Luciana Judith Bastian, hanyalah gadis manusia biasa yang hidup berpindah-pindah dikarenakan pekerjaan walinya. Bagi luci, ini bukalah hal yang baru yang harus dia keluhkan. Dia hanya ingin hidup seperti gadis remaja pada umumnya yang bisa hidup bebas dan mencintai seseorang. Sayangnya semua itu tak mungkin karena perjanjian yang mengikatnya. Sampai pertemuannya dengan seorang pemuda dari keluarga Alvaro merubah segalanya. Adrian Alvaro Kael, putra tertua dari sang pemimpin pack yang juga merupakah serigala putih satu-satunya yang mendapatkan anugrah dari dewa. Adrian adalah serigala yang diasingkan dari pack karena kutukan yang dia terima sejak bayi. Kutukan yang merenggut semua yang dia miliki hingga membuatnya hidup bagai dineraka. Hingga, pertemuannya dengan seorang gadis bernama Luci yang juga merupakan teman dari adik tirinya memberinya sedikit harapan untuk terus hidup. Sayangnya kutukan itu terus menghantui menghantui keduanya hingga salah satu diantara mereka mati. Misteri apa yang ada dibalik ini semua? Akankah mereka menyatu? Atau ini hanya permainan takdir yang menyerenya pada penantian tak berujung lainnya?
Lihat lebih banyak_Luciana_
Sebagai mahasiswi pindahan tahun ketiga jurusan Hubungan Internasional di Forks, Washington. Aku hanya ingin menjalani rutinitasku dengan tenang hingga lulus. Tidak seperti sebelumnya yang harus terus berpindah-pindah dari satu kota kekota lain karena pekerjaan waliku. Tempat baru, suasana baru, teman baru semuanya membuatku harus memulainya lagi dari nol. Namun, mengapa harus pindah ke kota ini? Kota kecil yang terlihat sendu seolah ditinggalkan bahkan matahari pun enggan menampakkan dirinya, hanya ada awan mendung dan rintik hujan yang selalu mengiringi.
Aku benci tempat ini!
Suasana di sini seolah mengingatkanku akan hal yang telah lama kulupakan. Hal yang selalu membuat kepalaku berdenyut sakit setiap kali potongan puzzle itu terbuka. Seperti sekarang, perasaan gelisah itu terus menghantui hingga membuat tubuhku bergetar hebat diiringi kucuran keringat dingin yang perlahan turun dari dahiku.
Ukh!
Kepalaku berdenyut sakit, ini semakin sering terjadi sejak kepindahanku ke sini. Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah tempat ini ada hubungannya dengan masa laluku? Apa yang sebenarnya kulupakan? Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri sampai suara itu mengejutkanku.
“Kau tak apa? Mau kuantar ke klinik?” Tanyanya khawatir melihat kondisiku.
Dia Reihan Alvaro Kael, sahabatku sejak masuk kampus. Perkenalan kami terjadi akibat kesalahpahaman konyol yang menyebabkan terlibat masalah karenanya. Sejak hari itu Reihan tidak pernah melepaskanku sedetikpun seperti seorang penguntit. Aku akui dia memang sangat tampan, berkulit coklat dengan mata biru yang indah lalu satu lagi jangan lupakan perut sixpacknya yang sempurna dibalik baju yang dikenakannya membuatku terkadang khilaf, banyak gadis yang menggilainya tapi untuk beberapa alasan sepertinya Reihan tak berminat pada segerombolan gadis itu.
“Tidak perlu.” Jawabku pelan.
“Kau yakin?
“Ya, kau tak perlu khawatir.”
Kupandangi wajah Reihan yang tengah khawatir, seharusnya aku senang karena dia mengkhawatirkanku namun entah mengapa yang kulihat adalah kebalikannya. Wajahnya terlihat sangat konyol hingga aku tak bisa menahan tawaku, Reihan yang melihat reaksiku langsung menatapku kesal. Berkatnya aku dapat melupakan sakit kepalaku sejenak. Sayangnya itu tak bertahan lama karena aku melihat gelagat aneh Reihan yang membuatku bergidik ngeri. Aku sangat hafal dengan senyum licik itu, kuambil langkah kaki seribu bergegas meninggalkannya. Namun, usahaku gagal karena dia lebih cepat menarik pergelangan tanganku membuatku tak bisa ke manapun.
“Kau mau ke mana? Jangan coba lari lagi.”
Aku merasakan firasat buruk. Apalagi yang dia rencanakan kali ini?
“Ikutlah denganku nanti malam, akan ada pesta besar di villa pinggir pantai milik temanku. Tidak ada penolakan dan jangan coba sembunyi dariku! Atau aku akan menyeretmu paksa seperti sebelumnya.” Katanya padaku dengan penekanan di setiap katanya.
Refleks kusilangkan kedua tanganku di hadapan Reihan, “Tidak akan dan tidak mau. Pergilah sendiri! Jangan menyeretku lagi.” Tolakku padanya.
Reihan yang melihat respons konyolku hanya terkekeh dan mulai menjalankan rencana liciknya. Dia mulai menggunakan wajah tampannya merayuku dengan membuatnya seimut mungkin sambil mengeluarkan semua godaan manisnya padaku. Aku harus bisa menahan diri, kejadian sebelumnya membuatku kapok. Kali ini aku harus bisa mengabaikannya, kubiarkan dia melakukan apapun sesukanya. Reihan yang merasa terabaikan mulai mendengus pasrah memasang wajah sedih seolah merajuk.
Anggap saja dia terong busuk.
Terong busuk
Terong busuk.
Kugumamkan kata-kata itu dalam hati untuk menguatkan tekatku. Kulirik dia sejenak, mencoba melihat apalagi kini trik yang akan digunakannya. Namun, siapa tega melihatnya seperti ini? dia seperti anjing besar yang terabaikan pemiliknya. Jangankan terong busuk! Dia malah sangat menggemaskan sekarang membuatku tak tega menolak keinginannya.
Aku menghela nafas panjang,”Okay…aku akan ikut denganmu.”
“Benarkah?”
“Iya.”
Seketika Reihan menampilkan senyum cerah di wajahnya, walau hanya sekejap bisa kulihat senyum licik itu di wajah tampannya seolah meledekku. Aku kalah lagi kali ini. rasanya ingin mengubur diriku sendiri karena kelemahan imanku pada iblis tampan yang sangat menggemaskan ini.
---
Di Forks, tak peduli pagi atau malam tak ada bedanya di sini, hanya ada langit mendung yang menyelimuti langit. Jam 7 tepat Reihan menjemputku di asrama, aku tak pernah meragukan gaya fashion Reihan yang mampu membuat setiap wanita meliriknya berbeda denganku yang tampak biasa saja. Pesta kali ini diadakan di sebuah villa mewah pinggir pantai dengan pemandangan yang mengagumkan. Para tamu yang datang pun sepertinya bukan berasal dari kalangan biasa jika dilihat dari undangan dan penjagaanya yang super ketat.
Ini pertama kalinya aku datang ke pesta seperti ini, banyak pasang mata yang menatap ke arah kami seolah menilai apakah kami pantas atau tidak berada di sini?! Apakah ada yang salah dengan penampilanku? Ataukah? Kuabaikan semua itu karena ada Reihan di sisiku. Beberapa tamu menghampiri kami mencoba mengadu keberuntungan mereka. Aku tahu apa yang mereka incar. Siapa lagi kalau bukan pria tampan yang sedang bersamaku! Membuatku risih hingga akhirnya memisahkan diri dari Reihan. Aku mencoba menikmati pesta tanpa Reihan dan menikmati hidangan yang tersedia, hingga kesialan itu datang padaku. Kuambil minuman yang ditawarkan pelayan padaku. Sialnya, baru beberapa teguk aku merasakan hal aneh.
Pandanganku memburam.
Kepalaku pun pusing.
“Sial! ternyata ini wine.”
Ukh! Aku sangat tak nyaman sekarang, kuputuskan mencari Reihan di tempat tadi namun tak kutemukan dia di manapun. Ke mana perginya Reihan? Apakah dia sedang bersenang-senang dengan gadis random yang dia temui tadi?
Seharusnya aku tak ikut dengannya. Tubuhku semakin lemas dan kepalaku semakin pusing bahkan langkahku sangat berat untuk sekedar berjalan kearah mini bar yang letaknya tak jauh dari kolam renang. Kududukkan diriku di salah satu bangku sambil mengembalikan kewarasanku berharap Reihan segera menemukanku lalu membawaku keluar dari sini. Sayangnya ketenanganku terusik oleh pria asing yang tiba-tiba saja duduk di sebelahku dengan tatapan brengsek.
“Kau sendirian saja?” Tanyanya padaku sok akrab.
“Ya.”
“Bagaimana jika kau bergabung denganku dan beberapa temanku di sana.” tunjuknya ke arah segerombolan pria yang menatapku lapar.
“Tidak, terima kasih! Aku sedang menunggu seseorang di sini.”
Aku tak berdaya bahkan untuk sekedar membalas perkataanya. Pria ini terus memperhatikanku seolah menunggu kelengahanku bahkan aku bisa melihat tatapan brengseknya saat menatap setiap inci tubuhku. Kucoba melarikan diri dari tempat itu dengan sisa tenagaku, sayangnya pria brengsek itu langsung menarik pergelanganku dengan kasar hingga aku jatuh ke dalam pelukannya. Aku meronta tapi pria itu malah mengeratkan pelukannya dan membisikkan hal brengsek ditelingaku.
“Hei ayolah. Berhentilah jual mahal aku akan memuask-Akh!”
Aku melongo saat Reihan menarik kerah belakang kemeja pria itu dan langsung menghempasnya ke lantai hingga pria itu mencicit kesakitan, “Jangan pernah menyentuhnya seujung jari pun!” Katanya dengan lantang disertai tatapan horor.
Lucas menatapku bergantian dengan pria di hadapanku, kami masih setia menunggu jawaban darinya.“Karena…” Adrian tak begitu yakin dengan apa yang ingin dia katakan, “Luci berkencan dengan pria di sebelahmu makannya aku marah!” sayangnya itu adalah jawaban yang salah, bahkan anak kecil masih lebih baik dalam berbohong ketimbang dirinya. Lagipula untuk apa aku berkencan dengan Luci? pemikirannya sangat konyol.Lucas menarik nafas keras dan itu terdengar dramatis menurutku. Dia langsung menjatuhkan benda yang sedari tadi di genggamnya lalu menatapku seksama, “kau berkencan dengan Luci?!”“Tidak.” ku bantah pertanyaanya tadi dan Lucas pun langsung melihat kembali kearah Adrian.“Kau pembohong!”
_Alex_Aku berdiri di balkon menatap pemandangan hutan di sekitarku sambil menghirup udara segar selagi menunggu mangsaku. Kedatangan anjing kampung itu sepertinya lambat, seharusnya dia sudah disini sejak tadi.Anjing kampung sialan itu mengambil cincin yang telah ku kerjakan bertahun-tahun begitu saja, dia bahkan memastikan sihir didalamnya dan seenak jidat menggali informasi tentangku.Ketika mereka berdua hidup bersama banyak sihir yang terbuang sia-sia untuk menyegel ingatan Luci secara paksa. Anjing kampung itu terlalu lancang menurutku, aku bahkan tak bisa mengatakan apapun pada Luci tentang hal ini atau pun mengambilnya kembali.Sekarang cincin itu benar-benar ‘hilang’ jika sesuatu terjadi lagi pada Luci….aku tak tau apa yang akan terjadi akiba
Aku yakin Bryan pasti akan memberikanku kabar bagus.Dia pasti mendapatkannya kali ini.Aku yakin.====================================================================Nihil.Tak ada informasi apapun.Apa ini semua lelucon?Sama seperti Luci informasi yang ku dapatkan tentangnya hanya informasi dasar saja. Tak ada informasi khusus selain dia adalah seorang dokter.Tidak ada informasi lain yang berguna.Apa ini omong-kosong lainnya?Ku ambil handphoneku dan menghubungi Bryan sesampainya di kamarku.
_Adrian_Luci pulang saat aku sibuk bertelepon dengan klien. Dia berhenti sejenak kemudian dan langsung duduk di sofa tepat di sampingku.Aku tersenyum padanya dan dia pun membalasnya dengan lambaian. Dia sepertinya sedikit bermasalah.Ku selesaikan panggilanku dan berjalan ke arahnya, “ Apa ada yang ingin kau tanyakan padaku? Kau terlihat sangat gusar sejak tadi.”“Ah! Ya… Aku kehilangan cincinku. Kau pernah melihatnya?”Aku tahu itu. cincin itu sengaja ku sembunyikan karena sihir yang ada di dalamnya. Sihir yang dapat menarik ingatan seseorang dalam sekejab.Ku gelengkan kepalaku, “tidak. Apakah itu sangat penting?”
Aneh…Aku merasa hampa saat melihat jari manisku yang kini kosong tanpa adanya benda bulat yang biasanya bertengger di sana.Apa karena aku telah memakainya bertahun-tahun ya? sensasi ini sangat menyebalkan.“ Kau baik-baik saja? wajahmu terlihat pucat.” Tanya Reihan.“ Apa kau melihatku mengenakan cincin saat masuk kelas tadi? ” Aku terus bertanya padanya sambil menatap tempat dimana cincin itu seharusnya berada.“ Tidak.” Jawabnya singkat, “ apakah cincin itu sangat penting bagimu? Kau terlihat sangat khawatir?”“ Entahlah.” Jawabku tak berani menatapnya, “ Aku harus menemukannya bagaimanapun caranya.&rdquo
_Luciana_ Aku terbangun di atas tempat tidurku. Sebuah selimut di letakkan dengan hati-hati di atas tubuhku, jendela di sampingku masih tertutup tirai yang menghalangi sinar matahari merangsek masuk. Semuanya terlihat normal kecuali fakta bahwa aku sangat melupakan sesuatu. Sesuatu yang sangat penting. Tapi apa?! Ada perasaan aneh yang mengganjal di dalam diriku. Sesuatu yang sangat menganjal! Ku coba mengingat apa yang terjadi semalam. Aku mengingat semuanya dengan jelas sampai bagian ketika aku dan Alice mencapai hutan dan menemukan Adrian di sana. Semuanya nampak kabur. Ku coba memaksakan diri untuk mengingat semuanya, memori itu perlahan muncul dalam pikiranku namun sampai di bagian di mana aku menga
“Apa kau tidak membenciku sama sekali?”Aku menghentikan aktivitasku setelah mendengar pertanyaanya.=====================================================================“Mengapa aku harus membencimu?” Ku seka linangan air mata yang mengalir di pipinya, entah mengapa ada sebuah kepuasan untukku saat melakukannya. Akhirnya penantianku akan usai.“Kau pasti kecewa padaku setelah semua ini.” Luci terdiam sesaat, “aku memang gadis egois yang mementingkan diriku sendiri hingga akhirnya menyakitimu namun aku tak ingin kau membenciku.”“Mengapa kau tak ingin aku membencimu?”“Karena aku menyukaimu.” Dia akhirnya men
_Adrian_ Dengan sisa kekuatanku ku seret diriku ke sebuah pohon Oak besar di tengah hutan. Nafasku memburu dan tubuhku terasa mati rasa karena menghabiskan semua sisa kekuatanku untuk sampai di sini. Pohon tua ini bukanlah pohon sembarangan. Bisa dikatakan dia adalah sang raja pohon di sini. Di hutan besar seperti ini biasanya dipimpin oleh roh pohon yang disebut dryad. Dialah yang menjaga hutan dan juga sebagai penghubung ke dunia sihir. Dryad mempunyai jangka waktu hidup yang sangat lama, sekitar 900 lebih. Semakin tua dryad semakin banyak cabang yang tersebar ke segala arah dengan kulit kayunya yang tebal. Aku berjalan perlahan dan berhenti sejenak ketika dryad mulai mengidentifikasi diriku. Saat dryad mengidentifikasi bahwa aku bukanlah manusia dan juga memiliki luka mereka akan mulai memulihkanku dengan kekuatannya.
Aku telah kehilangan kepercayaan…Memikirkannya membuat hatiku sakit dan air mataku semakin mengalir di pipiku. Aku sudah mencoba menahannya, pertahananku runtuh.=====================================================================“Luci!” Adrian menatapku khawatir. “Kau kenapa? apa ada yang sakit?” tanyanya. "Kenapa? kenapa kau sebaik itu padaku? Kenapa sangat peduli padaku setelah semua perlakuanku padamu?" aku akan menggendongmu. "Kita harus kerumah sakit sekarang juga.” katanya setelah melihat luka-luka yang ada di tubuhku, “Maaf karena membuatmu terluka seperti ini.”“Apa kau tidak membenciku sama sekali?”Adrian menghentikan aktivitasnya kemudian menatapku da
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen