Share

A Night at Villa

Jam menunjukkan pukul 10 malam di hari Jum’at syahdu dimana keluarga besar Adigunawan sedang berkumpul di Vila keluarga di daerah Sentul.

Beberapa masih berada di ruang keluarga dan pantry membersihkan sisa-sia kegaduhan yang disebabkan karena di hari ini pertemuan diadakan dengan saling potluck. Masing-masing sanak keluarga yang datang membawa beberapa makanan, kudapan dan banyak lainnya untuk dimakan bersama.

Saat itu Deniar dan Farah absen untuk membantu banyak sanak keluarga lainnya yang sedang membersihkan ruangan pantry dan juga ruang keluarga kembali rapi dan bersih.

Mereka berdua sedang asik bercerita dan bertukar kabar diantara kegiatan mereka sehari-harinya dan bercerita banyak hal lainnya, layaknya sesama kabar bertemu keluarga. Obrolan antara Deniar dan Farah yang tadinya masih membicarakan pembicaraan ringan, berubah menjadi pembicaraan yang agak berat ketika Farah menyinggung mengenai kabar Deniar dan Dinira kakaknya yang memiliki masalah jati diri yang persis.

Masalahnya bukan itu melainkan karena Deniar memiliki sedikit cerita dimasa lalunya dimana dulunya dia dan sang Kakak jadi salah satu fokus banyak orang membedakan mereka berdua.

Tidak hanya dengan banyak keluarganya namun juga dengan banyak teman-temannya. Dimana itu membuat Deniar tidak bisa menolak jika dia harus jadi bahan pertimbangan banyak orang menilai siapa itu dirinya dan Kakaknya.

Itu yang membuat Deniar merasa bahwa hidupnya terasa berat karena harus menerima asumsi orang terdekatnya yang suka membandingkan dan juga saling mendorong Deniar agar bisa lebih dari sang Kakaknya.

Dan itu dia dapatkan secara alamiah jika seorang adik dan kakak perempuan dalam satu keluarga terpandang yang menjalani bisnis di bidang yang satu bidang yaitu kuliner, memang terlihat selalu diawasi perkembangannya bahkan tidak lupa untuk selalu dibandingkan.

Dan jujur saja Deniar masih tidak menerima itu, karena dari dulunya dia tidak suka jika ada seseorang yang menyamakannya, walaupun memang satu saudara kandung. Akan tetapi itu membutnya merasa dianggap sebagai orang kedua ketika kenyataannya bahwa dia dan Kakaknya itu saling memiliki kedudukan yang sama.

Sudah harus menerima kenyataan jika dia dan Kakaknya itu mirip apalagi ditambah dengan selalu dibandingkan. Itu adalah salah satu hal dimana Deniar terbeban mulai dari dia tau sedari awal akan minusnya memiliki Kakak yang hampir identik hingga dirinya beranjak dewasa.

Celotehan Farah yang bertanya mengenai bagaimana Deniar menyikapi sang Kakaknya yang sudah memiliki pasangan dan bagaimana dia menyikapi jika Dinira akan membuka sekolah pastry di Jakarta.

“Jadi, apa penadapatmu Deniar, jika Kakakmu sudah akan bertunangan dan juga membuka bisnis sekolah pastry ? Apa kamu sama-sama merasa bersyukur ?” tanya Farah yang akhirnya dijawab oleh Deniar.

“ Itu bukan urusanku, Farah. Memang dari dulunya aku merasa keluarga lebih mementingkan Kakakku daripada aku. Dan aku juga tidak yakin dengan apakah mereka juga memperhatikanku, karena aku punya persepsi jika aku kurang menyukai ada salah seorang yang juga harus berbagi dengan aku sebagai seorang anak kandung. Kamu tidak pernah merasakannya, apalagi jika tau aku dan Kakak Dinira sangatlah identik. Kamu punya saudara lelaki Farah, yang selalu aku dambakan,” kata Deniar dengan dia yang masih tidur miring terselungkup menghadap Farah sepupunya yang duduk di kasur menghadapnya.

“Kamu tidak seharusnya merasa jika keluarga tidak memperhatikanmu. Kamu harus membenahi persepsimu itu Deniar. Lagi pula memang benar itu bukan urusan kamu, dan aku masih menyukai pendapatmu itu. Nggak seharusnya kamu berpikir jauh dan dalam atas kesuksesan seorang yang selalu dipandang dan dibandingkan dengan kamu. Dan lain kali kamu juga harus tetap mengatur kehidupan kamu sendiri, Deniar. Apa kamu tidak ingin mencari pendamping ? seorang lelaki yang nantinya menjaga dan menyayangimu ? Karena aku tau tragis rasanya melihat Kakak sendiri punya calon,” tanya Farah saat itu bertanya kepada Deniar yang masih sibuk dengan gawai yang dia pegang dan ganti posisi dengan merebahkan seluruh badannya itu.

“Aku setuju dengan kamu. Tidak ada yang salah dengan selalu fokus ke kehidupan kita. Tapi, jujur saja aku selalu bersedih hati mendengar ada kabar baik dari Kak Dinira. Aku tidak tau itu gara-gara apa, mungkin itu sudah menjadi penalaran yang sudah biasa ditemukan. Memang aku juga harus mulai tidak memikirkan itu, Farah. Hey. Mamamu, tante Fei ingin mengajak beberapa sanak keluraga besok untuk datang ke toko kue ku Crumble.by. Dan kamu adalah salah satu anggota keluarga yang harus datang ya. Karena Tante Fei besok akan datang, aku akan mengabari dulu seluruh karyawan toko kueku agar besok mereka semua bisa datang dari cuti yang aku buat karena aku tidak akan mendampingi mereka. Semoga saja mereka masih bisa masuk besok harinya untuk membuat beberapa kue untuk dimakan oleh banyak sanak keluarga yang akan datang ke toko kue ku. Sepertinya aku harus mulai menelepon para karyawanku satu per satu, Farah. Apa kamu mau menunggu sebentar disini bersamaku lebih lama agar kita bisa kembali saling bercerita ?” tanya Deniar teringat akan janjinya membawa beberapa sanak keluarganya untuk datang ke toko kuenya Crumble.by esok harinya sehingg membuat jari jemarinya menari mengetik pesan kepada seluruh karyawan toko kuenya pada grup chat Wa.

Dan untung saja ternyata beberapa karyawannya juga dapat datang besok pagi menjelang siang agar memulai untuk membuka toko dan membuat pastry sesuai dengan arahan Deniar. Ketika itu Deniar ingin menanyakan kepada banyak anggota keluarga lainnya yang sepertinya masih berada di bawah, di ruang keluarga masih terlihat sedang mengobrol dan sebagian keponakan sudah tertidur di beberapa kamar yang sudah disediakan.

Tak lama kemudian Deniar pun berkata kepada Farah, dia ingin turun ke ruang keluarga untuk menanyakan apakah macam dessert yang akan mereka segani agar disiapkan besok oleh para karyawan toko kue Crumble.by besok harinya tersebut.

“Farah, sepertinya aku akan beranjak ke ruang keluarga untuk menanyakan apa saja jenis dessert yang akan diinginkan untuk dibuat besok harinya oleh para karyawanku. Aku harus memberi plan akan macam dessert yang akan aku buat besok harinya karena kamu dan banyak keluarga kita akan datang berkeunjung ke toko kue ku. Apa kamu mau ikut pergi ke ruang keluarga ? Aku rasa Tante Fei, Tante Nilam dan lainnya harus memberi semacam request untuk menu pastry besok,” kata Deniar yang kemudian dia dan Farah serempak bangkit dari kasur itu tanda bahwa mereka berdua akan pergi ke lantai bawah di ruang keluarga untuk kembali berkumpul bersama dengan beberapa sanak keluarga lainnya.

.......

“Deniar.. katanya kamu sudah capek. Tante kira kamu sudah tidur duluan sama Farah. Kenapa kok turun kesini lagi ? Apa masih susah mencoba tidur ?” tanya Tante Fei yang saat itu bersama dengan ketiga sanak keluarganya yaitu Bundanya, Tante Nilam dan Tante Sinta tidak lupa juga bersama Dinira dan banyak sepupu yang masih ada disana sedang asik bermain game consoler sedangkan yang lainnya sibuk ngerumpi masih di ruang keluarga yang luas dan nyaman karena dihiasi oleh lampu redup berwarna kuning kecoklatan menandakan hari sudah malam.

“Gini Tante Fei, Dinira mau bertanya ke semua keluarga yang mau datang ke toko kue crumble.by besok di rukan di daerah Sentul. Karena Deniar tidak ingin menerima tamu secara mendadak, jadinya sekarang Deniar mau bertanya apa saja macam dessert yang diinginkan oleh Tante dan juga para keluarga yang besok mau datang kesana. Deniar akan langsung membicarakan dengan karyawan chef pastry bawahan Deniar. Supaya nanti tante bisa mencoba memakan dessert yang diinginkan,” Deniar menjelaskan kedatangannya kembali dari rasa penatnya saat pergi ke kamar biru di lantai atas tersebut.

“Tante mah mau apa saja sih, Deniar. Mau tanya memangnya Deniar punya menu favorit apa di toko kue Crumble.by ? Katanya Ayahmu disana tiramissunya enak sekali. Aplagi pie tartlet yang berisi banyak macam buah diatasnya. Tante ikut-ikut saja. Apa kamu besok sudah menentukan menu yang akan kamu sajikan besoknya ? Sebenarnya tante masih mau mencoba semua dessert yang dijual disana. Tapi toko kue mu menjual dengan menu tiap hari berbeda. Lumayan suka dengan konsep yang seperti itu,” Tante Nilam kembali menyertakan jika menu apapun itu akan selalu diterima oleh tantenya itu.

“Kalau begitu apa aku harus membuat Tiramissu lagi ? Hemm,, Deniar mengira untuk membuat cheesecaka pie dan juga membuat choux pastry. Jika memang semuanya sepakat agar Deniar yang akan menentukan menunya. Apa tante Nilam, Bunda dan Tante Santi setuju dengan menu besok untuk menjamu kalian semuanya ?” kata Deniar saat itu memberi semacam rancangan plan menu untuk besok harinya.

“Menu yang kamu sarankan memang membuat tante tidak sabar mencicipinya. Tante mau pesan ke kamu, untuk membuatkan tetangga tante jika bisa choux pastry yang tadinya kamu buat itu Deniar. Jika kamu tidak keberatan, bagaimana ? Nanti tante akan bayar seharga dengan menu macaroons yang kamu jual itu tadi. Untuk rasanya nanti kamu saja yang berkreasi. Buat menu lainnya mulai dari Tiramissu, choux pastry dan cheesecake pie memang terdengar lezat. Tante tidak sabar menunggu besok pergi mengunjungi toko kue mu,” kata Tante Nilam memesan salah satu menu andalan toko kue milik Deniar itu.

“Oke tante. Noted. Deniar akan memulai membuat pesanan choux pastry untuk tante nanti hari Senin minggu depan. Jangan lupa ya Tante kirim alamat tante ke Wa Deniar. Supaya Deniar bisa mengirim tepat waktu. Untuk pembayarannya gampang tente, nanti bisa langsung tranfers aja," kata Deniar menyahut tambahan pesanan untuk Tante Nilam.

“Deniar., nanti kamu jangan lupa juga ya untuk datang ke acara launching skolah pastry Kakak nanti hari Sabtu minggu depan ya. Kakak juga ingin kamu datang ke acara itu dan lebih mengenal kekasih Kakak. Pastikan di hari Sabtu nanti kamu bisa ikut datang ke sekolah pastry Kakak di daerah Kelapa Gading. Kakak akan senang menerima kedatanganmu,” Dinira mulai memotong obrolan dirinya dengan Tanyenya yang sedang membicarakan menu pastry besok di toko kuenya.

“Akan aku usahakan Kakak. Sepertinya Deniar masih bisa datang ke tempat Kakak. Karena Deniar juga tidak akan melewatkan acara launching sekolah pastry milik Kakakku sendiri. Kapan nanti launching akan dilangsungkan Kak Dinira ? Apakah akan berlangsung pagi, siang, sore atau malamnya ?” tanya Deniar memberikan pertanyaan yang logis akan kapan waktu berlangsungnya launching tersebut.

“Sebenarnya nanti akan dimulai dari sore hari, namun Kakak meminta semua pihak keluarga datang lebih awal. Yaitu di siang hari. Karena akan ada jamuan pastry dari Kakak untuk kalian semua,” kata Kak Dinira memberitau akan jadwal kedatangan keluarganya termasuk Deniar.

“Aku masih penasaran dengan kekasihmu itu Kak Dinira. Tadi aku tidak sempat bertemu dengan apalagi melihat pasangan yang pulang dengan kedatanganku. Aku yakin dia sama gantengnya dengan mantan-mantanmu yang lama. Apalagi tadi Bunda mengatakan pacarmu itu darah campuran Indonesia dan Australia. Apa kamu sudah lama berpasangan dengan kekasihmu itu ?” kata Deniar memulai bertanya kepada Kakaknya akan lelaki yang sudah menjadi kekasihnya yang membuat dia penasaran.

“Biasa aja kok dek.  Kak Dinira dengan pasangan Kakak sudah menjalin hubungan hampir dua tahun hingga sekarang ini. Kalau nanti kamu datang ke acara dinner makan malam nantinya, mungkin kamu bisa mengenal siapa itu pasangan Kakak,” kata Dinira menyahut jika pasti ada waktu untuk Deniar mengenal pacar Kakaknya itu.

“Oh ya ? Tadi aku sempat dengar dari Bunda Kakak mau cepat-cepat due date ? Kalau gitu semoga lancar ya Kak Dinira sama pasangan kakak,” kata Deniar menjawab selagi Tante-tante nya masih sibuk membicarakan mengenai rencana esok harinya. Dimana nanti sanak keluarganya akan jalan-jalan keliling kota Sentul itu dan berakhir ke toko kue Deniar.

Tidak lama kemudian terdengar suara gawai nyaring dengan getar khas seperti panggilan telepon masuk di gawai milik seseorang yang tidak lain adalah milik Dinira. Saat itu pula Dinira meminta untuk beranjak ke kamar biru di lantai atas dan berpamitan kepada seluruh keluarganya untuk cepat tidur karena besok paginya mereka masih akan pergi jalan-jalan keliling kota Sentul tersebut.

Dinira pun sesegera mungkin pergi ke kamar Birunya dan mendapati kamarnya kosong dengan kasur dengan bed cover yang agak berantakan seperti bekas Deniar dan Farah tadi sedang asik mengobrol. Setelah Dinira memastikan semuanya masih ada di lantai bawah, kemudian Dinira pun membuka panggilan telepon dari kekasihnya, Stephen Stanlee yang bertanya tentang bagaimana kabar pasasangannya itu yang ditinggalnya kerja karena bertemu dengan klient baru potensial untuk menggarap proyek majalah satu tahun kedepan.

Karena ini adalah awal bulan Desember 2017 dimana beberapa minggu ke depan sudahlah pergantian tahun 2018. Dari seberang sudah terdengar suara Stephen memecah keheningan diantara kedua tempat berbeda.

“Hai, honey.. Bagaimana kabarmu sekarang ? Maafkan aku tidak bisa menemani kamu selama dua hari mendatang. Tapi aku akan datang tepat pada hari Minggu malamnya saat dinner keluarga besarmu berlangsung. Aku kangen kamu, Diniraku,” kata Stephen dari seberang menanyakan apakah kekasihnya baik-baik saja.

“Aku tidak apa-apa. Aku senang sekali hari ini bertemu dengan banyak keluargaku kembali. Apa kamu sudah kembali ke apartemenmu ? Oh iya, adikku sudah penasaran dengan kamu. Dan besok jadwalku keliling sentul dengan sanak keluargaku, aku diajak pergi membeli baju untuk kupakai saat dinner di Minggu malamnya. Dan tentunya adikku ikut juga. Jadi, bagaimana dengan rapatmu dengan klien baru, Stephen ? I miss u too, honey,” tanya Dinira menyatakan jadwalnya besok dan menanyakan apa yang akan terjadi saat rapat yang dilakuka Stephen.

“Tadi aku bersama dengan klientku memastikan konten baru apa yang akan dibuat dan direncanakan untuk satu tahun kedepan. Dan salah satunya adalah aku akan membuat konten review ke beberapa restaurant atau cafe dan lounge atau tempat lainnya yang terkenal di daerah Jabodetabek. Aku akan mulai kerja senin Minggu depan, namun aku akan pastikan datang ke acara launching sekolah pastrymu,” kata Stephen memberi kabar kepada Dinira yang mulai ingin menyudahi telepon karena dia mulai mengantuk itu bersamaan dengan datangnya Deniar ke dalam kamar karena semua tante-tantenya dan Bunda serta keponakan sudah kembali ke kamar di lantai tiga, hendak tidur karena besok masih ada jadwal padat.

“Stephen aku sudah mengantuk.. aku akan tidur dulu ya. Kamu jangan lupa mengirimi aku pesan di pagi hari....” kata Dinira yang saat itu terpotong oleh Deniar yang barusaja masuk dengan sedikit melantangkan suaranya mengatakan apakan Kakaknya itu tidak memgantuk.

“Kakak, kamu belum tidur ? apa kamu tidak mengantuk ?” kata Deniar saat itu dengan suara lantangnya. Saat itu pun suaranya tidak sengaja terdengar saat Stephen masih berkomunikasi dengan Dinira via voice call itu dan saat itu Dinira kemudian menjawab Adiknya itu dengan masih menelepon Stephen.

“Iya, sebentar Adikku. Aku masih voice call dengan pacar Kakak," kata Dinira saat itu yang kemudian kembali fokus kepada suara Stephen itu yang memanggil Dinira dengan Deniar yang masih merasa canggung melihat Kakaknya itu bertelefonan dengan si pasangannya itu.

“Dinira... apa kamu sudah lelah ? Kalau begitu selamat tidur untuk my honey.  Sweet dream ya. Besok aku akan mengirimimu pesan pagi harinya. Apa itu tadi suara adikmu ? Kalau gitu aku nitip salam ya buat adikmu. Juga buat seluruh keluargamu lainnya. Selamat bertemu Minggu besok lusa, Honey. Bye...,” terdengar suara Stephen berpamitan dengan Dinira melalui telefon itu.

“ Bye.. Bye..,” kata Dinira saat itu. Kemudian Dinira kembali melihat adiknya yang masih di dalam kamar mandi sedang melakukan treatment skincare malam nya Dan Dinira yang juga tidak mau kalah langsung pergi juga ke dalam kamar mandi. Sama-sama mulai membersihkan make up tipis mereka dan malakukan double cleansing dan diakhiri dengan memakai masker wajah. Dinira yang baru datang disapa oleh adiknya itu.

“Apa tiap kamu sudah kembali kesini aku masih harus sering mendapati kamu sedang mengobrol dengan kekasih kakak tiap malam ? Untung saja kita beda apartemen, Kak,” Kata Deniar saat itu yang dijawab Dinira dengan senyum sayangnya ke adik wanitanya.   

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status