Setelah para mahasiswa memasuki hotel, dua teman sekelas pria diam-diam mendatangi Connor.
"Connor, jangan marah. Owen terlalu kuat. Jangan menantangnya secara langsung.""Connor, kurasa yang Owen lakukan barusan itu sudah keterlaluan. Jika kamu tidak memberinya pelajaran, kurasa cepat atau lambat Maria akan jatuh ke pelukan Owen."Connor menampik perkataan temannya itu dan berkata dengan wajah cemberut, "Hentikan omong kosongmu itu. Hari ini aku akan memberinya pelajaran.".....Owen datang terlambat dan mencuri perhatian mereka. Setelah memasuki ruang perjamuan, Owen duduk di meja paling tengah yang dikelilingi oleh banyak orang.Maria duduk di sisi kiri Owen. Dua gadis yang lain ingin duduk di sisi kanan Owen, namun Fiona selangkah lebih cepat daripada mereka. Fiona pun berhasil mengambil tempat di sisi kanan Owen.Saat melihat dua gadis tercantik dari Jurusan Bahasa Washal duduk mengapit Owen, gadis-gadis yang lain m"Connor, jika kamu tidak minum, kamu tidak menghormatiku."Owen meletakkan botol anggur yang sudah kosong di atas meja, wajahnya menjadi muram.Connor ingin memberi Owen hukuman yang berat, tetapi dia tidak berani menghadapi Owen secara langsung.Melihat Owen tampak cemberut, Connor segera menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Owen, aku akan minum denganmu!"Connor tidak berani menyinggung perasaan Owen.Connor mengangkat kepalanya dan menandaskan anggur itu dalam sekali teguk."Hebat sekali!""Connor dan Owen adalah orang yang kami hormati. Mereka tidak segan meminum anggur semahal itu.""Owen, minumlah segelas lagi dengan Connor."Mahasiswa lain memancing dengan penuh semangat dan berteriak agar Owen dan Connor minum lagi.Owen tersenyum dan mengangguk, "Pelayan, tolong bawakan sebotol Latife lagi. Aku akan minum lagi dengan Connor."
"Tuan Walsh benar. Owen, kamu terkenal di Jurusan Bahasa Washal dan bahkan di seluruh Universitas Samudra. Kamu tidak perlu mengatakan kamu kaya. Kamu tidak perlu takut meskipun miskin.""Kamu mampu, dan kamu bisa menghasilkan uang dengan bekerja sebagai pengawal atau petugas keamanan untuk orang-orang kaya. Namun, kamu tidak perlu membual tentang dirimu sendiri. Sadarlah."Lincoln dan Jaxton tidak menahan diri saat mengejek Owen.Banyak murid pintar yang bisa melihat bahwa Connor sengaja mengejek Owen. Jika mereka tidak menyadarinya, mungkin mereka bodoh atau sedang mabuk.Suasana di ruang perjamuan jadi agak tegang.Namun, Owen tidak mau repot-repot menjelaskan lebih jauh.Owen mengeluarkan dua kartu kredit khusus dari saku celananya dan menaruhnya di atas meja.Kartu itu cukup untuk memberikan penjelasan. Di bawah cahaya lampu, kartu-kartu itu memancarkan kilau hitam yang memukau."Kartu kredit tanp
Di Westner, saat ini sudah hampir fajar dan matahari hampir terbit.Di sebuah kastel bergaya abad pertengahan, seorang wanita cantik berambut pirang dengan jaket kulit ketat sedang duduk di kursi pemimpin. Ada ekspresi dingin di wajahnya yang sangat cantik.Di hadapan wanita itu, ada dua orang pria kuat berseragam militer biru langit. Mereka berdiri layaknya seorang prajurit dengan postur tegak, tetapi kepala mereka menunduk."Kalian berdua bodoh!"Wanita cantik itu berkata dengan marah, "Bos meminta kalian untuk berurusan dengan Resimen Elang. Memangnya kalian tidak bertanya di mana dia sekarang?"Kedua pria berseragam militer itu menundukkan kepala makin dalam."Dasar sampah! Apa yang bisa kalian lakukan selain berkelahi?"Wanita cantik itu makin marah saat dia berbicara dengan tangan mengepal, "Bos bilang dia akan kembali dari liburannya setelah seminggu, tetapi sekarang sudah berapa lama? Begitu dia menghub
Suara teriakan Connor bergema di telinga semua orang.Kemudian, seketika teriakannya terdengar begitu jauh.Itu karena dia ditendang hingga terpelanting sejauh 10 meter. Setelah terjatuh ke tanah, dia terus terguling sampai keluar dari pintu toko 4S.Itu sangat gila!Orang-orang yang menyaksikan kejadian ini merasa gugup. Banyak orang yang berpikir kalau mereka akan mati jika dipukul seperti itu!Akan tetapi, itu masih belum berakhir. Begitu kaki Owen terdorong, tubuhnya memelesat dengan cepat.Lalu, saat Owen melangkah maju, terdengar suara yang teredam di bawah kakinya. Para mahasiswa di sekitarnya merasa tubuh mereka ikut bergetar, seakan-akan mereka baru saja merasakan gempa bumi kecil."Lantainya retak!""Astaga! Apa itu karena Owen menginjaknya saat dia memelesat?""Gila! Ubin lantainya disemen ke tanah. Bagaimana ubinnya bisa retak?"Benar, ubin di lantai tempat Owen berdiri ta
Baiklah!Setelah merenung selama beberapa saat, Maria tertawa terbahak-bahak dengan tangannya menutupi wajahnya, "Aku tidak akan memikirkannya lagi. Jika Owen memintaku untuk menjadi pacarnya, aku akan mengiyakannya. Lagi pula, dia pria yang baik."Keesokan harinya, Owen mengemudikan Posche 911 milik Fiona dan berhenti di Alun-alun Gerbang Depan di Universitas Samudra.Ketika Owen dan Fiona muncul, mereka berdua menarik perhatian banyak mahasiswa.Di saat yang bersamaan, sebuah topik yang berkaitan dengan Owen muncul di Forum Samudra.[ Owen sudah sampai di Universitas Samudra. Tampaknya dia tidak tinggal di asrama. Aku ingin tahu apa dia akan muncul di Asosiasi Tarung Bebas dan bertarung dengan Aaron.][ Owen pergi ke ruang kelas Jurusan Bahasa Washal. Tampaknya dia tidak pergi ke Asosiasi Tarung Bebas. Ada kelas yang harus dia ikuti.][ Aku sudah melihat jadwalnya. Jurusan itu tidak mempunyai jadwal kelas di
"Owen, kemarilah!""Jangan hanya berani menindas empat orang pemula. Jika kamu punya nyali, ayo lawan kami!"Terdengar teriakan dua orang dari dalam ruangan Asosiasi Tarung Bebas.Owen melangkah masuk. Di dalam, dua orang pemuda sedang berdiri di depan ring dan menatap Owen dengan wajah penuh permusuhan. Mereka berdua mengenakan seragam latihan.Selain itu, masih ada seorang lagi di atas ring. Itu adalah Aaron. Owen masih ingat Aaron pernah berdiri di dekat Felix dan Kian saat hari pertama pelatihan militer.Owen perlahan melangkah maju dan tersenyum, "Apa yang kalian lakukan? Aku sedikit bingung. Aku sudah membaca surat tantangan Aaron. Apakah kalian akan bergiliran melawanku? Kalian ... ""Diam kamu! Kami harus menjaga martabat Asosiasi Tarung Bebas ini.""Benar. Owen, kami dengar kamu telah menantang klub kami. Jadi, kami tidak akan menunjukkan belas kasihan."Kedua pemuda di depan ring segera menye
Aaron segera melepaskan pakaian latihannya.Ketika Owen mengambil sarung tinju, Aaron sudah melepas pakaian latihannya dan memperlihatkan otot-ototnya yang kekar. Di bawah sorot lampu, sosok Aaron memancarkan aura kuat yang menakutkan.Semua penonton seketika berteriak.Gadis-gadis juga berteriak histeris saat melihat tubuh kekar Aaron.Aaron tampan. Ditambah dengan otot-ototnya yang kekar, semua gadis pasti terpikat oleh pesonanya."Bagaimana kalau kita melepas pakaian kita?"Owen tersenyum dan berkata, "Kalau begitu ... baiklah. Akan tetapi, aku ini orang yang sedikit pemalu!""Lepaskan pakaian kalian.""Ayo, Aaron. Kami mendukungmu!""Kamu pasti menang, Aaron."Ucapan Owen membuat penonton kembali berteriak nyaring. Suasana di tempat itu pun menjadi makin ramai."Terima kasih. Sekarang aku benar-benar merasa seperti berada di rumahku sendiri!"Owen memakai sarung
Para mahasiswa itu ketakutan saat melihat betapa seriusnya sikap polisi-polisi itu. Mereka segera memberi jalan kepada polisi-polisi itu.Saat itu, Owen berjalan ke luar dari gedung Asosiasi Tarung Bebas."Minggir." Owen berdiri di depan polisi paruh baya itu, sehingga polisi itu menghardiknya dengan kasar."Baiklah."Owen memutar matanya pada polisi paruh baya itu dan menyingkir.Namun, karena kedua sisi sudah penuh sesak, lorong di samping Owen hanya muat dilalui oleh satu orang saja, meski Owen sudah menyingkir.Di samping polisi paruh baya itu, ada seorang polisi muda, lalu empat orang polisi lain di belakang mereka. Jelas, lorong itu masih terlalu kecil untuk mereka lewati."Minggir lebih jauh lagi."Polisi paruh baya itu menatap Owen dan berkata dengan tidak sabar, "Apa kamu tuli atau bodoh? Cepat minggir!"Owen mengangkat alisnya. Dia menatap polisi di depannya, lalu bertanya, "Apa kamu