Lahat ng Kabanata ng Si Karismatik Charlie Wade: Kabanata 6751 - Kabanata 6760

Sambil berhenti sejenak, Hugo melanjutkan, "Sekarang, mari kita bandingkan Planet Bumi dengan stadion yang dapat menampung 50.000 orang. Jika kita mengambil satu foto yang berisi semua orang, wajah-wajahnya hanya akan berupa titik-titik piksel—kita tidak akan mengidentifikasi apa pun, apalagi menemukan seseorang yang kita inginkan.”"Tetapi jika kita memasang kamera di tengah stadion dan membaginya menjadi, katakanlah, sepuluh zona, dan mengambil foto dari setiap zona sebelum menggabungkannya menjadi satu gambar besar, piksel-pikselnya tentu saja sepuluh kali lebih presisi. Namun, tetap saja, menemukan seseorang tetap mustahil karena terlalu banyak wajah yang harus disortir—semuanya akan terlihat seperti satu gumpalan besar.”"Sekarang, jika kita membagi 50.000 orang dengan mengambil foto setiap 100 orang lalu menggabungkan setiap seratus foto menjadi satu, pikselnya tentu akan jauh lebih presisi, dan kita kurang lebih bisa menebak jenis kelamin setiap orang, tetapi itu juga berarti

Hugo mengangguk, "Ya, secara teori—karena Bumi itu bulat, sudut satelit terbaik adalah dari bidikan vertikal. Tapi itu juga berarti setiap satelit memiliki jangkauan terbatas, dan Anda membutuhkan satelit yang cukup untuk menjangkau seluruh dunia.”"Ini seperti mencoba membungkus dunia dalam bola benang untuk menutupi setiap inci dunia, dengan satu satelit melewati orbit setiap beberapa puluh detik. Tentu saja, orbit akan meluas jika Anda tidak memiliki cukup satelit."Charlie kemudian bertanya, "Kalau begitu, berapa banyak satelit yang kita butuhkan untuk mencakup satu tempat dalam sehari?""Dua hingga lima kali lipat dengan kematangan teknologi," jawab Hugo. "Sebagian besar perusahaan sipil di Amerika Serikat memiliki kapasitas itu, dan beberapa yang terbaik dapat menjangkau area target hingga delapan kali sehari. Artinya, satelit dapat mengorbit area tersebut setiap tiga jam per hari jika diperlukan.""Berapa nilai perusahaan seperti itu? Apakah bisa dibeli?" tanya Charlie.Hug

Julien merasa jengkel, tetapi dia tak bisa membantah. "Baik, Ayah. Aku akan menuruti perintahmu."Tepat pada saat ini, Nyonya Eliza dan Helena yang berpakaian elegan masuk.Julien dan Harrison berhenti bicara dan berdiri ketika Helena berjalan ke arah mereka dengan anggun sambil tersenyum tipis, "Tidak apa-apa. Silakan duduk."Saat kedua pria itu duduk, Harrison tak kuasa menahan diri untuk bertanya, "Yang Mulia, bolehkah saya bertanya apakah ada yang bisa saya bantu, mengingat serah-terima sudah selesai? Silakan, Anda bisa meminta apa saja. Setelah semuanya selesai, saya akan mampir ke New York sebelum kembali untuk membahas investasi masa depan kita."Sementara Harrison menghindari subjek yang paling penting, Helena secara alami membaca yang tersirat—yang Harrison inginkan hanyalah agar Helena memenuhi janjinya sesegera mungkin sehingga dia dapat segera kembali ke New York.Sambil tersenyum, Helena berkata, "Baiklah, tidak ada yang perlu Anda perhatikan saat ini. Anda harus kemb

Saat itulah Charlie menunjukkan wajah serius dan berkata pada Helena, "Kamu harus sigap, jangan ragu-ragu di setiap kesempatan. Lakukan saja apa yang kukatakan tanpa ragu."Jantung Helena berdebar kencang ketika dia teringat saat Charlie kehilangan kesadaran saat dia berbaring telanjang di sampingnya.Itu karena dia tidak bertekad pada saat itu sehingga tidak terjadi apa-apa pada akhirnya.Penyesalan membuncah di benaknya, meninggalkannya dengan emosi campur aduk saat dia mendesah dalam hati, dan dia berpikir dalam hati, seandainya dia lebih bertekad, seperti yang dikatakan Charlie .…Tetap saja, dia terus menunduk menatap pil yang dipegangnya sebelum dia menyadarinya.Ketika dia mendongak lagi, ekspresi dan nadanya tegas. "Jangan khawatir, Tuan Wade. Aku tidak akan pernah ragu lagi dan bertekad untuk menyelesaikan semuanya sampai akhir."Charlie tidak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Helena, dan dia mengangguk dengan senyum puas. "Kamu seorang ratu yang berdiri di atas jutaan

Pil itu beratnya tak lebih dari beberapa gram, dan bahkan lebih ringan setelah dipotong menjadi dua. Sampai-sampai, potongan Helena begitu dekat dengan bagian tengah sehingga membuatnya semakin sulit diukur, apalagi untuk menentukan apakah pil itu lebih ringan, dibutuhkan timbangan presisi.Harrison menimbang kedua bagian pil itu di telapak tangannya cukup lama, tetapi dia tidak merasakan perbedaan apa pun.Perasaannya dipenuhi penyesalan, dia mendesah keras, "Jika saya tahu ini akan terjadi, saya akan membawa timbangan saku saja .…"Helena tersenyum. "Tidak ada alasan untuk terlalu cerewet, Tuan Rothschild. Kedua bagiannya hampir sama."Harrison mengangguk, lalu berkata, "Saya setuju, tapi kalau pil ini 10 gram, berarti setiap gramnya bernilai 5 miliar dolar. Ini mungkin benda termahal yang pernah ada, jadi meskipun beratnya 0,1 gram, harganya tetap 500 juta dolar ....""Itu benar," Helena tersenyum dan mengangguk. "Tapi, meskipun bijaksana untuk bersikap kalkulatif, ada kalanya