Share

Part 26. Kedua kalinya

“Mas, jangan tidur.” Aku memanggilnya ketika melihat ia merebahkan tubuh di ranjang.

“Memang kenapa? Saya lelah seharian tadi bertemu klien.”

“Ini sudah mau Magrib. Sebaiknya, Mas salat dulu, lalu makan malam.”

“Salat?”

“Iya ... salat. Kenapa? Kok, kelihatan bingung?”

Mas Gio yang sedang telentang dengan dua tangan bertumpang tindih di bawah kepala mengubah posisinya mejadi setengah duduk.

“Kenapa? Kamu tidak salat?” 

Dia hanya bergeleng-geleng menjawab pertanyaanku. Aku dibuatnya semakin bingung. 

“Selama ini?”

Dia juga hanya mengangguk membenarkan tebakan asalku.

“Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun.”Aku spontan berseru menyebut nama Allah.

“Siapa yang meninggal?” Ya, ampuun ... dia malah bertanya dengan polosnya.

Ya, Allah apa benar ia suamiku? Salah apa aku sampai ditakdirkan dengan lelaki tampan, kaya, garang dan tak pernah salat seperti ini? Aku berharap mendapatkan suami

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status