Semua Bab Devil (Indonesia): Bab 41 - Bab 50
146 Bab
41. See You In Two Hours!
Dengan nafas cepat aku akhirnya bisa duduk di samping LIdya di kelas Xander. Pria itu belum sampai, entah apa yang ia lakukan di ruangannya, mungkinkah ia membersihkan ruangannya terlabih dahulu. Karena siapapun yang memasuki ruangan itu pasti akan mengira mejanya habis terkena angin tornado. “Kau kenapa Nadja? Kenapa rambutmu basah? Kurasa kau disuruh membersihkan ruangan Xander…sejak kapan meja kerjanya berpindah ke kamar mandi?”Tanya LIdya denga nada menginterogasi, matanya menatap nakal ke arahku. “Kau pasti habis berbuat yang tidak-tidak ya?” “Sush…ini di kampus!” Ucapku cepat tak meladeni pandangan mata menyelidiknya. “Oh…Nadja, sepertinya kisah pertemuan pertamaku dengan Balthier menginspirasimu ya…bagaimana? Kau melakukannya di mobil atau di kamar mandi? Lalu sensasinya luar biasakan?” “Sush…diamlah!&rdqu
Baca selengkapnya
42. Give Me A Kiss
Dua puluh menit aku menunggu di dalam ruangan Xander, ada suara ketukan dari luar. Aku membukanya menampilka seorang pengantar makanan. Makanan yang dipesan oleh Xander beberapa saat yang lalu.Aku mengucapkan terima kasih dan membawa beberapa porsi makanan lezat itu ke atas meja kerja Xander. Aku membuka ada tiga bungkusan dengan menu berbeda. Satu bungku berisi mie berwarna cokelat dengan potongan daging, dibungkusan lainnya ada nasi dan chicken curry, satu bungkus lagi berisi kwetiaw basah dengan potonngan sayuran.Aku membuka dan menjejerkan ketiga makanan menggugah slera itu. Aku memulai chicken curry dan menghabiskannya hanya dalam waktu sepuluh menit, aku mengambil kwetiaw basah dan hanya dalam sepuluh menit berikutnya sudah habis…perutku sudah tersenyum bahagia, masih ada mie cokelat dengan daging yang menggugah sleera. Aku menutupnya…aku akan memakannya nanti saat Xander selesai mengajar. Aku meminum se
Baca selengkapnya
43. Nadja One, Xander Zero
Aku berjinjit dan mencium Xander dalam. Ia memperdalam ciumannya.“I miss you so bad.”“Kau baru berpisah dariku dua jam!”Ia tertawa…”Still…setiap detik aku tak bersamamu…adalah siksaan.”“Aku masih menyisakan makanan untuk kita makan berdua.” Ucapku.“Bolehkah aku memilih makanan yang lainnya?” Ucaonya menempelkan hidungnya denganku.“Maksudmu…?” Aku pura-pura tak paham, walaupun aku sudah tau maksudnya kemana.“Kau tau persis maksudku apa…”“Wait…di rumah saja!”Bisikku malu. “Ayo makan!” AKu menggandeng tangannya dan mengajaknya duduk, aku duduk di pangkuannya dan membuka bungkusan yang masih berisi makanan.Kami makan bersama, dan hanya waktu singkat sem
Baca selengkapnya
44. No Touching
Hampir satu minggu aku selalu menggunakan lingerie yang dibelikan oleh Xander, sepertinya pria itu menyesali keputusannya…pertama keputusan membelikanku pakaian seksi ini…dan kedua karena perjanjian no touching kami. Seandainya saja ia mau mengajarkanku, yang mungkin akan hanya menghabiskan waktunya satu jam…semua pasti akan happy endig. Seakrang hhampir setiap malam, Xander selalu mandi air dingin sebelum mau tidur, kami tidur di ranjang yang sama, otomatis…ia akan selalu melihatku memakai pakaian kekurangan bahan ini. Bahkan ada beberapa kali aku memergokinya tak tidur semalaman, karena di pagi harinya matanya seperti sangat lelah, dan memandang nyalang ke arahku. Aku hanya tertawa puas dalam hati.Lidya sesuai janjinya mengajarkanku mengenai materi yang tak aku mengerti….dan aku sekarang siap untuk mengikuti quiz, aku sudah paham semua misteri materi terakhir mata kuliah Xander.Aku pergi ke dalam kamar mandi
Baca selengkapnya
45. Si Penyebar Gosip
Saat ini aku duduk di kelas Xander, paginya aku bersenang-senang dengan Lidya di cafeteria, kami memesan makanan. Semua kelas libur, kecuali kelas Xander yang mengadakan quiz. Aku dan Lidya berpesan kudapan bertema daging, Lidya tiba-tiba sangat rindu dengan Balthier dan memesan sebuah pizza daging dengan extra bacon. Akupun tak mengerti korelasi antara Balthier dan daging.“Kenapa kau sumpek begini Lidya?” Tanyaku kepada Lidya yang kulihat hanya memainkan makanannya. Pizza dagingnya sejak tadi hanya digigitnya sekali. Padahal ia sendiri yang memesannya.“Balthier tak memberikan kabar sama sekali. Ia seperti hilang ditelan bumi.” Keluh Lidya dengan bibir mengerucut. Ia tampak tak bersemangat masuk kuliah.“Mungkin saja ia sedang sangat sibuk. Kau bilang ia mengurus urusan demo buruh di sana.” Ucapku berusaha menenangkan.“Ya terakhir kali ia
Baca selengkapnya
46. Mempelajari Anatomi
“I love to kiss you…”“My hands feel cold, tanganku dingin kalau tak menyentuhmu…”Semua bisikanku sepanjang perjalanan pesawat akhirnya membuat pertahanan Nadja runtuh. Nadja membalas bibirku yang sedang mengkslplorasi mulutnya. Lidahku yang hangat menyentuh bibir, mulut, lidah dan lehernya.“Pergi denganku?” Bisikku menggoda.“Pergi ke mana? Kita sudah dalam perjalanan pulang, kita di pesawat jet pribadimu, ingat?”“Ya , justru Nadja sangat ingat kalau ini jet oribadiku. Nadja tahu betul fasilitas apa saja di dalam pesawat ini.”“Lalu apa maskudmu?”“Follow me, ikuti Nadja.”  Nadja melepaskan seatbeltnya, dan Nadja melakukan hal yang  sama. Aku berdiri dan mengulurkan tangan menggandeng tangan Nadja.  Aku berjalan ke belakang kabin. Ada seorang pramugari yang duduk di belakang. Pramugari itu menunduk saat tahu si pemilik pesawat menggandeng seorang
Baca selengkapnya
47. Bathroom... Bed...
“Xander jadi kau mimpi basah?” Tanyaku untuk kesekian kalinya, aku suka menggodanya…wajahnya akan sedikit memerah, kapan lagi ia bertingkah memalukan seperti ini? Kami sedang dalam perjalanan kami menuju apartemen Xander, benar dugaanku. Aku mendapatkan nilai 95 untuk quiz tadi, Xander langsung memeriksanya dan mengumumkan tiga puluh menit berikutnya. Sungguh dosen teladan. Aku memergokinya bergerak dengan gerakan yang aneh, lalu ia menggeram dan mendesah beberapa kali. Aku sudah menemukannya dalam posisi duduk di kursi kerjanya saat aku memasuki ruang kerjanya di kampus. Aku membelalak kaget dan menutup pintu ruang dosen itu rapat-rapat. Aku berjalan dengan berjinjit…aku ingin mendengar apa yang ia desahkan…ada sebuah nama. “Nadja…” “Plane…” “Privat Cabin…” Ia lalu mendesah lagi.&nb
Baca selengkapnya
48. Desert Box
Aku masih menunggu di dalam ruang tamu. Aku mendengar ada suara gesekan benda berat dari pintu depan menuju dapur. Aku benar-benar setengah mati penasaran, semoga ini benar-benar kejutan yang luar biasa. Aku tertawa dalam hati. Ternyata Xander lucu juga, aku harus sering-sering mengerjaimu seperti ini, mungkin bisa ku jadwalkan setiap minggu. Aku menunggu hampir satu jam, sebelum Xander memanggilku."Nadja..." "Nadja ..." Ia masuk ke dalam kamar tamu dan menghampiriku yang masih tidur malam alasan di atas ranjang. "Ada apa?" Jawabku santai. Ia tersenyum dan meraih tanganku, ia memintaku untuk berdiri."Ayo ikut aku!" Ia mengeluarkan sebuah kain kecil yang digunakan sebagai penutup mataku."Hmm...seperti ada harum
Baca selengkapnya
49. Membayangkan Nikmatnya
"Jadi! Bagaimana rencana kita setelahnya?" Tanya Xander yang sejak tadi memandangiku. Aku sedang sibuk memindahkan kue tart ke dalam kulkas, karena aku tidak mungkin menghabiskannya malam ini juga. Aku akan menyimpannya untuk besok.Setelah selesai, aku duduk kembali di kamar dan saat ini aku sedang menghabiskan buah-buahan dan mencelupkannya ke fondue coklat dan keju, secara bergantian. Ini seperti surga! Batinku.Xander berdeham kencang, membuat aku tersadar, kalau ia sedang menunggu jawabanku."Maksudmu apa?" Tanyaku masih dengan mulut penuh dengan makanan. "Janjimu tentang mind blowing sex?""Hmm..itu, aku sebentar lagi mau ujian. Kau kan tahu! Dalam 4 hari lagi, aku akan menghadapi ujian semesterku yang pertama, jadi aku tidak bisa melakukan hal itu dalam waktu dekat. Ya setidaknya sampai ujian
Baca selengkapnya
50. Tubuh Yang Lemas
Kami berjalan melewati jembatan batu menuju tempat kami akan naik taksi air. Sesampainya di hotel, aku langsung meminta jalan-jalan menyusuri kanal yang terkenal di tempat ini, membuat Balze cemberut dan kesal. Xander membeli tiket dan naik ke atas, tetap...walaupun ia kesal ..ia tetap membantuku. Kedua tangan kamu terus bergandengan, Xander memintaku untuk duduk di sampingnya. Kami duduk dan menunggu taksi air untuk berlayar. Langit dan udara Venize hari ini cukup sejuk, walaupun matahari terik menyinari, suhu di sini cukup rendah. Beberapa orang mengambil foto dan berpose untuk membuat sebuah kenangan, pemandangan indah Venezia memang sangat menakjubkan untuk diabadikan di dalam foto. Aku menatap pasangan di depanku yang sedang berfoto dengan iri, betapa enak dan menyenangkan apabila mempunyai kekasih dan berlibur ke tempat yang indah dan romantis seperti ini, Xander ..masih dengan mood buruknya.Xander mendekatkan wajahnya ke telingaku, "kenap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status