Share

Bab 37 Perampok Merah

Kinan terbangun, ingatan itu muncul begitu saja dalam mimpi. Hari-hari di mana ketika dia dan Limey sibuk berdiskusi tentang bermacam hal. Tubuh Kinan berkeringat. Kinan menghapus leleran keringat tersebut, mendesah…sudah hampir satu tahun waktu berlalu sejak dia berpisah dengan Limey. Dan sudah hampir 4 bulan dia berpisah dari Amon. Di manakah gerangan dua orang yang dirindukannya tersebut. Kinan meringis dan rasanya jadi ingin menangis.

“Mey…di mana sih kamu?” gumamnya. Kinan merasa dadanya terasa perih. Kinan merasa kini dia benar-benar sendirian. Tanpa Limey, tanpa Amon. Kinan merasa di dunia itu, dia benar-benar sendirian.

Mendadak pintu kamar penginapannya di gedor dari luar. Kinan segera bangkit dan membuka pintu, dia melihat Bixi berdiri di depa kamarnya, tangannya disodorkan. Kinan teringat sesuatu, dan segera masuk ke dalam, mengambil boneka dan memberikannya pada Bixi, Bixi tersenyum, lalu memeluk bonekanya.

“Kakak baik

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status