Share

Bab 6

Michael masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang ditekuk-tekuk. Ia bahkan tidak menghiraukan panggilan sang Mama yang tengah duduk di ruang televisi. Michael langsung masuk ke dalam kamarnya dan kemudian ia merebakan dirinya di atas kasur.

Michael memutar musik rock dengan volume yang tinggi. Meskipun begitu Mona tidak bisa mendengar karena ruangan di kamar membaca kedap udara.

Di luar kamar Mona berteriak memanggil putranya akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Michael! Michael! Buka pintunya Nak! Ini Mama!" Teriak Mona dari luar kamar akan tetapi Michael sendiri tidak mendengar suara teriakan mamahnya karena suara musik yang terlalu keras.

Michael masuk ke dalam kamar mandi kemudian membersihkan diri setelah beberapa saat kemudian ia keluar dengan tubuh yang segar namun otaknya masih saja terasa panas setelah mengetahui fakta jika wanita pujaannya sudah menikah.

Michael berjalan ke arah balkon dengan menggunakan pakaian rumahan yang lebih santai ia berdiri sambil memandang malam yang terlihat terang dengan bertaburnya banyak bintang. Berulang kali iya menghela nafas lelah.

Baru pertama kali Michael merasa jatuh cinta terhadap seorang wanita akan tetapi dia harus dipukul mundur karena status wanita itu.

Biasanya sejak dulu Michael yang selalu dikejar-kejar beberapa wanita cantik namun kali ini dia harus kalah belum berperang.

"Aku akan menyelidikinya, Aku tidak mau tertipu olehnya. Mungkin saja kan ia kayak ingin menghindariku dan ia mengatakan ,Jika ia sudah menikah," gumam Michael dalam hati.

"Dasar kamu anak nakal! Mama sampai khawatir padamu takut kalau kamu kenapa-kenapa. Malah kamu asik di sini mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras dan melamun di sini!" ucap Mona sambil menjawab telinga Michael hingga Michael menjerit kesakitan.

Sedangkan musik sudah sejak tadi Mona matikan sejak ia bisa masuk ke dalam kamar atas bantuan seorang pemuda yang baru saja tiba ingin menemui Michael.

"Ist, Mama apa-apaan sih! Sakit tahu Ma," ucap Michael dengan suara yang ia buat-buat agar dapat meluluhkan hati sama Mama.

Setelah Mona menjawab telinga putranya Ia pun ikut duduk di samping putranya, begitu juga dengan Alvin yang telah membantu mendobrak pintu kamar Michael.

"Kau ini kenapa bro? Aku perhatikan pulang dari kantor kok sangat terburu-buru?" tanya Alvin pada saudara sepupunya itu.

Michael masih diam dia masih menimbang apa yang harus ia sampaikan pada Mama dan saudara sepupunya. Apakah ia harus jujur atau membohongi mereka berdua? Michael masih memikirkan reaksi sama mama jika ia gagal mendapatkan seorang gadis yang akan ia lamar karena ternyata gadis pujaan hatinya itu sudah menikah.

"Katakan ada apa?" tanya Mona sambil menatap tajam ke arah putranya.

Di saat Michael hendak ingin menjelaskan soal gadis yang sedang ia incar. Pintu kamar diketuk oleh Bi Atun wanita paruh baya yang sudah bekerja sejak lama di rumah keluarga Sanjaya. Bahkan sejak Michael masih kecil Bi Atun yang mengasuh. Karena Mona dan Ronald begitu sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Ada apa Bi?" tanya Mona saat menoleh ke arah Atun yang berdiri gampang pintu.

"Maaf nyonya, Tuan sudah pulang,"

"Ooh Papa sudah pulang ya?"

"Terima kasih Bi nanti bentar lagi saya akan turun ke bawah.

"Kamu punya hutang penjelasan pada mama jangan kemana-mana!" pinta Mona pada putranya.

Setelah Mona keluar dari kamar Michael Alvin menghampiri saudaranya itu dan duduk di sampingnya.

"Kau ini kenapa?" tanya Alvin mengulangi pertanyaannya kembali.

Michael masih diam dia menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pembatas balkon.

Mona menyambut sang suami yang baru saja pulang dari luar negeri. Ronal pria paruh baya yang baru saja pulang dari Amerika Karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.

"Papa sudah sampai?" tanya Mona pada suaminya.

"Iya Ma, pesawatnya cepat dan tidak mengalami kemacetan," ucap Ronald menggoda sang istri.

"Ist, Papa mana ada pesawat macet memangnya mobil seperti di Jakarta itu udah pasti macet!" Kerutu Mona sambil mengejutkan bibirnya sehingga membuat Ronald menjadi gemas dan mencium sekilas.

"Papa sangat rindu sama Mama, atau tidak di sana papa setiap malam berdoa untuk Mama agar Mama cepat menyusul Papa ke Amerika, tapi ternyata tuhan tidak mengabulkannya jadi Papa harus pulang untuk menemui belahan jiwa papa," ucap Ronald sambil menjawil dagu istrinya.

"Ih gombal, Papa ini ketularan siapa sih?" ucap Mona sambil tergelak.

"Mama pastinya," ucap ucap Ronald sambil tertawa.

Tawa pasangan suami istri itu hingga terdengar sampai ke atas di kamar Michael yang tengah berbicara serius dengan Alvin.

"Apaa?!" Alvin begitu terkejut hingga ia membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna saat Michael mengatakan kebenaran.

"Apa yang kau katakan itu benar?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status