Tanpa sadar Joson jalan medekat. Suaranya tanpa sadar berubah menjadi lembut sembari berkata, “Susu.”Aluna mengangkat pandangannya dengan malas dan menerimanya sambil berkata, “Terima kasih.”Terusan perempuan itu kebesaran, sehingga membuat Jason bisa melihat tulang bagian leher Aluna yang indah. Bagian saraf di kepalanya seperti ada yang menegang dan putus.Perempuan itu sudah menghabiskan susunya. Di sekitar bibirnya terdapat bekas susu yang berwarna putih. Tanpa sadar Aluna membersihkan noda tersebut dengan bibir dan lidahnya.Detik selanjutnya, tubuhnya mendadak melayang karena digendong oleh Jason. Gelas susu terbanting mengenaskan di lantai dan mengeluarkan suara yang cukup nyaring. Aluna secara otomatis mengalungkan lengannya di leher lelaki itu.Dengan sorot terkejut dia bertanya, “Apa yang kamu lakukan?”Jason tersadar dengan dirinya yang aneh. Keningnya secara otomatis berkerut dalam. Bisa-bisanya dia memiliki pemikiran yang tidak seharusnya pada Aluna. Matanya memicing mel
Sebelum dia sempat menyimpan obatnya, Aluna sudah bertemu dengan Bi Asih yang bangun pagi sekali.“Bu, Ibu merasa nggak enak badan?” tanya Bi Asih dengan penuh perhatian. Dia melirik ke arah kotak obat.Aluna dengan cepat menyimpan obat tersebut dan meletakkan gelas sambil berkata, “Mungkin ada sedikit demam. Aku tidur dulu. Nggak perlu memanggilku untuk sarapan.”“Baik, Bu.Perasaan Bi Asih menyimpan tanda tanya besar. Ketika Lili sudah bangun, dia langsung memberi tahu perempuan itu perihal Aluna minum obat.Lili terlonjak dan bertanya, “Apa nama obat itu? Kamu sudah melihatnya dengan jelas?”Bi Asih memikirkannya sejenak kemudian berkata, “Sepertinya ada tulisan Pos apa begitu, saya nggak melihatnya dengan jelas.”“Saya tahu,” ujar Lili yang mengerti. Kemungkinan obat yang akan diminum oleh Aluna adalah obat kontrasepsi. Artinya perempuan itu memang sudah bertekat bulat untuk bercerai.Aluna terbangun ketika hari menjelang siang. Dia turun untuk makan siang. Setelah selesai, perempu
“Kalau tahu cepat bawa Aluna pulang. Masalah ini karena Mama yang nggak becus. Mama akan menjelaskan padanya waktu dia pulang nanti,” ujar Lili dengan perasaan iba.“Iya,” jawab Jason dengan cepat dan terkesan tidak peduli.Aluna memang perempuan yang licik. Perempuan itu bisa membuat ibunya yang bertanggung jawab akan semuanya dan membuat dirinya sendiri menjadi tidak berdosa. Setelah itu bersikap seolah seperti seorang korban yang tersakiti dan meminta Jason menunduk.Cih! Jangan bermimpi!***Aluna mencepol rambutnya dan duduk di sofa dengan bermalas-malasan sambil menonton televisi. Setelah itu dia memindahkan saran pada sebuah ajang bernyanyi yang tengah ramai diperbincangakan.Tina datang dan duduk di sampingnya. Dia menonton televisi dan melirik ke arah Aluna sambil bertanya, “Mau lanjut bernyanyi?”Aluna kuliah jurusan musik dan menjadi lulusan terbaik. Semua orang beranggapan Luna akan terbang jauh dengan karir sebagai seorang pemusik. Namun tidak ada yang menyangka akan terja
Tubuh Aluna seketika menegang kaku. Saat ini punggungnya menempel dengan erat di dada Jason. Dia merasa luar biasa tidak nyaman dan ingin segera menjauh.Namun gerakannya ditahan oleh lengan kokoh lelaki itu. Kekuatannya sangat besar sekali dan kebetulan lengannya melingkar secara sempurna di pinggang Aluna. Bahkan karena terlalu kuat, mau tidak mau posisi mereka semakin dekat dan bahkan menempel.Aluna ingin memberontak dan ingin mendorongnya menjauh. Namun kedua tangannya juga tertahan oleh lengan lelaki itu. Bahkan rasanya begitu sulit ditarik keluar olehnya.“Lepasin!” sahut Aluna dengan kesal.Lelaki berkemeja corak tadi kenal dengan Jason. Dengan nada jenaka dia berkata, “Pak Jason tertarik dengan dia?”Jason meliriknya dingin dan lelaki itu hanya terkekeh dan berkata lagi, “Karena Pak Jason tertarik, tentu saja saya bisa dengan ikhlas menyerahkannya.”Dia menggerakkan kunci mobil di tangannya dan berjalan ke hadapan Aluna. Setelah itu dia menggantungkan kunci tersebut di bagian
“Kalau mulutmu nggak berfungsi, sumbang saja ke orang yang membutuhkan,” kata Tina dengan penuh emosi. Dia menunjuk Leon dan berteriak marah, “Semuanya cepat lihat! Pemilik bar ini benar-benar konyol sekali. Pelanggannya dilecehkan di sini, tetapi ternyata dia justru membela sang pelaku,”“Bahkan dia menyalahkan baju yang dikenakan korban. Kamu mau pasang tanda kalau wanita dilarang masuk di depan pintu?”Leon menatap Tina dengan tajam. Dengan nada menggeram dia berkata, “Jangan menakut-nakuti orang di sini!”Melihat Leon yang tampak panik membuat Tina merasa bahwa lelaki itu peduli dengan masalah ini. Dia semakin meninggikan suaranya dan berkata, “Semua orang yang ada di sini, selain kalian berdua yang nggak punya mata, semuanya melihat dengan jelas!”“Terutama perempuan yang pakai baju dan celana pendek harus hati-hati! Jangan sampai dilecehkan di sini, tapi sama pemiliknya hanya dibilang sebuah kesalahpahaman. Percuma kalau sampai kalian menangis!”“Tina! Tutup mulutmu!” seru Leon s
Leon memanfaatkan kesempatan itu berkata, “Aluna sudah hipnotis mamamu? Benar-benar parah!”Sion menggosok telapak tangannya dan berkata, “Pak Leon, menurut Anda masalah ini….”Leon mengibaskan tangannya dengan jengah dan berkata, “Kamu pergi dulu.”“Tunggu,” sahut Jason sambil mematikan puntung rokok di asbak. Tatapan lelaki itu terlihat sangat dingin dan tajam. Mata Sion yang bertemu langsung dengan sorot itu membuat keringat dingin membanjiri punggungnya.Dia menatap Leon dengan memelas sembari berkata, “Pak Leon ….”Leon tertawa lebar dan berkata, “Jason, dia orangku.”Secara tidak langsung dia sudah mengakui kalau semua ini adalah rencananya.“Leon, nggak ada lain kali lagi! Dan untuk dia ….” Dia melirik Sion dan lanjut berkata, “Untuk saat ini Aluna masih menjadi istriku.”Istrinya berarti bagian dari keluarga Wijaya. Ada begitu banyak orang yang menyaksikan mereka dan tentu saja hal itu akan memempengaruhi nama baik keluarga Wijaya. Jason tahu jika apa yang dilakukan oleh lelaki
Aluna menatap Jason tanpa bisa berkata-kata. Dia merasa ingin marah dan juga tertawa di waktu yang bersamaan. Ternyata sosoknya di mata lelaki itu adalah orang seperti itu?Dia langsung membuka halaman paling terakhir di surat perceraian. Di bagian pembagian harta, terlihat jelas dia menulis bahwa dirinya tidak akan mengambil apa pun. Semua harta atas nama suami istri tidak akan dia ambil sedikit pun.“Begini boleh? Kalau kamu masih belum puas atau takut ada pengaruh pada keluarga Wijaya, untuk sementara juga boleh jangan dipublikasi dulu. Tapi waktunya nggak boleh lewat dari setengah tahun,” kata Aluna sambil menatap Jason dengan datar.Dia sudah memikirkan semuanya. Seharusnya lelaki itu sudah cukup puas, ‘kan?Jason menghidupkan sebatang rokok dan mengembuskan asap putih dari mulutnya. Semua cemooh dan tertawaan seperti berbelok kembali menghantam dirinya sendiri. Lelaki itu tidak bersuara dan Aluna hanya menunggu dalam diam.Dia percaya jika Jason pasti akan membuat Keputusan yang
Jason tertawa dingin dan berkata, “Kamu suka denganku sehingga bisa melakukan apa pun.”Satu kalimat sudah mampu membuat hatinya hancur berantakan. Bahkan menyukai Jason bisa menjadi sebuah dosa besar. Tidak ada luka yang bisa dibandingkan dengan luka yang kali ini. Rasa sakitnya membuat wajah Aluna memucat dan seluruh darah di tubuhnya menjadi dingin.Dia mendorong Jason dengan kuat. Napasnya naik turun dan berkata, “Kalau kamu nggak menandatangani, aku akan mengajukan gugatan cerai.”Jason menyunggingkan senyumannya dan berkata, “Kamu boleh mencobanya.”Relasi merupakan sesuatu yang baik, oleh karena itu Jason tidak takut dengan ancaman itu. Apa yang Aluna lakukan adalah tengah menyiksa dirinya sendiri. Kalau perempuan itu berani, maka Jason akan meladeninya.Aluna yang dulu mungkin akan mundur, tetapi dia yang sekarang sudah kuat karena pernah dihancurkan oleh cinta. Tidak ada lagi yang dia takuti.“Aku rasa, kalau aku jelaskan pada Mama, dia akan mendukungku.”Ekspresi Jason seketi