All Chapters of PESONA: Chapter 31 - Chapter 40
44 Chapters
P E S O N A -31-
Hari ini adalah hari kelima belas mereka berada di Bogor dan menjadi hari terakhir mereka di Bogor karena proses syuting sudah selesai sejak tadi siang dan semua orang sudah membereskan barang-barang mereka agar besok pagi mereka akan langsung pulang ke Jakarta. Seperti biasanya ada pesta mewah di tempat syuting sebagai perayaan atas selesainya project film mereka dan tinggal menunggu editor menyelesaikan editannya lalu ditentukan jam tayang dan mereka melakukan promosi film. Semua orang begitu senang dan bersiap-siap untuk pesta nanti malam di Villa. Mereka telah menyiapkan gaun dan jas terbaik, perhiasaan dan sepatu terbaik, riasan terbaik, dan lain-lainnya.Para pelayan di Villa pun sedari tadi siang sudah bolak-balik ke sana dan kemari untuk mempersiapkan pesta nanti, tak lupa mereka memasak makanan yang enak serta minuman yang manis dan segar. Bahkan sutradara langsung menyewa tiga bartender bar terkenal di Jakarta secara ekslusif ke Bogor untuk meracik minuma
Read more
P E S O N A -32-
Pesta pun sudah dimulai. Lantai bawah maupun lantai atas sudah ramai dengan para kru film, pemain film, dan lain-lainnya. Mereka terlihat begitu cantik dan tampan dengan gaun mewah dan jas mengkilap. Kebetulan ini adalah pesta topeng sehingga semua orang memakai topeng di pesta ini dan saling berbicara satu sama lain tanpa menyebutkan identitas dirinya agar semua orang bisa bergabung bersama yang lain tanpa canggung karena tak tahu siapa yang sedang diajak bicara.Sutradara dan produser pun mengundang beberapa rekan kerja mereka atau teman mereka, pihak artis pun boleh melakukan itu agar meriahkan suasana pesta, sehingga yang berada di pesta ini tak hanya orang film, tapi dari berbagai kalangan mulai dari pengusaha, investor, direktur, dan lain-lainnya.Tama sedari tadi sudah turun dengan topeng yang menutupi bagian matanya, ia memakai jas abu-abu, kemeja putih, dan celana bahan abu-abu. Rambutnya sudah rapi disisir, dan berusaha membaur dengan yang lain, mencari pasanga
Read more
P E S O N A -33-
"Bagi kalian semua yang sudah menemukan pasangan dansa, silahkan naik ke panggung dan tunjukkan kemampuan dansa kalian di depan semuanya!""Woah!"Semua orang begitu antusias hingga berteriak riang menyambut ucapan sang pembaca acara. Sudah banyak yang naik ke panggung dan berdansa di sana, Nandini menatap mata pria asing ini yang juga sedang menatap ke arahnya. Sepertinya pemikirannya dan pria ini sama karena saat ia mengangguk, pria itu juga mengangguk.Mereka pun naik ke atas panggung dan mulai berdansa mengikuti irama lagu yang masih lambat dan akan berubah menjadi sangat cepat nantinya untuk menyeleksi kemampuan dansa para tamu. Jika ada yang berhenti dansa atau terjatuh maka harus turun dari panggung dan dianggap sudah kalah.Nandini dan pria asing ini terus saja berdansa, terkadang mereka berpelukan, berbalik badan lalu merentangkan tangan berdua. Nandini yang memang pernah ikut kelas tari pada saat SMA
Read more
P E S O N A -34-
Pesta masih berlangsung dengan meriah bahkan semakin heboh saat waktunya orang pesta bebas melakukan apapun, sudah ada yang mabuk dengan tiga botol minuman, ada yang bergoyang dengan begitu bersemangat mengikuti irama DJ. Beberapa pun sudah berpindah ke kamar untuk melakukan hubungan badan karena sudah tak dapat menahan nafsu.Sedangkan Tama masih menyendiri duduk di kursi depan meja bar, meneguk wine di gelasnya sambil terus memperhatikan istrinya yang tengah tertawa dan berbicara dengan dokter sialan itu. Entah siapa yang mengundang dokter itu ke sini, bukankah seorang dokter harusnya menjauhi kegiatan maksiat seperti ini namun dokter itu malah menikmati acara ini. Bartender yang sedari tadi menuangkan minuman ke gelasnya pun menjadi khawatir akan kondisi Tama yang sudah tak terkendali, bahkan untuk berdiri tegak saja tak bisa."Tuan, sudah minumnya. Lebih baik kau kembali ke kamarmu, minuman ini sudah membuatmu sangat mabuk.""Tuangkan saja.""Tapi Tuan, k
Read more
P E S O N A -35-
Pagi harinya, Tama bangun dalam kebingungan karena ia merasa ada yang berbeda dengan sikap orang-orang di sekitarnya. Ia memang tidak cukup dekat dengan para pemain film lainnya namun ia tak sampai dijauhi seperti ini, mereka semua bahkan langsung diam saat ia datang, beberapa memutuskan untuk berdiri dan pergi saat ia bergabung untuk bicara.Bahkan empat pekerja pribadinya yang biasanya masih ramah padanya, telihat canggung dan takut untuk menyapa dan bertanya. Dan yang lebih terlihat berbeda adalah Nandini yang biasanya cerewet dan suka cari masalah sekarang menjadi pendiam. Apa semalam ada sesuatu yang terjadi? Ia melupakan apa yang terjadi padanya semalam, namun ia ingat jika ia mabuk berat malam itu karena tak suka melihat kemenangan dan kedekatan Nandini dengan temannya, lalu setelahnya ia lupa, sepertinya ia harus menemukan jawabannya dari satu orang yang ia bisa percaya ucapannya sekarang yaitu Nandini.Ia memperhatikan wanita itu yang sedang berdiri di samping m
Read more
P E S O N A -36-
Seorang wanita cantik dengan celana panjang dan kemeja polos dibalut blazer berjalan masuk ke dalam restoran. Wanita itu adalah Nandini yang akan menemui temannya setelah beberapa bulan tak bertemu, ia pun langsung menghampiri temannya sambil membalas lambaian tangan temannya. Ia sangat senang bisa bertemu dengannya, begitu pun dengan temannya yang langsung bersemangat dan memeluknya saat sudah berada di hadapan temannya."Akhirnya kau datang juga, aku pikir Bu Nandini yang terhormat tak akan datang karena sibuk dengan bisnisnya.""Tak mungkin aku tidak datang saat aku punya kabar baik untukmu dan untukku."Nandini menatap temannya dengan binar kebahagiaan, inilah tujuannya menemui temannya untuk berbagi kabar baik yang baru saja ia dapat tadi pagi. Kabar baik ini tak akan bisa ia dapat tanpa bantuan temannya ini yaitu Laura Xeniata.Tak ada yang tahu jika Nandini dan Laura adalah teman semasa sekolah. Laura memang sudah senior di dunia artis walaupun umurnya
Read more
P E S O N A -37-
Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Saat ini Nandini dan Tama sedang berada di mobil yang sama yang akan membawa mereka ke tempat promosi film baru Tama. Tama pun sedari tadi menggenggam tangan istrinya dengan lembut, hal itu membuat Nandini merasa risih namun tak bisa menolak karena tak mau membuat pria itu curiga."Kau sampai berkeringat, pasti gugup kan? Tenang saja, ada aku di sana yang akan terus menemanimu."Tama bahkan sampai mengambil tisu dan mengusap keringat di kening istrinya dengan tisu saat tahu istrinya berkeringat sedangkan Nandini menjadi diam membatu karena sikap romantis pria ini yang mendebarkan jantungnya."Kau yakin akan melakukan ini?""Yakin.""Kenapa kau sampai mau melakukan ini?""Karena kau yang meminta. Aku ingin memperbaiki kesalahanku di masa lalu."Nandini hanya mengangguk sebagai jawaban lalu memilih memandang ke luar jendela mobil dari pada ia menatap ke arah suaminya yang terus menatap penuh cinta deng
Read more
P E S O N A -38-
Nandini mengambil bunga mawar itu dari tangan Tama, hal itu membuat Tama tersenyum senang karena merasa istrinya mau menerimanya namun semuanya salah. Nandini malah membuang bunga indah itu lalu menginjaknya layaknya sampah, bahkan ia merebut paksa kotak cincin itu dari tangan Tama lalu menginjaknya juga hingga cincin itu rusak.Semua orang yang menyaksikan itu sangat terkejut dan tak menyangka jika Nandini akan menolak pernyataan cinta Tama dengan begitu jahat dan kejam. Para fans bahkan terang-terangan meneriaki tak suka pada Nandini, sedangkan para pemain menatap tajam ke arah Nandini yang telah menolak pria sempurna Tama.Di luar dugaan, Tama yang seharusnya menjadi pihak yang paling marah di sini malah tersenyum namun senyumannya terlihat begitu dipaksakan sehingga terlihat menyedihkan di hadapan semua orang yang jadi iba pada Tama."Kau sudah tahu kan jawabanku?" Nandini bertanya dengan nada dingin dan tatapan datar, ia bahkan memberikan senyum mi
Read more
P E S O N A -39-
Sudah seminggu sejak kejadian dimana Nandini menolak Tama mentah-mentah, sejak saat itu Tama tak terlihat di mana pun, baik di layar kaca maupun di acara apapun, Tama seakan menghilang ditelan bumi sehingga para wartawan tak bisa mendapat berita tentang kejadian yang menggegerkan publik itu.Para wartawan pun tak bisa meminta klarifikasi dari Nandini maupun Laura Xeniata yang merupakan pihak yang terlibat dalam kejadian itu. Nomor kedua wanita itu tak bisa dihubungi, keduanya pun tak pernah keluar dari rumah masing-masing selama seminggu ini, jelas sekali mencoba menjauhi wartawan. Sehingga sampai saat ini belum diketahui titik terang kenapa bisa terjadi hal itu karena tak ada narasumber yang bisa ditanya.Para wartawan hanya berhasil mendapat info dari saksi mata kejadian yang hanya tahu saat kejadian berlangsung, netizen pun hanya bisa menyimpulkan bahwa ada orang ketiga dan lain-lain sesuai keinginan otak mereka tanpa ada bukti nyata. Bahkan akun media sosial Nandini
Read more
P E S O N A -40-
"Sekarang kau makan dulu, baru setelahnya kita akan menemui Tama.""Baiklah."Laura pun langsung mengambil nampan di atas meja dan menyuapi temannya dengan perlahan-lahan. Temannya ini sedang hamil, namun tubuhnya bukan membesar, malah semakin kurus saja, hal itu yang membuat mama Nandini sampai menelepon dirinya agar menemui Nandini, mencoba menghiburnya, dan melupakan masa lalu agar Nandini bisa merasa bahagia dan bersatu dengan Tama.Nandini menerima setiap suapan nasi yang diberikan oleh Laura, ia begitu senang karena sebentar lagi bisa menemui Tama. Ia harus menurut agar temannya mau membawanya pada Tama, namun di samping rasa senang, ada rasa khawatir teramat dalam diri Nandini dengan berbagai pertanyaan yang berada di pikirannya.Setelah makan siang habis, Laura pun meletakkan nampak itu ke meja lagi, lalu berjalan ke arah lemari sahabatnya untuk menyuruh Nandini bersiap-siap karena sekarang kondisi Nandini sangat kacau dengan wajah pucat, mata bengkak
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status