"Bisakah aku tidur denganmu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
JDER!
Adrian tak bisa mempercayai pendengarannya sendiri. Apa ini sebuah lelucon?
"Apa kau sedang mengundangku? ataukah ini hanya lelucon?"
"Maaf jika itu membuatmu tak nyaman." kemudian melenggang pergi.
Adrian bergegas mengejar Luci, "Tunggu! Kau salah paham. Apa kau yakin dengan yang kau ucapkan barusan?" Tanyanya lagi.
Keheningan melanda kami beberapa saat sampai akhirnya Luci membuka mulutnya, "Bolehkah aku tidur denganmu malam ini..." Tanyanya kembali tanpa memandangku sama seka
Kubuka pintu ruangan secara perlahan. Alex masih berkutat dengan tumpukan dokumen yang dibawanya dari rumah sakit. Dia tak melihat sama sekali ke arahku. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- “Kau melepas cincinmu lagi?” Tanyanya. Pertanyaanya mengejutkanku. Bagaimana dia bisa tahu kalau aku melepaskan cincinku? Aku sudah memeriksa cincin itu namun tak ada satupun keanehan di sana. “ Aku hanya melepasnya sebentar karena cincinnya sedikit kendur.” Alex mengangkat kepalanya, pandangannya kini menatap tepat ke arahku dengan sorot mata dingin. ekspresinya sangat datar membuatku sangat ketakutan. “ Apakah aku,…?” Dia meletakkan berkasnya, tatapannya masih berfokus padaku membuat tubuhku bergetar. (‘….’) “Jangan pernah melepasnya lagi. Kau mengerti?” Aku langsung mengambil cincin di kantung mantel,“Baik…” Cincin itu akhirnya kembali bertengger manis si jari manisku. “Tunggu aku di kamar.” Perintahnya. “
_Luciana_ Ku masukkan semua buku dan peralatan ke dalam tas, jam kuliah telah usai namun kursi kosong di sebelahku membuatku sendu. Biasanya dia duduk di sampingku dan menjahiliku, kini hanya ada kehampaan di depan mataku. "Dasar brengsek!" Mengapa dia harus menghindariku dengan cara seperti ini. Bahkan tanpa kabar dan penjelasan sedikitpun. Aku bergegas meninggalkan ruang kelas yang telah kosong. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa dia sangat sibuk dengan masalah keluarganya sampai tak sempat mengabariku? Biasanya tak seperti ini, dia pasti menghubungiku dua sampai tiga hari namun ini sudah lewat dua minggu dia menghilang tanpa kabar apapun. Aku sangat khawatir. Kulihat ponselku dan mengecek pesan dan media sosialku, tak ada notif apapun, bahkan pesan terakhirk
_Lucas_ Aku terbangun dan mendapati diriku berada di tempat tidur. Kuedarkan pandanganku ke segala arah dengan malas, tak ada siapapun di sana. Luci sepertinya sudah pulang. Perasaan sepi kembali menyeruak. Andai saja Luci bisa tinggal lagi dengan kami seperti dulu, pasti sangat menyenangkan. Aku sangat bahagia ketika kami semua berkumpul dan menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga, tak terpecah seperti ini. Ku tatap jendela yang letaknya tak jauh dari ranjangku. Langit masih gelap di luar sana namun kini rasa kantuk tak lagi menghinggapiku. Kaki kecilku beranjak dari tempat tidur kemudian bergegas keluar. Semuanya tampak gelap, tak ada satupun lampu menyala, hanya sinar bulan yang menerangi langkahku dari balik jendela. Kaki kecilku berakhir di sebuah taman kec
"Bereskan barangmu dan kembali denganku malam ini." Perintahnya, "Kau tahu konsekuensinya jika terlalu lama di dunia manusia? Kau akan terus semakin lemah dan mati."“Aku berbeda denganmu.”“Bodoh.”“Pergilah dari sini sekarang juga!”----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pria itu menggertakkan giginya kesal," Kau telah berada di dunia manusia selama puluhan tahun. Kau bahkan tak tahu ibumu sangat mengkhawatirkanmu, apalagi kekuatanmu semakin melemah. Apa kau bodoh?! Kau harus tahu batasanmu bocah!""Aku takkan kembali denganmu!"
__Adrian_Penciumanku menangkap bau asing di udara.Sepertinya seseorang baru saja melewati gerbang ke dunia manusia.Siapa?Ku pertajam indraku serta kuedarkan pandanganku ke segala arah mencari sang pelintas. Sepanjang perjalanan ku ikuti bau yang ada di udara hingga sampailah di sebuah rumah yang letaknya di pinggiran hutan.Aku belum pernah mencium bau yang sangat akrab denganku selain ayahku. Instingku mengatakan untuk mengikutinya, bau yang sangat asing bagiku namun entah mengapa memunculkan kerinduan yang mendalam yang akupun tak tahu untuk siapa itu.Malam semakin larut, langitpun semakin gelap gulita tak menunjukkan tanda-tanda akan ditemani sang rembulan ma
_Luciana_ Harusnya aku turun dari pangkuannya, bukannya bertengger manis. Aku seharusnya tak hanyut dalam godaan manis yang dia berikan padaku. Tak seharusnya juga aku menatap matanya tadi! Pria ini sangat berbahaya. Aku tahu dia menyadari sesuatu, itulah mengapa dia mengubur kepalanya di celah leherku. Keberadaanya di sana malah sangat berbahaya untukku, hal buruk akan terjadi! Tubuh kami saling melekat. “Kau selalu membuatku kehilangan kendali.” Katanya dengan lembut saat masih berada di celah leherku. Aku mengerti, memang aneh jika lawan jenismu menatap dengan intens tepat ke matamu namun perkataanya barusan membuatku b
Rekaman adegan itu kembali muncul lagi dalam benakku, kutampar diriku sendiri untuk membuatnya kembali pada kenyataan. Sepertinya aku perlu mendinginkan pikiranku dulu, jadi kuputuskan untuk mandi air dingin. Aku tadi pasti terlihat sangat aneh. Kami pasti akan sangat canggung saat bertemu nanti! Tarik nafas! Pikirkan hal lain yang tak ada hubungannya dengan ini. Aku harus melupakannya. Pikirkan saja film doraemon yang sering kau tonton saat masih kecil. Tunggu. Mengapa harus doraemon? Ini pasti karena Reihan. Aku berguling tak jelas di kasur. Ayo pikirkan hal lain saja.
_Luciana_Situasi kami berdua sangat canggung, aku tak berani melihat wajahnya saat bicara ataupun ketika kami bertegur sapa. Walaupun aku sudah bersikap biasa saja namun itu semua buyar saat dia ada di dekatku.Aku masih bingung dengan semuanya, kuputuskan untuk memikirkannya dengan matang. Aku tak ingin menerimanya dengan setengah hati ataupun menerimanya karena rasa kasihan. Ini adalah pengalaman pertamaku dalam hal percintaan.Sebaiknya aku segera turun dan membuat masakan. Perutku sedikit sakit namun ku abaikan karena itu tak begitu mengganggu.Suara langkah kaki seseorang semakin lama semakin mendekat ke arahku.“Luci?” Panggilnya padaku.“Ya?” Aku me