Share

Girl’s Day Out

Beberapa mobil keluarga milik keluarga Adigunawan sedang berposisi agar terpakir rapih di depan sebuah rukan perbelanjaan yang ada di salah satu kawasan Sentul, Bogor. Mobil yang sudah terpakir rapih itu kemudian mengeluarkan beberapa orang yang ada di dalamnya. Dinira, Deniar, Bunda dan Farah ada pada satu mobil.

Sedangkan satu mobil lainnya juga menampung akan sanak keluarga yang juga ikut jalan-jalan ke kota Sentul saat itu sama mengeluarkan beberapa penumpangnya. Kali ini Tente Fei memang mengajak Dinira dan Deniar untuk membeli baju di butik yang menjual baju-baju wanita dengan design modern dan kekinian.

Di suatu rukan tersebut terdapat beberapa butik yang bisa dikunjungi oleh kaum wanita yang memang ingin memanjakan mata mereka dengan berbelanja outfit ataupun gaun pesta.

Ketika itu Dinira tampil dengan busana berkesan simple yaitu sebuah blouse floral rample bernuansa warna blush yang mengembang di bagian bawahnya dipadupadankan dengan celana 7/8 berwarna navy dengan rambut yang dikuncir ala-ala dan kacamata apik membingkai matanya bernuansa blush.

Sedangkan Deniar memakai baju berupa baggy jumpsuit berwarna putih dengan memakai outer bernuansa floral berwarna mint blue dengan rambut digerai. Keduanya tampak sangat memiliki aura yang sama-sama menarik dan menawan karena mereka terlahir dengan wajah ayu khas orang Jawa Indonesia yang memiliki kulit kuning langsat.

Mereka berdua dengan ditemani beberapa anggota keluarganya mulai memasuki butik pertama yang bernuansa didominasi oleh kekayuan coklat dan juga klasik itu. Seketika semuanya pun sibuk dengan melihat-lihat beberapa baju yang sudah ada pada beberapa rak gantungan yang terdapat kurang lebih ada delapan rak dengan baju-baju mulai dari casual sampai formal.

Bunda yang sedang melihat-lihat baju itu kemudian memanggil Dinira saat itu yang sedang melihat sebuah baju sack dress dengan kerah berbentuk V selutut yang bagus dan memiliki warna tie dye bernuansa hitam dan burgundy. Sedangkan Tante Fei sedang memperlihatkan sebuah gaun berwarna salem candy dengan aksen kerah halterneck dimana dress itu jatuh dengan dua layer warna salem dan putih yang terlihat indah, namun dia menolaknya karena dia tidak akan memilih warna yang tidak serasi dengan baju yang akan dikenakan Stephen.

Dinira masih belum memutuskan pilihan baju yang akan dia pakai, namun setahunya Stephen memakai jas setelan berwarna burgundy dark brown yang dia ketahui saat tadi pagi mereka saling menyapa lewat chat Wa.

Dimana dia harus memakai baju yang identik dan juga serasi dengan pasangannya nanti. Dalam beberapa waktu Dinira sepertinya sudah memilih beberapa potong baju yang dia akan coba setelah berkeliling di segala penjuru butik yang  lumayan sedang untuk ukuran beberapa pengunjung itu.

Pilihannya jatuh kepada sebuah baju dress press body yang panjangnya tepat dibawah lutut dengan spaghetti strap berwarna deep purple dan dress corset berpattern floral berwarna brokenwhite, ada lagi dress yang adalah loose dress dengan potongan modern dengan model kerah lebar berupa kain satin dengan warna hitam, dress berwarna burgundy dengan bagian belakang terbuka dengan aksen spaghetty strap dengan rok yang mengembang hampir selutut dan juga aksen kain embossed di rok tersebut.

Setelahnya Dinira membawa keempat baju itu untuk dicobanya pada ruang ganti di bagian belakang butik tersebut.

Satu per satu baju dicoba oleh Dinira dan di tiap pilihan baju yang sudah membungkus rapat badannya itu dia selalu membuka tirai ruang ganti untuk memperlihatkan ke Bunda, Deniar dan juga ke ketiga tantenya itu.

Namun dia tidak menemukan Deniar yang sama sedang di ruang ganti sedang mencoba baju yang sekiranya akan dia pakai saat acara dinner yang akan dilangsungkan besok malam.

Sesaat Bunda dan ketiga tantenya itu sama-sama terpukau dengan pilihan baju gaun Dinira yang di pilih namun mereka serempak memilih baju gaun ketiga yang terdapat aksen bahu terbuka dengan spaghetti strap yang menawan itu. Begitu pula dengan Dinira yang sama-sama memilih baju tersebut.

Tidak lama kemudian tirai ruang ganti Deniar juga terbuka. Dan Bunda dan ketiga tante juga memuji selera baju Deniar saat itu. Dia memilih sebuah baju berwarna putih gading dengan lace senada berupa baju dress selutut dengan halterneck dan bahu yang juga agak terbuka namun tidak terlalu terbuka seperti punya Dinira, Kakaknya.

Dinira pun mengatakan jika dia akan memakai baju yang dia pilih nantinya pada acara dinner bersama dengan keluarganya besok. Melihat itu Dinira merasa kalut dengan kecantikan adiknya itu. Iya dia merasa Deniar adalah seorang yang harus di takutkan perihal masalah kesamaan personalitas, fisik dan juga banyak lainnya terutama selera.

Namun Dinira mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Saat semua yang ada disana juga menyukai baju yang Deniar pilih karena memang kulitnya yang kuning langsat sangat pas dengan baju berwarna putih gading seperti yang dia pilih. Merasa Dinira memperhatikan Deniar, adiknya kemudian Bunda pun menyeletuk kepada keduanya.

“Dinira, apa kamu sudah selesai dalam mencoba baju yang kamu pilih semuanya ? Sepertinya masih ada satu baju lagi yang tadinya kamu pilih di awal. Deniar sepertinya hanya mencoba satu gaun itu saja dan dia sepertinya akan segera membayar gaunnya itu,” kata Bunda memberi petuah kepada Dinira agar dia segera menyelesaikan urusan di ruang ganti ini.

“Ya, Bunda. Sepertinya Dinira tidak akan mencoba yang satunya karena Dinira sudah cocok dari awal. Sepertinya Dinira akan membeli keduanya dan akan memperhitungkan nanti di Villa mana yang akan Dinira pakai nantinya,” kata Dinira menjawab Bundanya itu yang sedang tersenyum melihat anaknya yang ternyata masih sama sifatnya yaitu plin plan dalam memilih baju.

“Adek.. Apa kamu sudah yakin dengan gaun itu ? Kakak juga suka dengan kesederhanaan dress yang kamu pilih ini. Sangat pas untuk kamu pakai nanti. Semoga saja pacarku tidak pangling ke kamu. Dasar adekku yang terlalu sama dengan aku ini,” kata Dinira memberikan guyonan untuk Deniar yang masih memandang pandangan di depan pantulan cermin.

“Kakak beradik memang seharusnya mirip, Kakak. Tidak hanya kamu saja yang pusing jika kita berdua mirip. Iya sepertinya aku akan membeli dress ini, dan aku akan memakainya besok malam saat dinner berlangsung,”  Deniar dengan gaun brokenwhite itu yang masih sama-sama menawannya dengan Dinira yang juga memperhatikan gaun yang dia pilih berupa bauh belahan belakang berwarna burgundy ini.

Mereka tampak saling ingin menonjolkan kecantikan masing-masing, karena mereka juga tidak terlalu sering memakai gaun malam seperti ini apalagi untuk acara keluarga. Namun memang bagi Deniar ini berlebihan ketika dia tau acara itu untuk menyambut Kakaknya, Dinira.

Tak lama kemudian keduanya sudah kembali dari ruang ganti dengan pakaian yang mereka berdua pakai saat datang ke butik ini. Mereka pun kemudian sama-sama membeli gaun dan pergi ke kasir untuk membayar masing-masing gaun yang dipilih oleh Dinira dan Deniar.

Sesudahnya saat ini mereka tinggal menemani Bundanya dan Tante tante mereka untuk sama melihat butik di blok yang berbeda di salah satu rukan yang ada di Kota Sentul ini.

Mereka pun langsung menuju kespot butik lainnya dan gantian menunggu karena sekarang giliran Tetua yang akan memilih baju untuk dibeli atau mungkin akan dipakai nantinya saat acara besok malam. Butik satu ini terlihat menjual baju khusus untuk para hijab. Salah satunya banyak tetua mereka yang juga para hijabers sehingga mereka juga harus menyamakan pakaian yang dijual di kedua butik yang berbeda itu.

Ketika itu pula Dinira menanyakan kepada Deniar mengenai apa toko kuenya nanti sore sudah siap untuk didatangi sanak keluarganya itu saat mereka berdua duduk di sebuah tempat dekat dengan galery baju butik tersebut.

“Apa toko kuemu nanti sudah buka ? Kakak sangat suka kemarin dengan roll cake yang kamu jual. Jadi, menurut Kakak kariermu sudah gemilang. Semoga kamu nanti saling mendukung Kakakmu yang mau buka sekolah Pastry ya, adekku Deniar,” Kata Dinira bertanya mengenai apa toko kuenya sudah bisa didatangi banyak anggota keluarganya.

“Sudah. Aku bahkan sudah mengecek lewat grup Wa karyawan toko kueku Crumble.by. Nantinya sudah ada choux pastry yang beranekaragam dan juga mereka sengaja membuat tiramissu dengan cheesecake pie yang juga sangat best seller. Aku harap Bunda dan Tante kita semua suka. Jangan khawatir Kakak. Aku selalu mendukung Kakak, sebenarnya banyak teman-temanku yang ingin belajar pattisierry. Dan aku merekomendasikan mereka semua agar belajar di sekolah Kakak,” kata Deniar menjawab Kakaknya itu. Walau dia tau dia kadang membenci Kakaknya namun dia masih harus menghargainya. Salah satunya dengan selalu berkomunikasi dengan baik.

“Terlihat menarik. Baiklah kalau begitu Kakak akan mulai menebar online brosurenya ke banyak temanmu agar mereka tau juga dan jangan lupa untuk folow media sosialnya sekolah pastry Kakak ya. Suruh semua teman kamu, jangan sampai lupa,” kata Dinira menjawab antusias.

“Baiklah, akan aku beritau ke banyak teman Deniar. Oh ya Kak. Nama pasangan Kakak siapa ?”

Belum sampai Dinira akan menjawab ternyata Bunda dan ketiga tantenya sudah datang dengan menjinjing tas belanjaan yang berisi belanjaan baju yang akan mereka pakai di acara besok. Setelah semuanya sudah yakin untuk pergi dari rukan tersebut dan akhirnya langsung melajukan beberapa mobil itu untuk mendatangi toko kue milik Deniar, Crumble.by.

........

“Ya ampun.. Kenapa Tante baru tau ada cafe dessert atau toko kue sebagus ini. Wah, beruntung sekali kamu Deniar. Punya cafe dessert yang sebagus ini. Tante suka design interiornya. Apalagi sentuhan pot bunga yang digantung, aksen lampu yang berwarna kuning juga warna didominasi dengan warna pink salem dan violet. Benar-benar mewakili kamu banget, Deniar,”  puji Tante Nilam yang saat itu, semua sanak keluarganya yang sedang jalan-jalan di kawasan Sentul ini sudah datang ke toko kuenya. Crumble.by.

“Tante.. Sudah tau dengan dekorasi toko kueku, Crumble.by. Masih harus penasaran dengan menu pastry dan dessertnya dong, Tante,” kata Deniar saat itu masih berdiri di dekat meja yang semuanya sudah dipenuhi oleh beberapa sanak keluarganya itu.

“Deniar, jadi penasaran sama kue-kue yang kamu jual disini. Apa Tante Fei dan Tante Santi bisa melihat aktivitas dapur kamu sekalian melihat bagaimana bilik ruangan kantor kamu. Sebelum kita semua mencicipi hidangan pastry kamu hari ini,” kata Kedua Tantenya yang masih kepo dengan segala sesuatu yang ada di toko kue Crumble.by ini.

“Baik tante yuk, ikut Deniar kalau tante mau melihat banyak hal di toko kue ini,” kata Deniar yang saat itu Dinira juga melakukan inspeksi yang ada di toko kuenya memperhatikan berbagai macam dessert yang ada di etalase tersebut. Dia memerhatikan bagaimana kue pastry milik Deniar dikatakan sebagai toko kue paling ternama di daerah Sentul tersebut.

Memang dari dekorasinya sudah bagus dan nyaman. Ditambah dengan etalase berukuran sedang berisi segala macam pastry yang saat itu terdapat tartlet, macaroons, choux pastry dan juga aneka cheesecake pie yang sudah berjejer disana dengan detail kue yang pas dan juga rapih. Dinira yang saat itu sedang memerhatikan kemudian disadarkan dengan kedatangan banyak karyawan chef pastry milik toko kue adiknya itu. Mereka menanyakan kemiripan Dinira dan Deniar hingga akhirnya Dinira memperkenalkan bahwa dia Kakak Deniar.

Setelah Dinira sudah selesai dengan melihat-lihat etalase itu kemudian Deniar dan Tante-tantenya kemudian datang dari dapur belakang seperti baru saja menginspeksi bagian penting dari toko kue Crumble.by. Memang tante-tantenya itu adalah orang yang sangat penasaran apalagi jika mengurus dengan kepunyaan keluarganya sendiri seperti toko kue Crumble.by ini.

Dan mereka pun mendatangi Dinira yang sudah ada di etalase tersebut dan kemudian mulai menunjuk ke banyak kue yang sudah ada di etalase untuk dicoba. Sedangkan semuanya sedang memilih kue yang akan dimakan saat itu, Deniar mendapat panggilan dari salah seorang pegawainya yang hari ini bertanggung jawab atas beberapa telepon panggilan masuk atas pesanan dan juga banyak berita lainnya.

“Mbak Deniar, bisa minta tolong kesini ?” kata salah satu pegawai wanita terpercaya milik Deniar bernama Mbak Ineng. Kemudian Deniar pun mengatakan ke seluruh anggota keluarganya agar dia diberi waktu kebelakang sebentar karena karyawan memanggilnya.

“Ada apa Mbak Ineng? Apakah ada berita lainnya kan saya sudah bilang ke Mbak Ineng selama dua hari kedepan saya tidak menerima pesanan. Apa ada telefon lain selain terima pesanan ?” tanya Deniar memeriksa apa yang terjadi saat Mbak Iyen tadinya memang menerima berita penting mengenai toko kuenya yang akan kedatangan sesuatu besok harinya.

“Begini Mbak. Tadi ada telefon penting dari sebuah perusahaan adiboga ‘Romaine’ mereka mengatakan jika besok pihak perusahaan akan datang kesini karena toko kue Crumble.by akan didatangi dan direview oleh majalah kuliner terkenal. Dan katanya ini genting jadi mau tidak mau jika Mbak Deniar tidak datang besok, maka nantinya akan dilempar ke toko kue atau cafe lainnya. Masalahnya adalah toko kue Crumble.by akan masuk ke dalam 25 list most wanted artisan pastry cafe se Jabodetabek. Jadi bagaimana Mbak ? Apa Mbak Deniar lebih memilih untuk bersiap-siap besok untuk kedatangan perusahaan adiboga ini atau lebih memilih acara keluarga ?” tanya Mbak Ineng yang menjelaskan situasi genting ini.

“Hem.. kalau begitu Mbak Deniar akan memilih untuk bersiap-siap di besok malamnya. Dan kalian juga harus datang semua ya, karena Mbak Deniar sudah bersikeras tidak mendatangi acara keluarga besok malam. Mbak Deniar akan meminta persetujuan dari banyak keluarga Mbak Deniar dulu ya Mbak Ineng. Selebihnya kabar akan jadi atau tidaknya akan Mbak Deniar jelaskan di grup Wa kita,” kata Deniar saat itu kemudian pergi tergesa-gesa ke semua para anggota keluarganya yang sudah berkutat dengan bermacam dessert yang sudah mereka pesan tersebut.

Dan menjelaskan jika dia tidak bisa ikut ke acara keluarganya itu karena dia akan kedatangan seorang yang akan memberi review restaurantnya dan menjadikan sebagai most 25 wanted pattisiery dessert cafe in Jabodetabek.

“Hai,, apa Tante-tante dan Bunda merasa puas dengan dessert yang sudah dicoba ? Oh iya, Deniar mau bercerita sesuatu hal. Besok malam ternyata Deniar tidak bisa datang ke acara keluarga dinner dalam rangka kadatangan Kak Dinira. Toko kue ku akan direview oleh salah satu perusahaan Adiboga dan akan masuk ke jajaran most wanted pattisiery dessert cafe in Jabodetabek. Jadi bagaimana apakah Kak Dinira tidak keberatan dengan ketidakhadiranku ? Maafkan aku ya Kak Dinira,” kata Deniar menunggu semuanya memaklumi dirinya yang besok tidka dapat hadir di acara Kedatangan Kakaknya , dihadapan keluarganya yang sedang asik memakaan semua dessert yang lezat itu.

“Yah. Sayang sekali adekku nggak bisa datang. Kalau gitu Kakak bolehkan, tapi jangan lupa ya datang ke acara launching sekolah pastry Kakak. Jangan sampai kamu tidak datang lagi,” Dinira memperbolehkan agar adeknya itu besok tidak ikut ke dalam acara keluarganya itu. Begitu pula dengan semuanya yang menayangkan ketidakhadiran Deniar untuk acara dinner besoknya.

“Wah, sepertinya kedatangan reporter makanan dari perusahaan adiboga itu memang sepertinya tidak boleh dilewatkan, Deniar. Baiklah, kalau kamu tidak bisa datang. Semoga kamu semakin sukses ya nak,” kata Bunda saat menanggapi Deniar yang berkata dirinya besok tidak ikut dinner.

“Maafkan Deniar sekali lagi semuanya. Sebagai gantinya, aku akan memberi semua pastry yang dicoba hari ini semuanya free tanpa bayar,” kata Deniar dengan senyumnya yang mengembang.

Deniar dan Dinira tidak tau jika sebuah kebetulan yang berawal dari sebuah project review restaurant oleh majalah ‘Foodie’ In’ dengan perusahaan adiboga ‘Romaine’ ini ternyata menjadi permulaan dari segala cerita kisah percintaan rumit antara Stephen, Dinira dan Deniar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status