“Ada apa?!”
“Markas kita di ujung lembah sunyi di serang! Kepala desa, Don Rabut tewas, dan beberapa terluka!”
Gillian kaget, “Siapa yang menyerang!?”
“Pendekar yang memakai pedang buntung!”
“Brengsek!!” Gillian mengepalkan tinjunya di udara dengan amarah.
pedang buntung! Deg, jantung Limey seperti mau copot. Pikirannya sesaat berkelebat pada Amon. Itu senjata yang tidak biasa, dan tidak sembarangan orang bisa memiliki pedang seperti itu.
“Kerahkan orang-orang kita, cari cecunguk berengsek itu. Dia sudah berani mengobrak-abrik sarang macan!” perintah Gilian dengan aroma wajah penuh kemurkaan.
sesaat Gillian lupa tentang para wanita yang hendak dijualnya. Dia segera memerintahkan seseorang untuk membawa jubahnya. Mendadak seseorang masuk, memapah seorang laki-laki yang hampir pingsan dan kepayahan. Gillian kaget, karena orang tersebut dikenalnya.
“Adik
Esoknya permintaan Limey yang pertama dipenuhi. Seluruh perempuan di hari itu yang ditangkap Gillian dibebaskan. Lalu, sebagaimana persyaratan Limey selanjutnya, Gillian mengumumkan pada seluruh anggotanya untuk menghentikan menculik para gadis dan focus pada usaha mereka untuk mengumpulkan pundi harta dengan cara mencegat para ekspedisi pengantaran.Setelah memberi maklumat perintah pelarangan penculikan, Gillian kemudian mengumumkan bahwa mulai hari itu Limey menjadi bagian dari perampok merah. Pemberitahuan tersebut cukup menghebohkan. Pasalnya, Gilian terkenal tidak tertarik menarik anggota perempuan ke dalam kelompok mereka, dan tiba-tiba sang pemimpin membuat sebuah pengumuman yang berbeda dari sikapnya dahulu.**Sion mendesah, dia sudah mencari jejak Limey selama tiga hari ini, namun jejak wanita teman seperjalanannya itu seolah seperti tenggelam oleh kegelapan. Untuk saat ini dia menghentikan pencarian karena malam sudah mulai pekat.
Setelah itu Limey pergi ke belakang untuk mengambil minuman, saat itu Tabib Gila berkata pada Sion. “Sion…”“Ya tetua.”“Mulai saat ini, sampai nanti akan sangat berat untukmu. Kau tahu, Limey tidak tertarik untuk belajar Imdok. Bisa dibilang, dia memiliki bakat lain selain Imdok. Memang hal itu sangat fatal untuknya, namun dia adalah tabib jenius yang muncul setiap seratus tahun sekali. Aku memohon padamu Nak, tolong jaga Limey.”“Tentu saja tetua. Tanpa tuan minta, aku akan menjaga Limey, saya berhutang mata padanya.” Ucap Sion.“Jangan pernah kamu tinggalkan dia, jangan lepaskan pengawasanmu. Limey itu memang cerdas, tapi dia tetap anak perempuan.”Sion mengangguk. Walau Tabib Gila tidak mengatakan itu, dia tetap akan menjaga Limey. Dia telah berhutang pada Limey. Lebih daripada itu, Sion sudah menaruh hati pada gadis bermata biru itu, namun Sion sendiri memutuskan untuk memendam
Setelah tiga hari mencari jejak Limey dan hasil yang didapat nihil, Sion pun memilih menghentikan pencarian sementara. Untuk melacak jejak Limey, Sion memilih pergi ke desa terdekat. Yang paling utama sekarang adalah mengumpulkan informasi. Dengan menggunakan caping, dan pakaian yang baik, Sion memilih mendatangi sebuah kedai yang ditenggarai merupakan tempat berkumpulnya informasi dari daerah sekitar. Pelayan kedai menyambutnya dengan ramah yang dibuat-buat. Setelah memesan sebuah meja di tempat paling sudut, Sion pun melepaskan caping yang dikenakannya dan memesan makan serta minuman. Hari itu udara teramat panas, kedai hanya diisi beberapa orang. Dengan matanya Sion mengamati sekitar. Dia teringat, dahulu semasa dirinya masih buta, dia tidak mengamati mereka semua dengan matanya, namun dengan indra pendengarannya dan juga indra perasa miliknya. Sion terbiasa membaui para tamu di setiap tempat. Dengan bau saja informasi yang dimilikinya sudah banyak.
Sion terkejut ketika mendapati perempuan yang terluka. Segera dia menghentikan gerakannya dan menghampiri gadis tersebut. Sion segera mengenali Delvi sebagai pemburu yang kemarin dilihatnya di kedai. Sang senyo gelap mendekat. Delvi mengerang, itu sudah merupakan pertanda bahwa Delvi masih hidup.**Delvi membuka matanya. Gadis itu berusaha menemukan kesadarannya ditengah rasa sakit yang mulai menggerogoti tulang-tulangnya. Terheran karena menemukan dirinya diselimuti sebuah kain tipis yang lembut dan mencium bau harum di dekatnya. Warna berkilat kilat terhampar di depan matanya. terlihat api unggun di sisinya yang tengah membakar seekor kelinci.Delvi bergerak, tapi tubuhnya terasa nyeri. Ketika dia melihat di beberapa tempat, luka-lukanya sudah terbalut perban. Siapa? Siapa yang menolongnya? Delvi bergerak untuk mencari, tapi dia tidak menemukan seseorang. Tubuhnya terasa ngilu di beberapa tempat, untuk bergerak saja dia harus sangat hati-hati atau akan terasa
Sion mengatur langkah, “Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kau menyerangku?!” tanya Sion dengan heran. “Jangan pura-pura lupa, senyo gelap. Aku tidak akan pernah melupakan kekalahanku waktu itu!!” seru Amon, “Sambut ini!!” Sion menangkis, Amon bergerak. Kali ini serangan Amon cepat dan tajam. Sion harus mengira-ngira dengan hati-hati, gerakan semakin cepat, Sion terpaksa mengerahkan imdoknya, bergerak cepat. Adu senjata dan udara di sekeliling mereka semakin terasa panas penuh tekanan. Debu bertebaran dan mayat-mayat disekeliling mereka berterbangan menerima hempasan tenaga imdok keduanya. Lalu udara menjadi terasa padat, Sion bergerak cepat menghindar. Bajunya sobek, Amon bergerak juga, dan kali ini perban dilengannya berantakan dan terlepas. Terlihat sebuah lambing seperti bentuk yin dalam lingkaran. Dari ujung matanya Amon melihat kelebat bayangan dan dia merasa jeri sendiri. Amon menghentikan serangannya dan kemudian memutar tubuhnya, “Lain kali
Limey sekarang memandang ke arah Gillian, matanya membulat. Sesaat agak terkejut dengan permintaan Gillian, tapi kemudian dengan caranya sendiri Limey hanya menjawab dengan tersenyum. Salah satu cara menghadapi lelaki dihadapannya adalah “jangan terlalu serius”.Melihat reaksi Limey yang diam membuat Gillian menjadi tidak sabar, pemuda pimpinan perampok itu terlihat gusar, lantas segera mengejar Limey yang kembali meneruskan jalannya.“Aku serius!” ucap Gillian lagi. Lalu, tangannya segera menghentikan Limey yang masih bergerak maju. Tubuh Limey tertahan.“Siapa yang menganggap anda becanda?” Limey balik menjawab.“Kalau begitu mengapa kau tidak menjawab?” Gillian bertanya kembali.Limey hanya mengedikkan bahu. Sulit sekali membaca perasaan gadis ini, pikir Gillian. Disangkanya bahwa gadis ini mau, tapi dia tidak menunjukkan gejala itu, tapi dianggap menolak pun gadis ini tidak mempelihatkan ekpresi m
“Aku ingat!!” seru Delvi.“Benarkah?”“Iya. Dia bersama kepala perampok tersebut. Berdiri sambil membawa obor. Walau gelap, tapi aku sempat memandangnya, matanya biru kupikir dia bukan manusia tapi siluman hutan….” Kenang Delvi. Dia bisa merasakan sensasi dingin memenuhi tengkuknya ketika melihat gadis itu.Mendengar ucapan Delvi, Sion merasa lega. Itu Limey, pikir Sion. Di dunia ini mungkin hanya gadis itulah satu-satunya yang memiliki warna mata biru. “Itu pasti dia!” seru Sion.“Kau yakin temanmu bukan bagian dari perampok merah?” tanya Delvi heran.“Kenapa temanku harus jadi bagian dari perampok?”“Habis. Kalau penglihatanku tidak salah, orang yang berdiri di dekat gadis mata biru itu berdiri dekat orang yang menyerangku dan Rian. Dia sepertinya salah satu dari mereka.”“Itu pasti Limey. Aku yakin!!” ucap Sion, “Dan d
“Jadi begini rencananya,” ucap Delvi pada Sion, “Aku akan menyamar menjadi seorang putri kaya, dan kau pelayanku. Tapi karena aku tidak menyukaimu, aku akan melarikan diri—lebih tepatnya dibuat seolah-olah melarikan diri. Aku akan masuk ke dalam hutan. Ketika kau sudah sampai pinggiran hutan, bersembunyilah. Intai aku. Aku rasa saat itu aku pasti akan dicegat para perampok karena penampilanku ini.”“Itu rencana yang sembrono. Bagaimana kalau aku telat mengejarmu?”“Aku akan meninggalkan jejak. Kau lihat ini?” Delvi lalu mengeluarkan sebuah botol dari saku pinggangnya.“Apa itu?”Delvi tersenyum lalu menyerahkannya pada Sion. Pemuda itu menerima dengan heran, lalu kemudian membuka tutup botol tersebut. Dari dalam botol menguar bau menyengat. Sion langsung menutup hidungnya.“Bau Apa ini?!” seru Sion terkejut.“Itu bau khusus yang kupesan. Kau bisa melacaknya d