Share

Rapuh

Denting sendok yang beradu dengan piring menemani sarapan dua orang yang masih membisu sejak tadi malam. Vano terlihat sibuk dengan ponselnya. Lelaki itu sesekali tersenyum, kemudian jemarinya menari mengetik pesan yang ditujukan untuk seseorang.

Mitha menggenggam erat kedua sendok di tangannya. Mencoba sekuat mungkin meredam gejolak emosi yang sedari tadi menyelubunginya. Wanita itu tidak buta atau pun bodoh. Tanpa melihat dia tahu siapa yang saat ini sedang berbalas pesan dengan lelakinya. Namun, dia mencoba menahan diri. Harga dirinya masih sangat tinggi jika harus dipertaruhkan dengan meratap atau menangis di hadapan Vano.

"Mas!" Akhirnya Mitha mengalah memutus kebungkaman yang sedari tadi mengikat mereka.

Vano hanya diam, tanpa ada reaksi menoleh atau apapun.

"Mas!" ulang Mitha.

Vano mengangkat wajahnya, menjawab dengan malas. "Ada apa?"

"Nanti siang kita makan bareng, ya? Aku pengen ayam bakar madu," ajak Mitha.

"Sorry, Mit, aku nggak bisa. Ada janji sama klien. Mungkin sampa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status