Mendengar ucapan Genbu saat itu membuat semua orang terutama Eiji terkejut diam. Kata-kata melawannya berada di luar pikiran dan tak tertebak. Bagaimana mungkin tidak? Genbu adalah seorang dewa, jika itu di hadapi oleh Eiji yang bahkan dalam status masih berada di level 78 tidak akan sebanding.
“Disini, sekarang juga. Seluruh area ini adalah area pertarungannya. Kau dan aku, satu lawan satu. Jika kau bisa menang melawanku, maka tawaran bantuanmu itu akan ku terima. Dan jika kau kalah….”
Menunggu lanjutan dari Genbu, membuat Eiji menelan salivanya dan melotot kuat penuh dengan rasa gentar yang menyebar di seluruh tubuh.
Dan ketika Genbu membuka mulutnya, jawaban mengerikan dia lontarkan kepada Eiji.
“Kau dan kedua temanmu akan menjadi santapanku!”
Perasaan merinding dan hawa tekanan yang begitu kuat dari ucapan Genbu benar-benar merasuki tubuh Eiji, Jirou dan Satsuki. Mereka bertiga tertegun diam dengan bulu roma yang
Eiji yang menantang Genbu dengan lantang pun membuatnya terprovokasi. Dia membuka mulutnya yang begitu besar dan lebar untuk menggunakan serangan energinya.“Menarik sekali, manusia! Sampai mana sifat aroganmu itu akan bertahan, aku sangat menantikannya!”Sebuah energi layaknya kumpulan air yang terserap dari sekitarnya menggumpal di depan mulut Genbu yan terbuka lebar.“Mizubehebi”*ZUOOR*Energi tersebut di lepaskan dengan kuat dan membentuk sebuah ular air yang melesat dengan cepat ke arah Eiji.Eiji yang tak gentar saat itu pun tak bergerak dari posisi berdirinya dan berbalik menantang ke arah serangan yang mengarah padanya.“Majulah!”“SHAAA!!”Yang tak di ketahui Genbu adalah Eiji telah menyiapkan sebuah serangan balik di belakang tubuhnya. Dengan menggunakan Skill Sling Claw, Eiji membentuk wujud energi lengan transparan yang mengepal kuat bongkahan tanah.
Alih-alih dari hal itu, Genbu yang hanya memiliki tiga kaki yang tersisa pun menjadi terjatuh dan sulit untuk mempertahankan posisi berdirinya.*DUM DUM*“Urrghh!”Eiji yang melihat kondisi Genbu cukup buruk pun mulai kembali bangkit dari posisi menunduknya. Dia berdiri dengan tegap melihat Genbu yang terjatuh dan berlumuran dengan darah di mana-mana.Sungai yang seharusnya memiliki air yang begitu jernih, dan juga tanaman yang segar dan hijau telah di cemari oleh darah yang begitu pekat.Walaupun pemandangan di sekitar terlihat cukup mengerikan akibat darah yang mengotori sekitarnya, tetapi Eiji tidak mempunyai pilihan. Tak hanya nyawanya saja, tetapi seluruh player yang terlibat dalam Linked Tournament sedang menjadi taruhannya.Eiji tidak ingin melihat siapapun mati hanya karena sebuah game saja. Meskipun terdengar naif, tetapi Eiji ingin menyelamatkan semua orang tanpa terkecuali. Karena itu, apapun yang terjadi, Eiji berkepu
Ucapan Genbu saat itu benar-benar mengejutkan mereka berempat yang mendengarnya. Walaupun itu berada di dalam game, entah kenapa ucapannya terasa seolah nyata dan penuh dengan kekhawatiran yang tersirat di dalamnya.Di antara mereka semua, hanya Eiji lah yang menjadi player untuk mengetahui bahwa nyawa di dalam game sama berharganya dengan di dunia nyata.Setelah mengingat hal itu lagi, Eiji kembali menjadi ragu untuk menetapkan pilihannya. Gertakan gigi dan kepalan tangan yang begitu kuat, memperlihatkan betapa bencinya Eiji terhadap dirinya yang bimbang. Walaupun hati berkata untuk teguh, tetapi tubuhnya mulai gentar untuk memutuskan.“(Sial! Apa yang aku Takutkan?! Jika berhenti di tengah jelan, apa yang bisa aku lakukan nantinya?! Membiarkan orang-orang di dalam game ini mati?! Entah berapa banyak player yang dahulunya telah di rubah menjadi NPC ke dalam game oleh Suei. Aku tidak ingin mereka mati sepenuhnya di dalam dunia ini!)”Kep
Wanita yang di temui Eiji secara tidak sengaja di dalam bar tersebut pun telah menebak tujuannya dan memberikan sebuah tawaran untuk diskusi.Dia membawa Eiji ke dalam sebuah ruangan yang tersedia di dalam bar tersebut. Sepasang laki-laki dan wanita yang berada di satu ruangan. Eiji yang berada di umurnya yang masih remaja, tentu saja sulit untuk memalingkan pandangannya dari wanita itu yang duduk di depannya dengan kaki yang di lipat di depannya.Tubuh yang menggoda dan pakaian tipis terlihat setiap kulitnya yang begitu halus. Terlebih lagi, dua buah dada yang cukup besar dan wajah yang menawan itu bagaikan paket yang sangat lengkap bagi seorang wanita dewasa.“(Sial, situasi macam apa ini?! Tenanglah, tenanglah, tenanglah! Berhenti berpikir aneh-aneh wahai kau pikiran laki-laki!)”Eiji berusaha untuk tetap menyadarkan dirinya dengan menghipnotis dirinya sendiri dengan sugesti yang kuat untuk bertahan dari godaan di hadapannya.Namun,
- Gua persembunyian Genbu -Dimensi yang di buat sendiri oleh Genbu terlihat sama indahnya seperti sebelumnya. Genbu yang sedang berdiri tinggi di atas air terjun bersama Tiara di belakangnya. Jirou terlihat sedang memakan apel dan duduk melihat ke depan di mana air terjun itu berada.Lezatnya rasa apel yang Jirou makan dapat diketahui dengan jelas dari suara dan ekspresinya saat itu yang cukup mendalami. Namun, kedua matanya itu terlihat sangat terbuka lebar seolah sedang melototi sesuatu.Dan tak lain lagi, Jirou sedang melihat ke arah air terjun dimana Satsuki berada. Di tengah-tengahnya, Satsuki hanya menggunakan pakaian putih dan sedang bermeditasi di bawah air terjun yang begitu deras untuk menenangkan pikirannya.*ZRAASHH*Jirou yang melihat Satsuki pun mulai menajamkan kedua matanya seolah berusaha untuk lebih fokus.“Hmm… sedikit lagi… 78 cm… tidak… sepertinya 85!”Otak laki-laki sepert
Eiji dan Satsuki yang di tengah perjalan bertemu dengan Natsuki pun menjadi sontak terkejut untuk sesaat. Terlebih lagi, Satsuki yang bahkan tidak mengenalinya.“Natsuki” gumam Eiji“Natsuki?” sahut Satsuki yang menatap bergantian dari Natsuki ke EijiDi sisi lain, Natsuki yang menyadari keberadaan Satsuki yang cukup asing baginya pun menjadi sedikit tertarik.“Ara? Eiji, kau membawa temanmu?” tanya Natsuki“Ya. Namanya Satsuki” sahut EijiDengan tersenyum ramah yang terukir di wajah Natsuki, dia menyodorkan jabatan tangan kepada Satsuki untuk saling berkenalan.“Senang bertemu denganmu, Satsuki~”Berbeda dengan Satsuki yang tersenyum ramah, Satsuki terlihat cukup diam dengan tatapannya yang tajam kepada Natsuki.“Senang bertemu denganmu juga, Natsuki”Keduanya berjabat tangan hampir lebih dari tiga detik dan saling menatap tajam antar satu sa
Sesuai dengan informasi yang di dapatkan dari Natsuki, mereka pun menyusun rencana untuk mengantisipasi dan membekukan pergerakan para petualang itu sebelum rencana mereka terlaksanakan.Eiji dan Satsuki yang kembali datang ke kota menggunakan jubah yang menutupi tubuh mereka pun terlihat sedang bersembunyi di balik gang kecil yang cukup gelap.Berulang kali mata Satsuki melirik keluar di arah jalan kota tersebut dan melihat suasana kota di malam hari yang begitu sunyi.Eiji yang berdiri di belakangnya, terlihat sedang membuka panel statusnya dan memperhatikannya lebih dari dua menit secara terus menerus.“Hm…”[ Form of the Four Guardian Gods (Special Skill - MP > - ) ][ 1. Bentuk pertama -TERKUNCI ][ 2. Bentuk Kedua - TERKUNCI ][ 3. Bentuk Ketiga - TERKUNCI ][ 4. Bentuk Keempat - TERKUNCI ][Desc : - ]/---/Bukan melihat level, ataupun status karakternya sendiri. Melainkan Eiji sed
Di hadapan Eiji, muncul CatTail yang sebelumnya sanggup untuk menghempaskannya hanya dengan satu kali pukulan.Bagaimana tidak? Saat bar HP dan panel level milik CatTail muncul, itu menunjukan sebuah angka yang tidak masuk akal.[ Nama : CatTail ][ Level : 157 ][ Class : Fighter ]/---/Melihat level tersebut membuat Eiji dan Satsuki sontak terkejut hingga terdiam membeku. Mereka tak menyangka bahwa lawan yang mereka hadapi akan menembus level 150 yang hampir dua kali lipat levelnya dari mereka masing-masing.“Level… 157?!”Eiji saat itu berusaha untuk tetap sadarkan diri dan mempercayai apa yang dia lihat adalah suatu kesalahan. Namun, berapa lama pun Eiji terus memandang panel status itu dari jauh, dia tidak melihat adanya perubahan dari level tersebut.Di sisi lain, CatTail yang mendengar ucapan Eiji yang terkejut melihat levelnya pun menjadi tersenyum sombong.“Ahh, levelku ya? Ada apa,