Vanya kembali berkata, “Buku nikahnya akan langsung dikirimkan ke kediaman Tuan Joe. Saya permisi, Nona.”
Zoey yang mampu menganggukkan kepalanya. Ia masih sangat terkejut dengan perubahan status secepat ini. Padahal, siang kemarin dirinya amat terpukul mengetahui perselingkuhan kekasihnya dan juga adik angkatnya.
Zoey menatap selembar kertas yang diberikan oleh petugas catatan sipil yang berisi data diri calon suaminya yang beberapa menit lalu sudah sah menjadi suaminya.
“Zoey Clayton, usia 33 tahun, pekerjaan Presiden Direktur The Frozen Tower.”
Mata Zoey membulat sempurna begitu membaca identitas pria yang dinikahinya.
“Apa aku segila ini menawarkan diri menjadi pengantin pemimpin perusahaan Frozen Tower?” Zoey memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit setelah mengetahui identitas pria yang dinikahinya.
Di tempat lain, Joe duduk di sebuah sofa dengan menyandarkan punggungnya dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Beberapa berkas berserak di atas meja di hadapannya, dan Alex yang berdiri di hadapannya.
“Pria itu bernama James, kekasih Nona Zoey dan wanita yang menjadi selingkuhannya adalah Nona Zilan, adik angkat Nona Zoey.” Alex memberikan laporan.
Joe tersenyum sinis dengan informasi itu, tatapan matanya menyiratkan banyak arti setelah membaca semua laporan yang diberikan oleh asistennya.
“Cari tahu informasi lebih detail mengenai pria itu.”
“Baik, Tuan.”
Alex bergegas keluar dari ruangan itu meninggalkan tuannya untuk melakukan perintah sang majikan.
Joe yang masih duduk di sofa menatap tajam pada foto gadis yang terletak di atas sebuah map berwarna merah. Itu adalah sebuah ‘proposal’ pernikahan yang pernah diberikan oleh neneknya. Namun, karena penolakan gadis itu pernikahan belum bisa dilakukan.
“Sekarang kau sendiri yang datang padaku,” ucap Joe dengan sinis. “Kau harus membayar semua penolakan itu. Kau tidak bisa lari lagi dariku!” pungkasnya dengan meraih foto Zoey yang ada di hadapannya.
“Tuan Joe Clayton dan Nyonya Zoey Verlon, saat ini kalian sudah resmi dan terdaftar sebagai pasangan suami istri. Sesuai permintaan anda, sertifikat pernikahan akan diserahkan pada Nyonya Clayton secara langsung." Bersamaan dengan penyerahan dokumen pernikahan, terdengar tepuk tangan bahkan ucapan selamat kepada kedua pasangan baru dari petugas kantor sipil, Alex, dokter serta beberapa perawat yang ada di sana. Berbeda dari sikap Zoey yang terlihat belum bisa mempercayai keadaan kalau dirinya sudah menikah saat ini, Joe malah lebih tenang. Pria tampan nan kaya raya itu berdiri untuk berjabat tangan pada petugas catatan sipil. Joe juga terlihat berbincang dengan dokter dan perawat yang menangani Zoey, sebelum menoleh dan berbisik pada Alex. “Lex, antarkan mereka ke depan. Pastikan tidak ada informasi yang bocor tentang hari ini dan berikan mereka tanda mata sepantasnya.” Alex mengangguk, “Baik. Aku mengerti,” jawab si cekatan itu dan bergegas membawa para tamu pernikahan kecil bosn
‘Aku akan langsung ke kantor setelah kembali.’ Sebaris kalimat di kolom pesan Zoey kirimkan ke James. Tidak ada jawaban apapun selain centang dua biru sebagai tanda pesan sudah terbaca. Tapi itu tidak membuat Zoey kecewa, melainkan menyunggingkan senyuman licik di bibirnya. ‘Kau kira aku sebodoh dulu? Zoey-mu yang lugu itu sudah mati ditelan pengkhianatan keji kalian. Sekarang, mulailah menikmati permainan ini dengan perlawananku. Aku akan menunjukkan kemampuanku agar kau tidak kecewa, James bajingan.’ Zoey bergumam dalam hati, tapi tatapannya tertuju ke depan, pada Joe. “Joe, bisakah aku keluar dari sini sekarang juga? Aku ingin memulai rencanaku. Aku tidak ingin membuang waktu karena aku harus segera fokus pada hubungan kita. Seperti katamu, aku adalah Nyonya Joe Clayton sekarang.” Ucapan yang Zoey utarakan membuat bibir Joe menyunggingkan senyuman. “Baik. Semuanya akan berjalan sesuai keinginanmu.” Joe menjawab tanpa penolakan sama sekali. Sesuai permintaan Zoey, ia langsung di
"Aku di sini karena ingin tahu apa yang kalian rencanakan dengan mengundang adikku membuat presentasi produk baru di perusahaan kalian. Apa kalian kekurangan tenaga ahli sampai-sampai ingin mencuri ide dari pegawai ZZ Top dengan cara seperti ini?” Zoey yang tersudut tetap berani menjawab, “Sungguh sangat disayangkan.” sambungnya mencibir dengan senyuman meremehkan. Semua orang di sana terdiam. Kebingungan terlihat jelas saat semuanya saling memandang seolah bertanya. Para intern perusahaan itu tidak mungkin menjawab kalau mereka mengundang Zilan untuk menjadi pengkhianat ZZ Top dengan membocorkan rencana produk baru yang akan dikeluarkan. Dalang di balik ide perekrutan Zilan sebenarnya adalah Tuan Kedrick. Sebelumnya sudah diketahui kalau dirinya adalah orang lama serta bawahan Tuan Verlon sebelum nama perusahaan berganti menjadi ZZ Top. Karena inisial ‘ZZ’ itu juga diambil setelah Zilan resmi diakui menjadi bagian dari keluarga Verlon. Tuan Kedrick jelas tahu kalau Zilan bukanlah a
Langkah Zoey gontai meninggalkan pemakaman kedua orang tuanya setelah meminta izin untuk menikahi kekasih yang sangat dicintainya. Meski sudah setengah tahun setelah kepergian kedua orang tuanya, gadis berusia 27 tahun itu semakin merasa kosong tanpa kehadirannya. Zoey menghentikan langkahnya di ambang pintu begitu sampai di rumah hadiah orang tuanya untuk pernikahan dirinya dan juga James, kekasihnya. Suara samar terdengar dari arah dalam rumah, padahal rumah itu belum ditempati. “Tahan, Sayang.” Suara seorang pria terdengar lirih dengan parau tak lama suara seorang wanita menyahutinya. “James, aku sudah tidak tahan!” Zoey gemetar mendengar hal itu, kakinya mencoba melangkah menuju ke asal suara yang ternyata berasal dari arah ruang tengah. Dia segera membekap mulut dengan mata yang berkaca-kaca. Perasaan jijik menyeruak di dada Zoey ketika melihat dua orang yang sedang bercumbu di rumah pemberian kedua orang tuanya. Mereka adalah James, calon suaminya, dan juga Zilan Verlon, adi