"Zyan, saya nggak mau dengar bayi ini nangis!" "Zyan, saya nggak suka kalau cium-cium kotoran bayi!" "Zyan, beri susu bayi ini 24 jam!" "Zyan, tidur sama saya malam ini!" Inilah kehidupan Dennis Nortman setiap hari, setelah tuntutan dari sang Bunda dan adiknya yang kelewat bar-bar. Bagaimana tidak, Ilona dan Ilana mengadopsi seorang bayi berumur 1 minggu. Dengan tujuan, agar Dennis memikirkan pasangan dan segera memiliki anak. Semacam pancingan, karena hidup lelaki itu kelewat serius, bahkan tak mengenal pasangan seumur hidupnya. Akhirnya Dennis mengalah, karena teror dari sang adik yang ingin secepatnya menikah, namun tak boleh melangkahi dirinya. Sang Bunda dan adik menghire seorang Nanny—Azyan. Gadis berusia 20 tahun, namun memiliki penyakit langka. Azyan mengidap hiperprolaktinemia : kondisi di mana terjadi tingkat normal yang mengganggu produksi estrogen dan menyebabkan perubahan pada siklus ovulasi. Membuat ASI Azyan terus berproduksi, walau gadis itu tidak hamil. Apakah dengan kehadiran seorang Nanny dan bayi mengemaskan, bisa mengetarkan hati Dennis, agar mau mencari pasangan?
Lihat lebih banyak"Udah ada anak secomel ini, dan masih nggak mau cari pasangan, memang keterlaluan!" sindir Ilana. Gadis cantik dan seksi itu berang. Sang kakak, tak pernah memikirkan sedikitpun pasangan. Padahal, ia ingin secepatnya menikah, sebelum berusia 25 tahun. Tapi, ada larangan dari nenek, kalau Ilana tak boleh melangkahi abangnya.
"Zyan, jangan buat anak itu nangis. Saya nggak suka suara renggekan anak kecil." perintah Dennis. Saat ini, ia berada di rumah, dan ingin menikmati kedamaian, bukan suara renggekan bayi.
Azyan kewalahan, gadis itu tak pernah hamil, apalagi punya anak dan mendadak mengasuh seorang bayi yang masih merah.
Azyan berteman dengan Ilene—adik Dennis. Mereka sekelas, dan sejurusan. Kebetulan, gadis itu mengidap penyakit langka, akhirnya ia menerima tawaran Bunda Ilene, agar mengasuh bayi, daripada air susunya mubazir.
Sepagian begini, Danish sudah rewel, tak ada pengelaman, membuat Azyan tak bisa berbuat apa-apa selain memberi ASI pada Danish, bayi yang masih merah tersebut tak bisa diam, walau sudah diberi ASI.
Ilana yang cerewet sudah pulang, gadis itu datang hanya meracau, kalau ia mau menikah, paling lambat tahun depan, ia sudah merasakan indahnya bulan madu. Dan menuntut Dennis menikah dalam hitungan bulan.
Azyan sedang menimang Danish. Dan tak bisa berkutik, ketika melihat Dennis yang berdiri menjulang tinggi, hanya memakai singlet putih dan boxer berwarna biru gambar daun-daun.
"Coba beri ASI." tegur Dennis.
"S-sudah." jawab Azyan gugup. Hidup Dennis terlalu serius, membuat gadis itu gugup jika berada di sekitar Dennis.
Danish masih merenggek. Malah semakin keras. Dennis mendekati bayi tersebut, tiba-tiba ia ingin menimangnya. Ajaibnya, bayi itu langsung diam.
Rasa aneh langsung menyusup dalam dada Dennis. Ia pandangi, bayi yang sangat merah tersebut, mendadak tubuhnya merinding. Ia bisa, ia bisa mengendong bayi.
Azyan hanya duduk di tepi ranjang, melihat Dennis yang mengendong bayi dengan telaten, layaknya seorang ayah. Bahkan, diam-diam bayi merah itu tertidur di gendongan Dennis.
"Zyan, kenapa dia mengompol?" teriak Dennis pelan.
____________________________________Asli garing :v
Absurd parah. Mau coba keluar dari zona nyaman.
Jadi, ini nulis male lead, jadi fokusnya ke laki-laki, bukan wanita.
Mau buat cerita absurd aja. Capek nulis, nguras emosi terus. Wkwkwk.
See you <3
"Manusia bisa punya rencana, tapi Tuhan yang menentukan."Kata-kata bullshit yang bikin Azyan muak. Semua orang akan sok bijak pada waktunya, dan ia tak ingin mendengar kata-kata laknat itu. Dua tahun, ia dan Dennis jungkir-balik program kehamilan dan sampai saat belum ada kabar bahagia tersebut.Setiap bulan, Azyan harus bolak-balik kamar mandi memegang testpack dan hasilnya tetap garis satu. Kadang gadis itu menangis diam-diam, tapi tak pernah tunjukan di depan suami, karena tak ingin menunjukan di depan suami kelemahannya yang membuat Dennis semakin banyak pikiran san beban. Iya tahu, Dennis juga stress dengan semua ini. Bagaimana semua cara mereka lakukan agar menambah anggota keluarga tapi tetap Tuhan belum mengizinkan atau memang Tuhan cukupkan.Danish sudah memasuki Pra Sekolah. Saat mengurus Danish, membuat perhatian Azyan sedikit teralihkan dengan anaknya. Terkadang ia berpikir, mungkin Tuhan menginginkan agar ia
"Ini serius?" Azyan berbalik pada Dennis dan mencoba bertanya meyakinkan penglihatannya. Matanya masih jernih, ia belum rabun, Azyan belum butuh kacamata, rambutnya belum putih hingga ia belum pikun dan juga, ia sedang tidak bermimpi.Siang ini, Dennis mengajaknya ke sebuah rumah makan di pinggir laut. Azyan mengira, mereka hanya makan seafood seperti orang pergi, ke rumah makan dan memesan sesukanya. Tapi Dennis mempunyai kejutan lain. Laki-laki itu, memberinya banyak kerang di hadapannya. Azyan juga mengira mereka akan berburu kerang hari ini. Tapi, Azyan selalu salah dari dugaannya. Laki-laki itu sengaja memberinya, banyak kerang yang di dalamnya terdapat banyak mutiara berbagai warna. Makanya, Azyan tak percaya dengan penglihatannya.Azyan awalnya meringis, ini disebut romantis atau menjijikan?"Saya sengaja memberi kamu ini, biar kamu tahu bahwa kamu berharga seperti mutiara. Langka tapi sangat berharga dan begitu can
Kebahagiaan demi kebahagiaan menghampiri Azyan. Saat ini, usia Danish sudah berumur 2 tahun. Tentu, makin pintar dan tetap mengemaskan seperti biasa. Dennis hanya bisa geleng-geleng, jika anak semata wayangnya sangat cerewet seperti neneknya si raja hutan.Ngomong-ngomong raja hutan, Azyan masih tak percaya jika ia mempunya mertua yang cantik, enerjik dan tak pernah terlihat tua. Garis kecantikannya masih bersinar, walau sudah kepala lima.Azyan menoleh pada anaknya yang sedang bermain. Gigi Danish yang dulunya hanya dua biji, sekarang sudah banyak gigi. Bahkan, Danish rajin menyikat gigi, karena ajaran dari ibunya. Membuat Dennis tak berhenti bersyukur dan kagum, dengan didikan Azyan. Dia benar ibu yang hebat, Dennis tak salah memilih orang. Berawal dari musibah, mereka menjadi keluarga kecil yang sempurna, di dalam rumah mereka hanya ada kebahagiaan di dalamnya. Membuat semua orang betah bertamu ke rumah Dennis.Darris s
Terdiam untuk waktu yang lama. Semua orang sedang senyap, mengheningkan cipta. Hanya Danish yang mulai risih berada dalam gendongan ibunya."Mam.." Danish mengulurkan tangannya, meminta biskuit yang ibunya beri karena bayi ini tak bisa diam dalam gendongan. Tak puas, karena terus terkurung dalam gendongan, Danish ingin turun. Bayi itu terus menunjuk ke bawah, minta diturunkan. Ayolah, dia sudah bisa jalan kenapa harus digendong terus?Dennis menoleh mengode pada istrinya agar menurut saja, karena bayi itu risih dan belum mengerti apa yang terjadi.Azyan akhirnya pergi dari sana.Hari ini adalah peringatan hari kematian Jasmine. Tanggal 24 Agustus. Dan Dennis hadir untuk memperingati kepergian Jasmine untuk selamanya, dan datanglah semua keluarga Jasmine.Saat Azyan pergi, Danish menangis tangannya ia ulur padanya. Danish ingin bersama Yaya."Yaya." Azyan menggeleng. Tapi D
Azyan tengah bersiap-siap, untuk pergi memenuhi undangan Dennis. Surprise. Walau ia sudah menduga surprise seperti apa. Tapi, Azyan akan pura-pura tak tahu, bahagia demi menyenangkan hati pasangannya.Anak mereka—sebut saja anak mereka, karena buatnya berdua. Danish sedang bermain, Azyan senang bayi itu sudah pandai bermain. Ia akan jengkel dan menangis ketika mainan yang ia mau tak bisa dikunyah.Azyan sudah memandikan Danish memakaikan baju yang rapi, bedak, minyak wangi. Azyan tak tahu, jika sudah besar wajah Danish terlihat lebih mirip seperti Dennis sekarang, padahal dulu saat bayi ia senang wajah Danish mirip dirinya.Azyan sedang menyisir rambutnya dan mungkin sedikit bedak yang tipis di pipinya. Ia merasa hari-harinya berubah. Saat Dennis sudah tahu segalanya, ia tak perlu berpura-pura di hadapan suaminya. Azyan mendekati anaknya yang sedang enteng bermain. Dennis benar membelikan banyak mainan untuk Danish. Membuat bayi itu langsung banya
"Bunda ..." Dennis berbalik pada bundanya. Dennis tahu, pasti bundanya juga menyimpan sesuatu yang tak beres disini."Kejarlah. Dia pasti punya alasan."Dennis langsung berlari, turun dari panggung. Ia mencari di mana ponselnya, dan segera menyusul Azyan.Ketika menjumpai ponselnya, Dennis melihat Azyan memberinya pesan.ABella : Jumpa di cafe Tebing.Sekarang masih siang, tapi cuaca selalu mendung seperti suasana hati Dennis tak sudah karuan seperti sekarang. Laki-laki itu memasukan ponsel dalam sakunya dan bergegas pergi. Ia harus mengejar Azyan, dan meminta penjelasan dari semua ini. Mengapa tiba-tiba Azyan menolaknya? Apa gadis itu sudah menemukan sesorang pengganti dirinya? Kenapa Azyan bisa begitu tega menolaknya? Padahal Dennis tahu, gadis itu juga mencintainya. Siapa yang tiba-tiba mencuci otak gadis itu?Dengan gerimis yang mengundang rindu, Dennis menyusul Azyan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen