Home / Urban / Tukang Bakso Jadi Miliarder / 72-Bayangan Ashikaga

Share

72-Bayangan Ashikaga

last update Huling Na-update: 2025-04-07 08:22:12

Kabut pagi menyelimuti hutan Kalimantan seperti selimut bisu yang menyembunyikan rahasia dunia. Udara terasa lembab dan sunyi, hanya suara gemerisik daun dan sesekali cicitan burung terdengar samar.

Di tengah rimba belantara itu, berdirilah seorang pria tua dengan mata setajam pedang, mengenakan pakaian lusuh dari kain kasar, namun aura yang memancar darinya tak bisa disangkal: ini bukan pria biasa.

Namanya Mr. Storu, nama yang terdengar aneh bagi lidah lokal, namun mengandung sejarah panjang yang terpendam. Dahulu kala, ia adalah ninja elit dari Dinasti Aman Keshogunan Ashikaga, dilatih untuk menjadi senjata hidup.

Namun, saat negeri itu dipenuhi perang saudara, tipu daya, dan kebrutalan yang dibungkus kehormatan, Mr. Satoru memilih jalan lain.

Ia melarikan diri ke Nusantara, menemukan kedamaian di Kalimantan, jauh dari darah dan bayang-bayang masa lalu. Di sinilah ia bertapa, menyatu dengan alam, hingga tubuhnya nyaris tidak menua. Tak ada yang tahu berapa usianya. Mungkin ratusan t
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   Bab 117- Suara yang Mengguncang

    Hujan tidak pernah terasa seasing ini.Di langit muram yang menggantung rendah di atas kota pusat penelitian Arix, petir menyambar seperti peringatan ilahi, sementara air membasahi bulu emas pucat di tubuh seekor makhluk yang berdiri dengan tatapan sendu namun teguh.NaraAnak ayam mutan, generasi ke-7 dari program rekayasa biologis Arix, kini berdiri di ambang keputusan yang bisa mengubah dunia. Ia bukan ayam biasa. Vokalnya, yang dihasilkan dari penyilangan genetik dan integrasi mikroresonator di pita suaranya, mampu berinteraksi langsung dengan sistem digital. Ia tidak hanya bisa membuka jaringan terkunci. Ia bisa menjungkirbalikkan sistem keamanan global.Dan ia tahu... dunia belum siap."Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, Nara?" suara parau menyapa dari balik bayang bangunan roboh. Suara itu milik Revan, seekor gagak modifikasi yang dulu menjadi mentor dan pengawasnya di bawah Proyek Arix.Nara menoleh pelan. Matanya yang bersinar biru menyala dalam kegelapan. "Kau

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   116-Di Antara Kegelapan dan Pengkhianatan

    Malam itu, langit Kota Nova gelap tanpa bintang. Hujan gerimis turun pelan-pelan, seolah menangisi keputusan yang diumumkan dunia hari itu.PBB mengeluarkan mandat global:"Semua makhluk bio-mutan harus dikendalikan atau dieliminasi. Risiko terhadap kestabilan internasional tidak lagi dapat ditoleransi. Tidak akan ada pengecualian."Satu nama muncul di peringkat tertinggi daftar ancaman global: CLARIA.Di ruang bawah tanah markas rahasia Ghenadie, lampu-lampu neon berkelip temaram. Di antara deretan layar holografik dan server berdengung, suasana mencekam. "Mereka menempatkan Claria sebagai ancaman level tinggi... setara senjata nuklir," ujar Dinda, matanya masih terpaku pada layar. Ghenadie berdiri kaku. "Padahal Claria satu-satunya yang masih... sadar. Yang masih punya rasa. Mereka tak tahu apa-apa." Dinda menoleh, suaranya gemetar, "Mereka akan memburunya, Ghen. Bukan hanya itu. Mereka akan mengirim pemburu—satuan elit. Sudah ada tim dari Amerika dan Uni Eropa yang mend

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   115-Sanctuary Gallius-Persekutuan yang Terluka

    Angin senja berhembus lembut di atas bukit-bukit hijau Sanctuary Gallius. Burung-burung berkicau rendah, dan suara air mengalir dari sungai jernih di lembah seolah menyanyikan lagu kedamaian.Di sinilah ayam-ayam mutan muda—makhluk hasil eksperimen genetika yang gagal namun justru menemukan harmoni dalam keberadaan mereka—menjalani kehidupan damai, jauh dari hiruk-pikuk dunia manusia.Namun, kedamaian itu mulai retak.Malam itu, cahaya bintang tertutup oleh awan pekat. Di balik bayangan reruntuhan menara observatorium tua, dua sosok berkamuflase menyelinap perlahan, menyatu dengan semak dan dedaunan."Alpha, posisi aman. Tidak terdeteksi," bisik agen Jepang, Haruto, melalui komunikasi internal."Konfirmasi. Koordinat zona 3. Target: Area Reproduksi dan Komando Ayam Mutan," jawab agen Mossad, Arkix, dari sisi lain hutan.Di belakang mereka, dua tim elit—campuran pasukan intelijen Jepang dan Israel—bergerak cepat, menyusuri jalur hutan lebat menuju jantung Sanctuary Gallius.Namun apa y

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   114-Kode yang Tak Terpecahkan

    Langit di atas markas Gallius menggulung awan kelabu, seolah memantulkan gejolak yang sedang terjadi di dalam ruang penelitian bawah tanah Lapisan-4. Haruto duduk membungkuk di depan layar holografik, matanya menatap intens pada deretan angka dan algoritma yang tak berhenti bergulir.Sudah dua belas jam ia mengutak-atik kode jurnal Arix yang disimpan dalam format cryo-sekuens. Tak ada yang menyangka bahwa di balik catatan eksperimen psionik Arix, tersimpan sebuah cetak biru rahasia—sebuah algoritma empati buatan. Haruto menyebutnya Hati Biologis.Suara pintu otomatis berdesis, dan langkah cepat Dinda memasuki ruangan.“Kau belum tidur?” tanyanya, alisnya terangkat. “Lagi-lagi kau mencoba hidup sebagai program, bukan manusia.”Haruto tidak menoleh. “Aku sudah hampir memecahkannya. Hanya tinggal satu lapisan enkripsi terakhir.”“Enkripsi psionik?” Dinda menghampiri, melirik data yang berpendar. “Apa ini...?”Haruto mengangguk. “Blueprint untuk sesuatu yang Arix sebut sebagai Empatheia C

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   113-Perang Data Amerika vs Rusia

    Mongolia, 03.42 GMT+8 — Dua Hari Setelah Interkoneksi PsionikLangit malam Mongolia masih berselimut salju lembut. Claria berdiri sendiri di tepi bukit, menatap jauh ke arah piramida digital yang kini tidak lagi berpendar biru seperti sebelumnya. Ia menyentuh alat pemindai di pergelangan tangannya.“Jaringan bio-sinaptik stabil,” bisiknya sendiri.Langkah kaki terdengar dari belakang. Ghenadie datang, jaket bulu panjangnya menyapu salju.“Dia belum pernah sehening ini,” katanya, menatap piramida dari kejauhan.Claria mengangguk. “Setelah koneksi psionik itu, sepertinya Nakam lebih memilih diam.”Ghenadie menatapnya. “Kau yakin dia tak akan kembali?”Claria tidak langsung menjawab. Angin dingin meniup helaian rambut hitamnya.“Dia mungkin kembali,” ujarnya akhirnya. “Tapi bukan untuk menyerang. Untuk... berbicara.”Ghenadie menarik napas panjang. “Kalau benar begitu, dunia harus siap.”Markas Koalisi Siber Internasional, Lapisan-4, Pusat Komando DataHaruto mengetik cepat di konsol hol

  • Tukang Bakso Jadi Miliarder   112-Menembus Server Hitam

    Dinda dan Claria duduk berdampingan di ruang bawah tanah yang gelap, hanya diterangi layar hologram biru yang berpendar lembut. Di depan mereka, struktur enkripsi hitam dari server DeepGene, milik cabang riset rahasia Cina, berdenyut perlahan seolah bernapas.“Aku tak percaya kita benar-benar masuk ke sini,” bisik Dinda, keringat menetes dari pelipisnya.“Kita belum masuk,” sahut Claria tenang, jemarinya menari di atas papan sentuh virtual. “Kita baru membuka pintunya.”Dinda menelan ludah. “Kalau kita ketahuan...”“Kita jadi eksperimen berikutnya,” Claria menyelesaikan kalimatnya dengan datar.Sebuah simbol asing berkedip di layar: 知-无-极.Dinda memicingkan mata. “Itu bukan Mandarin biasa...”“Bukan. Itu sandi kuno. Enkripsi kuantum dari proyek ‘Ji-Wu’. Proyek rahasia yang kabarnya sudah ditutup. Tapi lihat ini.” Claria memperbesar fragmen kode. “Ada log aktivitas terbaru. Sangat baru.”Nama ‘Arix’ muncul.Dinda membatu. “Dia... masih aktif?”“Lebih buruk. Dia pernah berkomunikasi deng

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status