Share

Bab 6

last update Last Updated: 2024-04-06 09:07:30

Michael masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang ditekuk-tekuk. Ia bahkan tidak menghiraukan panggilan sang Mama yang tengah duduk di ruang televisi. Michael langsung masuk ke dalam kamarnya dan kemudian ia merebakan dirinya di atas kasur.

Michael memutar musik rock dengan volume yang tinggi. Meskipun begitu Mona tidak bisa mendengar karena ruangan di kamar membaca kedap udara.

Di luar kamar Mona berteriak memanggil putranya akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Michael! Michael! Buka pintunya Nak! Ini Mama!" Teriak Mona dari luar kamar akan tetapi Michael sendiri tidak mendengar suara teriakan mamahnya karena suara musik yang terlalu keras.

Michael masuk ke dalam kamar mandi kemudian membersihkan diri setelah beberapa saat kemudian ia keluar dengan tubuh yang segar namun otaknya masih saja terasa panas setelah mengetahui fakta jika wanita pujaannya sudah menikah.

Michael berjalan ke arah balkon dengan menggunakan pakaian rumahan yang lebih santai ia berdiri sambil memandang malam yang terlihat terang dengan bertaburnya banyak bintang. Berulang kali iya menghela nafas lelah.

Baru pertama kali Michael merasa jatuh cinta terhadap seorang wanita akan tetapi dia harus dipukul mundur karena status wanita itu.

Biasanya sejak dulu Michael yang selalu dikejar-kejar beberapa wanita cantik namun kali ini dia harus kalah belum berperang.

"Aku akan menyelidikinya, Aku tidak mau tertipu olehnya. Mungkin saja kan ia kayak ingin menghindariku dan ia mengatakan ,Jika ia sudah menikah," gumam Michael dalam hati.

"Dasar kamu anak nakal! Mama sampai khawatir padamu takut kalau kamu kenapa-kenapa. Malah kamu asik di sini mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras dan melamun di sini!" ucap Mona sambil menjawab telinga Michael hingga Michael menjerit kesakitan.

Sedangkan musik sudah sejak tadi Mona matikan sejak ia bisa masuk ke dalam kamar atas bantuan seorang pemuda yang baru saja tiba ingin menemui Michael.

"Ist, Mama apa-apaan sih! Sakit tahu Ma," ucap Michael dengan suara yang ia buat-buat agar dapat meluluhkan hati sama Mama.

Setelah Mona menjawab telinga putranya Ia pun ikut duduk di samping putranya, begitu juga dengan Alvin yang telah membantu mendobrak pintu kamar Michael.

"Kau ini kenapa bro? Aku perhatikan pulang dari kantor kok sangat terburu-buru?" tanya Alvin pada saudara sepupunya itu.

Michael masih diam dia masih menimbang apa yang harus ia sampaikan pada Mama dan saudara sepupunya. Apakah ia harus jujur atau membohongi mereka berdua? Michael masih memikirkan reaksi sama mama jika ia gagal mendapatkan seorang gadis yang akan ia lamar karena ternyata gadis pujaan hatinya itu sudah menikah.

"Katakan ada apa?" tanya Mona sambil menatap tajam ke arah putranya.

Di saat Michael hendak ingin menjelaskan soal gadis yang sedang ia incar. Pintu kamar diketuk oleh Bi Atun wanita paruh baya yang sudah bekerja sejak lama di rumah keluarga Sanjaya. Bahkan sejak Michael masih kecil Bi Atun yang mengasuh. Karena Mona dan Ronald begitu sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Ada apa Bi?" tanya Mona saat menoleh ke arah Atun yang berdiri gampang pintu.

"Maaf nyonya, Tuan sudah pulang,"

"Ooh Papa sudah pulang ya?"

"Terima kasih Bi nanti bentar lagi saya akan turun ke bawah.

"Kamu punya hutang penjelasan pada mama jangan kemana-mana!" pinta Mona pada putranya.

Setelah Mona keluar dari kamar Michael Alvin menghampiri saudaranya itu dan duduk di sampingnya.

"Kau ini kenapa?" tanya Alvin mengulangi pertanyaannya kembali.

Michael masih diam dia menghembuskan nafasnya dengan kasar kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pembatas balkon.

Mona menyambut sang suami yang baru saja pulang dari luar negeri. Ronal pria paruh baya yang baru saja pulang dari Amerika Karena ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.

"Papa sudah sampai?" tanya Mona pada suaminya.

"Iya Ma, pesawatnya cepat dan tidak mengalami kemacetan," ucap Ronald menggoda sang istri.

"Ist, Papa mana ada pesawat macet memangnya mobil seperti di Jakarta itu udah pasti macet!" Kerutu Mona sambil mengejutkan bibirnya sehingga membuat Ronald menjadi gemas dan mencium sekilas.

"Papa sangat rindu sama Mama, atau tidak di sana papa setiap malam berdoa untuk Mama agar Mama cepat menyusul Papa ke Amerika, tapi ternyata tuhan tidak mengabulkannya jadi Papa harus pulang untuk menemui belahan jiwa papa," ucap Ronald sambil menjawil dagu istrinya.

"Ih gombal, Papa ini ketularan siapa sih?" ucap Mona sambil tergelak.

"Mama pastinya," ucap ucap Ronald sambil tertawa.

Tawa pasangan suami istri itu hingga terdengar sampai ke atas di kamar Michael yang tengah berbicara serius dengan Alvin.

"Apaa?!" Alvin begitu terkejut hingga ia membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna saat Michael mengatakan kebenaran.

"Apa yang kau katakan itu benar?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 20

    Cindy menghentakan kakinya karena ia begitu kesal kepada Michael yang bukannya mengajak dirinya malah mengajak Alvin. Cindy menatap dua punggung tegak yang perlahan menjauh dari. Ia pun teringat pada seseorang yang beberapa hari yang lalu telah Ia perintahkan untuk menjebak Fitri. "Jangan sampai orang itu buka mulut jika suatu saat nanti bertemu dengan Pak Alvin. Aku harus secepatnya mencegahnya,'' gumam Cindy kemudian ia meraih tas kecilnya dan memasukkan handphone serta dompet yang berada di laci meja kerjanya. Cindy berjalan keluar kantor menuju tempat di mana ia akan bertemu pria yang ia suruh untuk menculik Fitri. Dan menjual Fitri kepada seorang germo yang terkenal di kota. Cindy juga ingin tahu siapa yang membeli Fitri saat malam itu. Cindy begitu yakin jika yang membeli Fitri itu adalah laki-laki hidung belang dan juga tua. Iya pun terkekeh geli saat membayangkan Fitri Tengah digagai oleh seorang pria hidung belang dan usianya sudah renta.Mobil yang dikendarai oleh Cindy

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 19

    "Jangan sentuh aku!" teriak Fitri tepat di hadapan Michael. Fitri menatap Michael dengan tatapan yang tajam dan penuh kekecewaan. “Apa tujuanmu membohongiku, Michael? Kenapa kamu menyamar sebagai Mamat?” tanyanya, suaranya bergetar karena emosi yang bercampur antara marah dan sedih. Michael menghela nafas, matanya tidak bisa menatap langsung ke dalam mata Fitri. “Fitri, aku… aku hanya ingin dekat denganmu. Aku tahu ini salah, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku,” jawab Michael dengan suara yang rendah. Fitri menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tetap tenang. “Perasaanmu tidak bisa menjadi alasan untuk membohongi seseorang, Michael. Kamu telah melukai aku,” ucapnya, air mata mulai jatuh dari matanya. "Kamu tega! apa yang sudah kamu lakukan padaku semalam? memaksaku untuk menuruti nafsumu! kamu tega melakukan semua itu padaku merenggut kesucian yang selama ini aku jaga, bahkan suamiku sendiri Mas Damar belum pernah menyentuhku!" pekik Fitri dengan suara yang naik satu oktaf b

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 18

    Keesokan harinya Fitri sudah mulai masuk ke kantor lagi. Meskipun Fitri merasa malu jika ia bertemu dengan pria yang sudah merenggut kesuciannya. akan tetapi jika Fitri tidak bekerja dari mana ia akan merasakan uang untuk bertahan hidup. setidaknya sikap suaminya sudah mulai melembut meskipun kadang masih suka membentak akan tetapi tidak seperti yang sebelumnya. "Mas, Aku berangkat kantor dulu ya," pamit Fitri pada Damar sambil mencium punggung tangan suaminya. "Berangkatlah! ingat pulangnya jangan terlalu malam, jika tidak ada lemburan cepatlah pulang!" ucap Damar menasehati istrinya. Fitri pun berangkat dengan menggunakan bus metromini angkutan kota seperti biasa. Uang yang Ia punya hanya cukup untuk membayar angkutan umum saja. Setibanya Fitri di kantor, ia merasa aneh pada semua Karyawan OB ataupun Satpam yang memperhatikannya dari Saat Fitri memasuki Luki kantor hingga akan memasuki sebuah lift menuju lantai di mana ruangannya berada. "Ada apa dengan mereka?" guma

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 17

    Semua mata tertuju pada pria paruh baya yang telapak tangannya berlumuran darah, Michael dan Alvin begitu terkejut dengan kehadiran Ronald. Papa! Om Ronald! pekik Michael dan Alvin bersamaan. Namun saat Michael dan Alvin ingin membantu Ronal d untuk membawanya ke rumah sakit karena di telapak tangan pria paruh baya itu terdapat beberapa pecahan beli yang menancap. "Papa, Papa tidak apa-apa?" tanya Michael khawatir dan hendak memeriksa telapak tangan Ronald, namun alangkah terkejutnya Ronald menepis tangan putranya sebelum mendarat di lengannya. "Jangan sentuh aku!" Ronald menatap tajam pada Michael yang memasang raut wajah bingung. Di saat Ronald ingin menampar wajah sang putra tidak disangka Mona datang menghampirinya. wanita paruh baya itu menjerit mengetahui suaminya terluka. Papa! "Mike, Papa kamu kenapa?" tanya Mona yang menatap tajam ke arah putranya. Saat Mona ingin mencari beberapa satpam namun ia mengedarkan pandangannya akan tetapi Michael dan Alvin segera m

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 16

    "Kau ini kenapa Bro?" tanya Alvin yang baru saja tiba di kamar Michael menginap. Alvin melihat Michael hanya diam dan tanpa menoleh sedikitpun padanya yang sudah berdiri di sampingnya. "Kau ini kenapa sih? ditanyain diam saja! Ada apa denganmu?" berondong Alvin pada saudara sepupunya yang terlihat begitu mengenaskan penampilannya. Alvin berjalan melewati Michael yang masih diam tanpa kata ia memilih merupakan dirinya di atas kasur berukuran king size. Alvin terlonjak kaget saat mendengar apa yang dikatakan Michael Jika ia ingin diantarkan ke rumah Fitri. Antarkan Aku ke rumah Fitri!" ucap Michael tanpa menoleh pada Alvin yang tengah terbaring hingga bibirnya membentuk huruf O. "Tumben bener kamu ingin ke rumah Fitri? Dia sama sepertimu semalam tidak pulang," "Aku tahu!" Kali ini Alvin langsung bangun dari posisinya rebahan. ia duduk di dekat Michael yang tengah memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. Alvin heran bahkan ia sampai mengerutkan keningnya karena Mi

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 15

    Keesokan harinya Fitri bangun lebih awal. Ia perlahan turun dari ranjang kemudian segera memakai pakaian yang sudah koyak di bagian pundaknya. Ia kemudian mengambil sebuah jas yang terletak di sebuah kursi di kamar itu, kemudian Fitri segera meninggalkan kamar yang sudah membuat hidupnya hancur karena seorang pria yang telah tega memaksanya untuk menuruti semua keinginan. Fitri yang sudah berjalan di lorong hotel, namun ia teringat, jika ia tidak memiliki uang sepeser pun untuk ongkos naik ojek, jadi iya kembali lagi ke dalam kamar dan mencari dompet pria yang sudah merenggut kehormatannya. Kedua bola matanya membulat sempurna saat melihat sebuah dompet yang tergeletak di atas nakas, terlihat dari desainnya sudah jelas dompet itu bukan dompet sembarangan melainkan dompet yang harganya ratusan juta. Tangan Fitri bergetar saat meraih dompet itu ia membuka isi dompet itu dan ingin mengambil pecahan uang lima puluh ribu untuk ongkos pulang naik ojek. Tapi Fitri begitu terkejut saa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status