Kehidupan Annabeth dan kedua putranya dalam kastil Vladimir terasa seperti neraka.
Tiada hari tanpa siksaan.
Annabeth yang kembali menjadi jalang murahan dijajakan pada pemimpin pack lain.
Dan kedua putranya di didik keras dengan penuh siksaan baik fisik maupun batin.
Mereka yang semula anak kecil yang polos tak berdosa, berubah 180° menjadi pembunuh haus darah.
Arthur membangkitkan darah vampir pembunuh yang menguasai raga dari tiga darah yang mengalir dalam tubuh mereka.
Mental kedua bocah kecil itu dipermainkan.
Rasa takut terus menghantui setiap detik masa kecil mereka.
Namun rasa takut mereka akan kalah dari rasa sakit yang menyerang bertubi-tubi pada tubuh kecilnya.
Pukulan keras batang timah yang ditempa kerap meninggal
'BLUEMOON PACK'Rangkaian tulisan yang keluar dari portal pelindung perkamen speranta nampak jelas.Beberapa penjaga perbatasan tengah mondar-mandir memeriksa keadaan sekitar.Verdinant, Vernon, beserta Annabeth Sang ibu, mengulas senyum bahagia. Setelah perjalanan panjang dan perjuangan melarikan diri dari kastil Vladimir akhirnya berbuah manis.Mereka bertiga berjalan menuju portal perbatasan, penjaga yang melihat mereka segera menghampirinya, dan menyuruh mereka untuk berhenti ditempat.Kedua obsidian elang milik penjaga menatap tajam, menilai tiga makhluk didepannya. Dua anak kembar terlihat normal, dengan pakaian compang-camping penuh luka serta bekas darah. Yang ia curigai adalah Annabeth, karena ia memakai jubah hitam panja
Siapapun yang hidup tidak boleh memasuki alam baka. Kau harus mati, Alexi! Kau melanggar peraturan alam semesta! Kau melanggar ketentuanku! Kau harus mati! "TIDAK! BERHENTI BERBICARA DALAM PIKIRANKU! PERGILAH!" jerit Alexi kesakitan. Awan hitam disekelilingnya seakan mengunci tubuh Alexi erat, cekikan anubis pada lehernya semakin kuat, napasnya tak beraturan, ditambah luka cakaran menganga bekas bertarung dengan Griffin peliharaan Dewi Bulan belum beregenerasi sepenuhnya, memperparah keadaan Alexi saat ini. "Yang hidup tidak diizinkan masuk alam baka, sesuai ketentuan alam, kau harus mati, Alexi." ucap Anubis, tangannya seketika mencekik Alexi kuat, ia ingin berbicara pun rasanya sangat sulit, lehernya terasa seperti akan putus kapan saja. "Le-le-pas!"
Jika seseorang akan merasakan pusing atau ingin muntah karena diombang-ambingkan oleh arus pusaran air di segitiga bermuda, berbeda dengan Gerald.Dalam pusaran air Gerald berteriak riang, layaknya bocah yang pertama kali bermain wahana seluncur raksasa.Bodoh? Memang!Terlalu banyak masalah yang dihadapi membuat dirinya yang biasanya mengedepankan rasionalitas dan kecerdasan tinggi seketika bodoh mengalahkan rakyat +62."WOOHOO! IT'S SO FUN!"Tak lama kemudian tak jauh dari posisi Gerald sebuah pintu portal putih mulai terbuka perlahan, tubuh Gerald didorong semakin kuat oleh tentakel agar keluar dari portal dengan cepat."WOY KRAKEN ASU! JANCOK ANCEN KOWE!" bentak Gerald kesal. (Woy! Kraken, anjing! Sialan kamu memang!Setelah ucapan itu tubuh Gerald keluar dari portal dengan cepat dan terjerembab diat
Luka sayatan dari pisau ukiran aigis pada pergelangan Evelyn tiba-tiba terasa terbakar hebat, tonjolan-tonjolan kecil saling menggeliat layaknya ulat kecil yang seakan berusaha keluar.Evelyn menjerit kepanasan, berkali-kali ia menggaruk pergelangan tangannya berusaha menghilangkan rasa sakit, namun, bukannya menghilang, malah meninggalkan luka berdarah-darah yang mengerikan.Dari luka tersebut keluarlah ular-ular kecil yang menggeliat keluar, Evelyn semakin berteriak, ia hampir putus asa, ia semakin depresi.Tiba-tiba saja, Vernon berada disampingnya dan meredakan luka tersebut dengan mantra penyembuh, tak lama setelah itu tubuh Evelyn lemas, jatuh diatas permukaan lantai batu, napasnya tak beraturan, wajahnya pucat pasi, ia bahkan mengigau nama Gerald dan Vince berkali-kali."Tenanglah Nona, tenanglah, kau baik-baik saja, jika kau semakin depresi luka itu akan kembali menyerangmu," ujar Vernon m
Alexi selalu berkata pada dirinya sendiri, ia tak membutuhkan siapapun, ia bisa mengurus dirinya sendiri, dan dia tidak butuh seorang mate.Namun segala ucapan itu seakan sirna dalam sekejap, entah dimana posisinya sekarang, ia berada di hutan anta berantah, dengan kekuatan magis yang mengelilinginya.Ia berusaha keluar dari hutan tersebut, namun nihil, ia seperti berputar pada tempat yang sama dan seakan dibisiki sesuatu agar ia berjalan di jalan yang salah, entah kenapa, bisikan tersebut seakan terus membuatnya patuh.Alexi memanggil-manggil nama Gerald, Evelyn, dan sang Ibu, tapi tak terjadi apapun, seakan ia hanya sendirian di hutan ini, bahkan hewan sekecil serangga pun tak tampak sama sekali.Hanya pohon, pohon, dan pohon yang dilihatnya.
Kedatangan Gerald yang secara mendadak membuat Raizel dan Vince kelabakan, canggung, dan merasa bersalah. Gerald yang masih belum menyadari situasi segera membawa Evelyn kedalam ruangan healer."Raizel, cepat tangani Evelyn! Ia terluka parah!" ucap Gerald panik, Raizel pun segera melakukan tindakan medis dengan pengobatan alami.Luka berdarah pada pergelangan Evelyn mulai memudar, ular-ular kecil yang bersarang dibalik kulit Evelyn perlahan keluar hingga habis tak bersisa.Tak lupa Raizel juga mengobati luka Evelyn yang menghiasi sekujur tubuhnya, kala keadaan Evelyn mulai membaik, Gerald menghembuskan napas lega, namun ia masih was-was akan peperangan yang akan terjadi, karena besok adalah gerhana matahari.Pelipis Raizel dan Vince penuh dengan peluh, tegang, sekaligus takut
Mellisa, Gerald, Raizel, dan Vince segera keluar dari mansion, lima ribu pasukan yang terdiri Werewolf dan para makhluk mitologi telah berkumpul membentuk sebuah pasukan bahtera perang.Vince merasa mereka belum cukup, mengingat Kembar tiga darah itu memiliki perkamen speranta dan hati batu."Ini belum cukup, aku akan memanggil para pasukan demon!" ucap Vince, namun Gerald menolak mentah-mentah."Tidak perlu! Kau tidak diperlukan disini!""Gerald! Sekarang kita akan menghadapi perang! Kesampingkan egomu! Kita butuh lebih banyak pasukan!" ucap Mellisa, Gerald berdecih, Vince yang mendapat persetujuan segera memanggil ribuan pasukan para roh manusia yang telah mati dari dasar neraka, dan ribuan makhluk mitologi seperti Incubus dan Harpi.
Disisi lain Evelyn dengan sayap besarnya menerobos kabut putih yang entah kenapa tiba-tiba muncul, bukan sembarang kabut, karena baru beberapa meter ia memasuki kabut tubuhnya beberapa kali tersayat dan terhantam oleh sesuatu yang tak kasat mata.Evelyn berusaha menajamkan penglihatannya, namun makhluk yang menyerang Evelyn bergerak sangat cepat dan gerakannya tidak terbaca layaknya hantu."ARRGHHH!" jerit Evelyn keras, demi apapun makhluk ini menggigit lengannya hingga terkoyak dan meninggalkan bekas lubang besar layaknya kanibal.Darah neraka mulai meleleh deras bagai lava, kemudian beregenerasi kembali pada awal semula.Ia tak tau pasti makhluk apa yang menyerangnya, untuk sekarang ia harus cepat keluar dari kabut ini.Namun beberapa meter Evelyn terbang lebih jauh, serangan yang didapatnya semakin kuat dan bertubi-tubi tanpa jeda, tubuhnya terasa sakit, tapi ia tak dapat melihat musuhn