PoV Author
Pukul 20.00 PT, Jong Ru telah selesai membersihkan diri. Ia mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil seraya duduk di ranjang memegang ponselnya.[Gue akan pergi ke California. Untuk liburan saja, kita satu kamar ya.]"Kenapa harus berkunjung, sih?" gumam Jong Ru mencebikkan bibirnya karena kesal.[Terserah padamu,] balas Jong Ru lalu menonaktifkan ponselnya. Ia berpikir bahwa Reyndad tak boleh tahu perihal Adnan berada di California.Tapi, bagaimana ia harus menyembunyikan Adnan dari Reyndad. Apa dia perlu memberitahukan pada Adnan?Jong Ru menggelengkan kepalanya. Ia tak boleh mengatakan ini pada Adnan. Melainkan pada Yayuk."Astaga, bahkan nomor temannya pun gue gak punya," cicitnya.Jong Ru bergegas menuju ke rumah Yayuk karena ia akan mengajak Adnan ke acara festival sebelum pergantian tahun.***Reyndad telah menyiapkan perlengkapannya. Besok pagi, iaReyndad menunggu Jong Ru sambil memainkan ponselnya. Ia berselancar di aplikasi Instagram ketika ia memposting jari manis milik Adnan yang terselip 3 buah cincin pernikahan dan 2 buah cincin mahkota dan berlian darinya dengan caption 'bogoshipda'. Tak lupa dengan emotikon love berwarna purpel, putih, merah, dan sebuah gambar cuncin dan berlian di sana.Banyak komentar dari nitizen yang merasa kecewa, patah hati dan karyawan yang turut mendoakan Reyndad agar tetap langgeng bersama Adnan.Reyndad jarang sekali mengumbar kemesraan mereka. Memajang foto mereka berdua di sosial median, entah itu di poto profil maupun poto sampul. Hanya memamerkan bagaimana bahagianya mereka melalu kata-kata lugas Reyndad saja.Walaupun Reyndad memposting hanya dua postingan tanpa mengumbar wajah Adnan.Tin!Reyndad menoleh ke arah mobil BMW silver lalu keluarlah Jong Ru. Reyndad segera menenteng kopernya seraya berlari kecil ke arah mobil Jon
"Kita ke 'Cafe Halal' itu aja," tunjuk Reyndad."Jangan!" gertak Jong Ru membuat Reyndad menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh tanda tanya."Wae?""Ani, geogi eumsig-i bissada," jawab Jong Ru.*Bukan, di sana makanannya mahal.*"Bissan? Bunmyeonghi hallal eumsig-imyeo seuta hotelmankeum bissaji anh-eul sudo issseubnida. Uhoejeon."*Mahal? Jelas itu makanan halal, gak mungkin semahal di hotel berbintang, kali.Balik kanan.*Jong Ru langsung memutar mobilnya tanpa melihat ke kaca spion. Beruntung tidak ada mobil lain di belakang mobil mereka.Jobg Ru dan Reyndad turun dari mobil. Jujur, Jong Ru sangat takut jika Adnan sampai tahu Reyndad berada di California."Mau duduk di mana?" tanya Jong Ru."Dekat pintu masuk saja."Reyndad mendudukkan dirinya di kursi yang ia inginkan. Sementara Jong Ru celingak-celinguk melihat keberadaan Adnan. Tidak ada, pikirnya."Hi good morning. What would you like
Reyndad hampir saja tersesat. Tapi, ia menghidupkan GPS di ponselnya lalu menggunakan peta dari ponselnya menuju cafe halal.Lumayan jauh dan memakan waktu lebih kurang 2 jam."Akhirnya," gumamnya seraya masuk ke dalam cafe halal tersebut.Reyndad duduk di meja sebelumnya ketika ia pertama kali datang ke cafe ini. Reyndad mengangkat tangannya ketika seorang wanita berpakaian seragam yang sama dengan karyawan lainnya menoleh ke arah Reyndad, berjalan seraya membawa buku menu."What do you want, sir?" tanyanya.Reyndad melirik ke papan nama wanita itu, Mia.(Mau pesan apa, Tuan?)"I'd like dessert, a sweet one and a cup of green tea."(Saya mau makanan penutup, yang manis dan secangkir teh hijau.)"Okay, please wait a few more minutes. We will carry your order."Mia berjalan meninggalkan Reyndad. Ia sedikit terpanah dengan pesona Reyndad, tak biasanya ia bertemu dengan lelaki yang tampan sepertinya.(Baik, si
Pagi hari, Reyndad kembali berjalan menuju cafe halal. Ia melihat wanita berhijab dan bergamis warna navy sambil menggendong seorang anak kecil kira-kira usianya 2 tahun.Wanita itu membuka cafe halal seraya mencium pipi gadis kecil itu yang berada di gendongannya."Apa dia sudah menikah?" gumam Reyndad seraya duduk di bangku panjang dan memegang ponselnya.Pintu itu kembali tertutup rapat. Tak berselang lama, datanglah para pegawai dan beberapa orang chef memasuki cafe tersebut."Sekarang masih pukul 6 pagi."Reyndad menatap layar ponselnya. Walaupun masih pagi, banyak orang berlalu lalang berjalan di sini.Reyndad tetap duduk di bangku itu seraya menatap ponselnya. Bukan, itu hanya untuk mengalihkan perhatiannya agar mereka tak merasa terusik ketika Reyndad diam-diam mengintai cafe tersebut.Tak lama, wanita itu keluar seraya menenteng dua kotak di tangannya dengan helm yang melekat di kepalanya.Adnan.
Adnan melepaskan tangannya di dalam genggamanku dengan kasar. Tanganku terhempas dengan kasar di udara seiring tubuhnya berjalan masuk, matanya menatapku dengan tatapan benci seolah tak ada rasa rindu dan cinta di sana.Sementara aku hanya bisa diam mencerna ucapannya.Don't ever see me again."Geulaeseo,ige dangsin-i na-ege han jis-ingayo, Adnan? Wae naleul neoegeseo meol-eojige mandeulgo, neoui gyeot-eseo salajigo, naega geogieeobsneun neo jasin-ui haengbog-eulo meolliseo neoleul chyeodabogo sip-eo? Jigeum museun saeng-gag-eulhago issnayo, Adnan? naneun dangsin-eul chaj-eulyeogo ae sseossgo, simjieo eomeonido dangsin-ui ileum-eul buleumyeo pohyohayeo dangsin-eun ppalli jib-eulo dol-a wassseubnida."Aku menyeka air mata dengan kasar, kembali masuk ke dalam Cafe Halal untuk membayar makananku dan kembali ke hotel.(Jadi, ini yang kamu lakukan padaku, Adnan? Kenapa kamu ingin membuatku menjauh darimu, menghilang di sisi
Saat pagi hari yang cerah, seorang gadis memakai baju kaos warna hitam dipadukan dengan rompi serta celana longgar berwarna ungun, sedang berjalan melintasi jalan raya dengan senyum yang merekah di bibirnya.Bagaimana tidak? Baru 7 hari dia bekerja lalu atasannya sangat memuji gadis itu dengan ketekunannya. Ini pertama kali yang ia dapatkan semasa hidupnya. Tanpa disadari, sebuah mobil Terios berwarna gray melintasi jalan tersebut dan mencipratkan air ke gadis tersebut.Pluk!Dia sangat terkejut dengan air tanpa sengaja membasahi rompi serta celana yang ia kenakan."Aish," sungutnya. Mobil tersebut berhenti tak jauh dari gadis itu berdiri lalu seorang pria turun dari mobil itu menghampiri seorang gadis yang menatapnya garang."Maaf, Mbak. Saya gak segaja," ucapnya sambil menyatukan kedua telapak tangan di depan dada sambil memasang wajah bersalah."Heh, lo kalo jalan pake mata dong. Emang nih, jalan punya Bapak lo apa?!" bentaknya. Pria ters
Setelah selesai, Adnan menghidupkan motor maticnya lalu keluar dari kantor Adipratama menuju tempat kerjanya dengan senyum misterius hingga Fero pun melihat Adnan risih."Kamu kenapa?" tanyanya pada Adnan."Gak ada," jawabnya seraya berlalu menuju pengunjung yang ingin memesankan padanya.***Di sisi lain, Reyndad menelfon salah seorang karyawannya agar menuju ke ruangan."Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanyanya sopan."Tolong cari informasi tentang gadis yang bernama Adnan Rahmaliyah Husein," ucapnya datar."Maaf, Pak. Ini ...""Cepat carikan atau saya pecat kamu!" bentaknya lalu pria itu keluar ruangan selesai berpamitan pada Reyndad. Ia kembali berkutat dengan komputernya untuk 30 menit ke depan karena setelahnya ia akan mengadakan rapat untuk meluncurkan beberapa properti baru.4 jam kemudian, Reyndad keluar dari kantor sambil menenteng ponsel, dompet dan kunci mobil karena jam istirahat sudah di mulai. Reynda
Malam hari, Reyndad berbaring di ranjang king size miliknya sambil menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya kembali pada Adnan yang sedari tadi melayang di pikirannya.Tangannya terulur untuk mengambil ponselnya lalu membuka silicon ponselnya dan mengeluarkan foto Adnan. Ya, dia mengambil foto berukuran 4x3 milik Adnan di dalam berkas yang Leo berikan padanya tempo lalu."Bisa gak ya, gue dapatin dia," gumamnya. Reyndad mengambil ponselnya lalu menelpon nomor Adnan."Tidak."Ia langsung memutuskan panggilan dan menonaktifkan ponselnya. Reyndad mengembuskan napasnya sembari menyentuh dadanya karena detak jantungnya tidak karuan."Gak biasanya kayak gini, kok bisa ya?" monolognya seraya meletakkan ponselnya di samping ranjang lalu berjalan menuju jendelanya. Ia menatap langit yang cerah sambil memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya.Ting!Ponselnya berdering menandakan 1 pesan masuk. Tapi, kakinya enggan melangkahkan k