Share

Tujuhbelas: Precious (2)

Adianto berjongkok di sudut ruangan, menghadap dinding yang hampa bagaikan hati yang ia rasakan saat ini. Tetes demi tetes air mata terus membasahi lantai di bawahnya. Macaroon yang diberikan oleh Jo telah hancur oleh benturan, sebagian tampak meleleh oleh air matanya. Penyesalan terbesar dalam hidupnya dan kebodohan yang telah ia lakukan kini ia rasakan. Memang benar jika pepatah mengatakan bahwa penyesalan selalu datang di akhir.

"Hai, Papa. Anka harap Papa selalu sehat.

Surat ini adalah surat terakhir dari Anka untuk Papa. Anka seneng kalau Papa mau baca surat Anka. Bahkan, Anka nggak tahu selama ini Papa baca surat Anka atau nggak. Tapi, surat Anka yang terakhir ini nggak akan buat Papa nyesel! ^^

"Anka nggak tahu apa bisa hidup lebih lama lagi atau nggak. Jadi, Anka udah siapin rekening tabungannya Anka untuk Papa. Uangnya cuma bisa Papa ambil kalau Papa udah keluar dari penjara. Nanti, Anka minta ke Jendra buat bantu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status