Share

Ambil Saja

"Jangan katakan kamu tetep kekeh dengan keputusanmu sebelumnya, " ucap mama seraya meletakkan sendoknya. Sepertinya wanita tua ini ingin mendengar keputusanku dengan seksama. Ah, dasar, kalau soal harta telinganya tak mau ketinggalan.

"Tidak Ma, kali ini ku pastikan Mama dan lainnya akan senang mendengarnya," kataku.

"Gak usah bertele-tele, buruan, deh! " sahut mbak Sinta tak sabaran.

Ku tarik nafas panjang dan bersiap mengukapkan keputusan yang telah direncanakan mas Umair.

"Saudah ikhlaskan rumah ini untuk kalian, tapi tidak dengan butik karena butik adalah peninggalan dari ibu kandung Saudah, " Mas Umair berkata duluan sebelum aku menjelaskan, padahal mulutku sudah terbuka untuk memulai berbicara. Ah, suamiku.

"Benar itu Saudah? " Mama berjalan kearahku.

"Iya, Ma. Ambil saja rumah ini, anggap saja hadiah untuk Sinta dan Santi," ujarku sesuai permintaan suamiku.

Benar tebakanku, seketika wajah empat orang bermuka tembok ini berubah jadi senang. Senyum kemenangan terpancar jel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Erick Poeswa Joenaidi
gk masuk akal ceritanya, pepek ngentot aja kau sama anjing kontoll
goodnovel comment avatar
Arzy 13
mobil minyak goreng itu kira2 apa ya??
goodnovel comment avatar
Bus Tam
mantap jalan ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status