Share

BAB 25

Kata-kata suaminya itu terdengar seperti ribuan petir yang menyengat habis isi otaknya, hingga ia hanya mampu terpaku lemas. Kakinya pun melunglai hingga hampir jatuh kalau saja tangannya tidak berpegangan pada tembok.

“Hari ini kita ada cek lab telur dan sperma, kau tak boleh stres. Sudah, jangan berpikir macam-macam lagi!” suara Eshan berubah menjadi lembut, tapi itu malah membuat Dzurriya semakin terluka.

Di sana, istri pertamanya sedang di tenangkan. Di sini, ia sendiri seperti istri yang tak diinginkan tapi harus bertahan….

Lantas, Dzurriya segera menyeret langkahnya beranjak dari tempat itu. Ia mengusap air matanya yang tak mau berhenti. Tidak ada orang di sana yang pantas melihatnya menangis.

“Dari awal, ini bukan pernikahan baginya , tapi apa yang sedang kamu lakukan, Dzurriya….”

Dzurriya terus berjalan sambil terus mengusap air mata yang tak mau berhenti mengalir.

Ia masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan keras, kemudian terduduk di belakang pintu itu. Tangannya y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status