Jika kamu menyetil ego seorang lelaki. Maka, kamu akan berurusan dengan sifat tak peduli.
Azyan menahan sesak di dada. Entah kenapa, ia menyesal telah melukai ego Dennis begitu dalam. Walau lelaki itu tidak marah, tapi dari sikapnya, Dennis memang mengambil tindakan, tidak akan menganggu dirinya seperti yang ia pinta. Melihat, sikap cuek Dennis yang dulu, membuat rasa sedih Azyan bertambah.
Karena tak ingin menambah daftar panjang masalah dan rasa sakit yang semakin dalam dan berujung stres, Azyan memilih tinggal di rumah Ilona. Tak ingin pulang, ia tak sanggup melihat sikap cuek Dennis padanya. Walau sifat asli Dennis cuek, tapi Azyan suka Dennis yang sok perhatian, sok manja padanya.
Azyan duduk termenung, membiarkan Danish berbaring sambil memasukan mainan dalam mulutnya, perkembangan bayi itu begitu bagus, Danish semakin sehat, membuat siapa saja yang melihatnya pasti gemas. Azyan sebagai seorang ibu, tentu berbangga i
Alena kewalahan menangani Danish. Bayi itu menangis keras. Entah kelaparan atau karena mengantuk. Padahal sudah dibawa susu miliknya. Azyan sedang kuliah, Alena inisiatif membawa Danish agar proses pendekatan, dan sekalian mengukur baju untuk bayi itu.Alena sedang duduk di sofa butik. Giliran Dennis yang mengukur duluan. Sebenarnya Dennis merasa malas sekali untuk memakai tema pink, lebih baik tema putih. Tapi perintah raja hutan adalah mutlak.Laki-laki itu hanya diam, ketika disuruh mengangkat tangan, meluruskan tangan. Diukur, bagian pinggang leher, kaki, lengan. Dennis tiba-tiba mendengar suara tangisan bayi."Bentar dulu. Anak saya nangis." Dennis langsung keluar dari dalam, walau prosesnya belum selesai. Terlihat Danish yang meliuk-liukan badannya, tak mau digendong."Keknya dia lapar." tebak Alena kewalahan menahan tubuh gendut Danish yang beberapa kali hampir terjatuh. Dennis hanya mengangguk dan mengambil alih Danish, dan Dennis tahu masalahnya. Bayi itu kepanasan. Walau di d
"Udah kayak terpaksa gitu senyumnya." tegur Darris di samping Azyan.Malam ini Danish yang jadi bintang. Bayi itu dioper sana-sini, semua orang berebutan ingin mengendong Danish. Dan Azyan, hanya seorang remahan yang harus sadar diri dia itu siapa.Azyan memilih duduk di bagian paling belakang. Dan tempat yang jauh dari terang, dan jauh dari keramaian. Saat, Azyan menyesap minumannya Darris datang menganggunya, dan keduanya duduk di belakang sambil melihat orang lain yang sedang berbahagia.Hari ini, pertunangan Alena dan Dennis dilaksanakan. Di rumah Ilona. Halaman depan rumah Ilona, sudah disulap menjadi, sebuah dekor cantik dan tenda, untuk menyambut dua insan yang akan mengikat janji suci untuk selamanya. Rencana awal, Dennis ingin keluarga inti saja, malah satu RT diundang. Warga satu block, hingga dua block diundang semua dan juga teman-teman Alena. Dennis jelas, tak punya teman.Sesuai tema yang dit
Azyan masih merasakan, berada di dalam mimpi. Tapi, sesuatu yang berat menghimpit perutnya, membuat ia kesulitan bernapas.Sesuatu yang berat itu meloncat-loncat di perutnya. Azyan ingin mengamuk, tapi ketika melihat putra semata wayangnya yang duduk di perutnya membuat Azyan langsung tersenyum manis.Danish begitu tampan. Bayi itu sengaja diangkat Dennis dan membuat Danish meloncat-loncat do perut Azyan. Untung ada Danish."Pagi baby." sapa Azyan, mencium Danish dan mengambil alih bayi itu. Semakin hari, Azyan semakin geram terhadap anaknya. Apalagi, Danish suka tertawa tanpa diundang, membuat siapa saja yang melihatnya tentu geram.Akhirnya, Dennis hanya berdiri dan memperhatikan Azyan menyusukan anaknya. Rupanya, laki-laki itu sudah berganti baju.Dennis berbalik, mengambil beberapa lembar kapas dan pembersih makeup, laki-laki itu mendekati Azyan."Diam aja." peringat D
"Kemeja udah, dasi udah, celana udah rapi, sepatu, kaus kaki?" Azyan mengabsen semua perlengkapan di atas tempat tidur. Yang sudah ia setrika rapi juga sebelumnya. Hari ini, Azyan menyiapkan kemeja maroon, celana licin hitam, sepatu pantofel dan dasi coklat bergaris-garis.Azyan meninggalkan kamar dan melihat Dennis sedang sarapan."Saya sudah siapkan baju abang." Dennis mengangguk. Padahal, pekerjaannya tidak menuntut untuk berpakai serba rapi dan formal, Dennis boleh memakai pakaian santai."Abang kerja 'kan?" Dennis menatap Azyan. Sebenarnya, gadis itu ingin menahan Dennis. Ia tahu rencana laki-laki itu. Dennis hari ini, mau pergi tes DNA. Entah bagaimana caranya, Dennis berhasil mendapatkan rambut Darris. Membuat gadis itu harus berbuat sesuatu sebelum, Dennis nekat dan pergi tes DNA."Kenapa?""Mungkin Abang bisa di rumah main sama Danish. Saya juga libur hari ini." Azyan menampakan g
Hectic.Dennis terduduk, sambil memijit kepalanya pusing. Sudah sebulan terakhir, ia disibukkan dengan kegiatan untuk mengurus pernikahannya, yang akan dilaksanakan Minggu depan. Dan hari ini, tepat dengan ulang tahun Danish yang ke satu. Sesuai janjinya, Dennis akan melaksanakan pernikahannya setelah ulang tahun Danish.Azyan juga tak kalah sibuk, mengurus ulang tahun pertama, putranya. Ia tak menyangka, Danish sudah berumur satu tahun. Padahal, baru kemarin saja ia merasakan bagaimana bayi itu menendang-nendang perutnya. Dan sekarang, Danish sudah belajar berjalan bahkan giginya tambah banyak. Asal kalian tahu, saking sayangnya Azyan tak ingin menyapih Danish. Rasa sayang yang melebihi segala sesuatu, membuat Azyan menjadikan Danish anak emas.Sejak pagi, Azyan sudah sibuk mendekor sendiri untuk perayaan Danish nanti. Dan Azyan lebih memilih di rumah saja, dirayakan daripada diadakan di restoran.Azyan memilih tem
Azyan memandangi kue ulang tahun yang sudah menyala entah ke berapa kali dihidupkan tapi Dennis tak kunjung pulang.Gadis itu memangku Danish yang sudah tak tenang sedari tadi ingin tidur. Sekarang, sudah pukul 20.26. Azyan sengaja tak mau menidurkan Danish, demi menunggu Dennis pulang dan bisa merayakan bersama walau hanya mereka bertiga.Danish makin meraung, akhirnya Azyan menidurkan bayi itu. Azyan membawa Danish ke kamar. Bayi itu, bahkan dalam satu kali baring, Danish sudah menutup matanya."Maafkan mommy. Selamat ulang tahun, semoga makin pintar ya." bisik Azyan kecil sambil menciumi pipi anaknya. Tak menyangka, sudah banyak perjuangan dan pengorbanan yang ia lakukan hingga Danish bisa tumbuh hingga sekarang."Tetap jadi anak kesayangan mommy." Azyan menarik napas. Demi apa, ia menyiapkan semua ini demi terlihat sempurna dan saat kepergian Dennis membuat acara itu hambar. Azyan yakin, jika bayi itu
Flashback. 18++Kejadian, sebelum Danish lahir di dunia. Bagaimana mak-bapaknya. Na-ina. _______________$$$__________"Selamat ulang tahun." ujar Azyan, sambil memeluk Ilene. Hari ini si kembar ulang tahun, tanggal 14 Juli 19 tahun lalu, Bunda mereka berjuang untuk mengeluarkan mereka dan sekarang umur keduanya berkurang untuk menikmati waktu di dunia ini lagi."Makasih.""Hai Bubu." semacam anak muda lainnya yang memberi nama khusus untuk kekasih mereka. Darris menyebut Azyan Bubu, panggilan kesayangan. Dan Azyan hanya mampu menunduk, cowok itu suka sekali menggodanya, walau ia juga suka dan terhibur tentu saja."Bella nanti datanya ke rumah. Bunda udah nyiapkan semuanya, cuman teman-teman kok. Nggak rame juga, uda tua." Ilene terkikik. Ia sebenarnya malas, melakukan hal ini lagi. Sekali lagi, Bunda tetap Bunda. Apapun yang ia mau, harus tetap dilaksanakan. Dan bundanya tetap mengan
Hancur, berantakan, tak bersisa. Disaat, masa depan depan yang telah ia rancang hilang hanya dalam satu malam. Satu malam, menggerogoti habis seluruh sendi-sendi kehidupan Azyan.Azyan hanya terduduk di sisi ranjang, sambil menangis dan memeluk lututnya. Ia tak pasti, sekarang jam berapa. Tapi ... Azyan harus pergi, tak peduli jika sekarang dini hari, atau tengah malam dan kena palak preman. Hidupnya sudah sial.Setelah puas menangis, Azyan menggapai pakainnya dan memakainya kembali. Walau rasa di bagian bawah tubuhnya seperti disilet dan sayat-sayat. Tapi Azyan tak peduli, dirinya lebih hancur dari itu.Dengan kondisi yang berantakan Azyan bergegas bangun memakai pakaiannya kembali, dan membuka pintu dengan perlahan. Jangan sampai ia menyadarkan yang lain. Azyan tak perlu melihat wajah lelaki itu, karena ia akan membenci selamanya.Azyan berjalan perlahan seperti pencuri, sambil berjinjit karena tak