Share

595. Petaka di Gunung Sereh Awi

“Cepatlah, Kakang. Aku sudah sangat lapar. Aku belum makan sejak semalam karena kau melepaskan buruanmu.” Puspa Sari berhenti sejenak, mengembus napas panjang. Mencium bau masakan membuat perutnya semakin keroncongan.

“Jangan terlalu terburu-buru, Puspa Sari. Aku yakin kampung ini memiliki banyak makanan untuk kita santap,” ujar pemuda tinggi bernama Jatnika.

“Kau selalu saja lambat dalam hal apa pun, Kakang,” ketus Puspa Sari seraya kembali berjalan, menoleh ke kanan dan kiri, mengamati satu per satu warung. “Warung mana yang memiliki makanan yang lezat?”

“Aku bukan lambat, aku hanya berusaha memutuskan segala sesuatunya dengan tepat.”

Puspa Sari dan Jatnika melewati lalu lalang manusia yang semakin ramai. Terlihat para pengembara memasuki perkampungan dari berbagai pintu masuk. Suasana perkampungan semakin ramai dengan para penjual yang menjajakan dagangan.

“Kakang, warung itu sepertinya menyediakan makanan yang lezat.” Puspa Sari menunjuk sebuah warung yang berada di tengah perkamp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status