Share

152. Penyesalan

Hera Adnan tersenyum tipis dan tidak menjawab pertanyaan Misky.

Misky tidak bisa menebak arti dari senyuman Hera itu, dia bukan seorang ahli psikologi yang bisa mengetahui orang hanya dari sikapnya saja. Tapi setelah dia mendengarkan semua penjelasan itu, dia tidak merasa penasaran lagi dan memilih untuk membiarkan Valentino menyelesaikan sendiri apa yang sedang berkecamuk di dalam hatinya.

Aryan sendiri karena tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi, dia memilih untuk tidak ikut campur dan dan menunggu Valentino kembali berbicara dengan dirinya.

Di tempat lain, Bara sedang membanting meja setelah dirinya mendapat kabar jika sahabatnya telah mati ditembak oleh detektif Ferisha. Dia gemetar hebat karena satu teman baiknya telah pergi.

"Kenapa dia menembaknya? Apa salahnya?" Bara tak sanggup menahan kemarahannya dan malah mencekik anak buahnya yang memberikan kabar tersebut.

Bara tersulut emosi tapi kemudian dia sadar telah melampiaskan kemarahan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status