Akira menaruh remot tv di meja dan memberingsut menghadap Giselle tatkala dia mendengar ucapan yang dilontarkan Giselle tadi.Dia meraih jemari Giselle dan membawanya ke dalam dekapannya.“Kamu maunya kita ini jadi apa?” tanya Akira lembut.“Kamu tahu, dari awal aku selalu tertarik sama kamu, bahkan sejak di Royal Ruby beberapa bulan lalu,” ujar Akira seraya terkekeh miris. Dia masih memandangi wajah Giselle yang berubah dari sedikit cemas dan ragu, menjadi bingung dan kaget karena pernyataan Akira.“Hah? Masa?” seru Giselle tak percaya.“Tapi, bagaimana bisa? Kita tuh beda banget! Sering banget kan kita berdebat di kantor. Masa kamu bisa-bisanya tertarik
“Kenapa kamu mengajak aku bermalam di sini, Giselle?” Akira bertanya dengan nada lembut. “Aku nggak mau kesepian malam ini,” ujar Giselle dengan gamblangnya. Giselle tahu kalau dirinya hari ini bertindak di luar nalar dan tidak seperti dirinya yang biasanya. Mungkin karena emosinya yang dibuat naik turun sejak tadi pagi. Kemudian ketika dia bertemu dengan Tristan dan membuat kesabarannya berubah menjadi setipis tisu. Lalu datanglah Akira yang mendampingi dan membelanya di hadapan Tristan. Ketika mengajak Akira masuk ke dalam apartemennya, Giselle pun tak menyangka dengan sikap manis yang ditunjukkan Akira. Hatinya terbuai dengan kenyamanan yang diciptakan oleh atasannya ini. Giselle tak mendengar jawaban dari Akira. Pria itu hanya mengelus dan mengecup kepala Giselle. “Sepertinya hari ini bukan waktu yang tepat untuk aku menginap di tempatmu,” ujar Akira dengan berat hati. Jujur saja, dalam hati Giselle kecewa mendengar penolakan Akira, tapi di satu sisi dia merasa berterima ka
Giselle mematut penampilannya sekali lagi di cermin. Rambutnya sengaja dia buat curly waves yang mengaksentuasi kilau rambutnya. Hari ini dia memakai tweed jacket Chanel kesukaannya berwarna pink pastel. Dipadukan dengan setelan rok berwarna senada dan juga dalaman sleeveless blouse fit body berwarna putih. Wajahnya pun terlihat fresh setelah dia menyapukan makeup natural dengan hasil layaknya MUA profesional. Akira akan menjemputnya jam 7 pagi dan berencana untuk sarapan bersama. Dia merasa sedikit konyol karena merasa bersemangat menyambut Akira pagi ini setelah kejadian kemarin. Bisa-bisanya dia bersikap norak seperti yang sekarang dia lakukan, menunggu hingga Akira mengabari kalau dia telah sampai lobi. Benar saja, Akira meneleponnya sekitar jam tujuh lewat lima pagi ini. “Hei Giselle, selamat pagi. Kamu sudah siap? Aku sudah standby di lobi.” ujar Akira dengan suara yang membuat hati Giselle jumpalitan. “Hei, Akira.” jawab Giselle malu-malu. Haha, padahal sebelumnya di
Akira melihat wajah Giselle yang mudah sekali merona jika ada pujian, atau ketika gadis itu marah. Dirinya hanya spontan mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya. Hari ini Giselle begitu luar biasa cantik dengan power suit yang dia kenakan, walau demikian kesan feminin dan elegan tetap melekat kuat dalam citra perempuan tersebut.Rasa-rasanya Akira tak akan terbiasa ketika memandangi perempuan cantik yang kini semakin dekat dengannya.Meskipun Akira telah menyatakan perasaannya kemarin malam, mengatakan kalau dia siap untuk melangkah lebih jauh lagi, tapi Giselle mengatakan kalau dia masih ragu.Sekarang bola berada di tangan Giselle. Perempuan itulah yang akan menentukan ke mana mereka akan berlabuh. Walaup
Giselle tak menyangka jika Akira berani menciumnya di lift basement seperti ini!Awalnya Giselle begitu kaget sampai tak bisa berkata apapun. Tapi tak lama dia pun ikut terhanyut dalam permainan Akira hingga dia tak memikirkan waktu dan tempat.Sedetik, semenit, atau satu jam… waktu rasanya tak relevan ketika dia berada di dalam pelukan Akira.“Ah, shoot! Aku minta maaf Giselle,” Akira dengan cepat pula melonggarkan pelukannya dan menghentikan sesi spontan ciuman mereka.Akira membentangkan jarak di antara mereka, menengadahkan kepalanya sejenak dan melihat kamera
Giselle mengirimkan pesan singkat mengenai jadwal meeting mereka dengan Diraja Sudibyo. Dia berpikir jika perempuan itu akan menghubunginya lewat intercom, tapi ternyata dia harus menelan pil pahit dan merasa jika Giselle menghindarinya. Salahkan dirinya yang tak bisa mengontrol gairahnya dengan baik, sehingga dia melakukan tindakan spontan di lift tadi. Dia pun harus merelakan sejenak dan memberikan Giselle waktu serta jarak yang gadis itu butuhkan untuk berpikir ulang mengenai hubungan mereka. Apakah Giselle puas dengan hubungan tanpa status ini?Yang pasti Akira tidak akan menyukainya. Gelar partner termuda yang tersemat dalam dirinya bukanlah tanpa sebab. Akira selalu bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan kali ini, dia menginginkan Giselle untuk menjadi miliknya. Akira bisa bersabar dan mengulur waktu demi menyusun strategi dan mendapatkan tujuannya. Termasuk sekarang. Tak masalah baginya. Asalkan dia mendapatkan keinginannya. Kesabaran dan kegigihan. Itu adalah senja
Giselle dan Akira tersenyum mendengarnya. “Bagaimana dengan talent untuk promosinya?” “Saya memberikan tiga pilihan untuk Anda periksa, Pak Diraja. Tapi saya merekomendasikan aktris dan influencer Layla Narantika Kamil. Kekuatan dan social presence-nya di berbagai platform begitu tinggi dan banyak yang antusias memilihnya untuk menjadi brand ambassador produk-produk bergengsi.” jawab Giselle penuh semangat. “Sounds good, mungkin kamu bisa berhubungan dengan tim PR kita, dan cari cara untuk mendekati dan menawarkan kerja sama dengan Layla ini. Susun jadwal meeting dengan dia jika dia setuju dengan proposal ini.” Begitu perintah Diraja yang terdengar positif. Giselle merasa senang jika ide dan kerja kerasnya diapresiasi oleh pemilik proyek ini. “Oke, ada lagi yang perlu dibicarakan? Saya harus pamit karena ada meeting selanjutnya.” Diraja mengecek jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 12.15 siang. Akira berdiri dan menjabat tangan Diraja. Mengungkapkan terima kasih dan berj
Diraja Sudibyo mengatakan pada Giselle bahwa dia akan menemuinya dalam waktu sepuluh menit lagi. Memang benar Giselle datang lebih cepat dari waktu yang ditentukan jadi Giselle pun menjawab tak masalah, just take your time. Dia tahu apa yang dilakukan untuk menghindari Akira adalah sebuah tindakan pengecut. Tapi hanya itu yang bisa Giselle pikirkan saat ini. Dia akan pulang ke rumah, lalu bertapa untuk mencari cara bagaimana mengatur hati dan pikirannya yang penuh dengan tanda tanya. Giselle saat ini berada di dalam ruangan meeting kantor Diraja. Menunggu Diraja dan juga Akira serta tim The Converge yang sudah tiba dan sedang dalam perjalanan ke atas. Ternyata yang datang terlebih dahulu adalah Akira beserta Angel dan Fany. Untung saja dia mengajak Angel dan Fany dalam pertemuan ini, agar dia memiliki buffer dan bisa menghindari konfrontasi langsung dari Akira. Benar saja, saat tatapan Akira bertubrukan dengan netra Giselle, pria itu menyeringai singkat sebelum mengubah eks